Tuesday, November 5, 2019

Cinta Cenat Cenut

SINOPSIS CINTA CENAT CENUT Season 2 - Episode 3

SINOPSIS CINTA CENAT CENUT 2
EPISODE 3 – GOOD BYE PRINCESS
Mendengar surat yang diberikan Candy kepadanya itu berasal dari Putri, Rafael seketika kembali sedih lagi. Dia terus memegang surat itu dan agak takut untuk membukanya. Namun akhirnya Rafael memberanikan diri membuka surat tersebut dan membacanya. Surat itu menjelaskan bahwa Putri ingin Rafael melupakan dirinya karena Putri sudah tidak mencintai Rafael lagi. Rafael tidak percaya dengan isi surat itu. Rafael kecewa dengan Putri yang semudah itu memintanya untuk melupakan dirinya. Rafael yakin kalau Putri berbohong soal tidak mencintai dirinya lagi. Rafael kesal, kecewa dan tentunya sangat lah sedih dengan sikap Putri yang dinilainya sangat egois. Rafael akhirnya meremas kertas itu dan membuangnya ke kolam renang yang ada dihadapannya. Namun akhirnya Rafael menyesal dan menyelam mencari surat dari Putri yang baru saja ia buang tadi.

“Apa kamu ga perduli dengan perasaan aku, Put? Apa kisah cinta kita ga berarti buat kamu, Put?”

Sementara itu di rumah Morga, Sisca (Femmy Permatasari) menunjukkan barang-barang belanjaannya ke Morgan. Sisca meminta pendapat anak tirinya itu tentang tas mana yang cocok untuk baju yang dikenakannya. Morgan menjawaba tidak kedua-duanya dengan sinis. Sisca pun protes dengan sikap Morgan yang sangat jutek terhadapa dirinya. 

“Lo minta pendapat gue kan? Itu pendapat gue! Lo ga pantes pakai dua tas itu. Karena duit yang lo pakai buat belanja, itu duit nyokap gue!”

 “Gan! Kamu lupa ya siapa saya? Saya adalah istri sah papa kamu. Dan selama kita hidup disini semua yang mencari uang adalah papa kamu. Ya kan? Bukan siapa-siapa. Jadi mama berhak dong memakai uang papa kamu untuk belanja. Memangnya mama kamu selama hidup dia dan seluruh hidup dia hanya duduk di kursi roda aja.” kata Sisca. Mendengar perkataan tersebut Morgan menjadi marah.

“Jangan sekali-sekali ngehina nyokap gue setelah apa yang lo lakuin ke dia. Lo ga pantes pakai duit itu!”

“Kamu masih berpikir saya yang ngebunuh mama kamu? Iya? Pikir dong pakai otak Morgan! Mama kamu itu mati karena kecerobohan dia sendiri! Bukan karena orang lain. Apalagi gara-gara saya! Mana buktinya saya ngebunuh dia? Ga ada kan! Udahlah sayang kamu harus terima dong kematian mama kamu kalau mama kamu udah ga ada. Daripada juga kalau mama kamu masih hidup hanya bisa menyengsarakan semua orang. Ya kan?” Morgan hampir saja memukul Sisca atas ucapannya tadi. Tetapi hal itu berhasil di cegah oleh Danar (Ferry Salim). Morgan berkata kalau Sisca bukan mamanya namun Danar bersikeras kalau Sisca adalah 
mama Morgan.

“Aku udah ga punya mama, dan itu semua karena kalian.” kata Morgan.

Setelah pertengkaran di rumah tadi, Morgan memilih untuk menenangkan diri di makam almarhum mamanya. Tidak lupa Morgan memberikan seikat bunga dan menaruhnya di atas makam mamanya itu. Hime juga berada di pemakaman yang sama. Dia juga melakukan hal yang serupa dengan Morgan di makam seseorang. Melihat Morgan, Hime akhirnya menghampiri dan menyapa Morgan. Hime bertanya makam siapa itu dan Morgan menjawab itu makam mamanya. Hime bertanya tentang sebab mama Morgan meninggal tetapi tak ada jawaban. Hime minta maaf kepada Morgan dan berkata kalau dirinya turut berduka cita.

“Kenapa sih lo suka bohongin gue?” kata Morgan

“Maksud lo? Gue bohongin lo? Kapan?”

“Lo pernah bilang laki-laki yang ngejar lo itu penculik. Tapi ternyata bokap lo sendiri.” mendengar jawaban Morgan, Hime hanya tertawa dan Morgan heran dengan sikap Hime.

“Habis lo lucu sih. Masa mendadak ngajak gue ngobrol pakai bahasa Inggris. Jadi gue kerjain aja sekalian.”

“ Kenapa lo menghindar dari bokap lo?”

Hime agak ragu menjawabnya, “Eng.. habis gue kesel sama bokap gue. Masa gue udah gede ini masih dianggap anak kecil.”

“Terus ngapain lo disini? Oh ya. Gue pernah liat lo bawa bunga dan naruh dia atas makam.”

“Emmm itu sih gue iseng aja naruh-naruh bunga di makam orang. Lagian disini tuh tenang banget. Terus udaranya fresh. Pas banget buat nyari inspirasi.”

“Lo nyari inspirasi di kuburan?” tanya Morgan heran.

“Eng iya kan di Jakarta jarang ada tempat yang tenang kaya gini. Emang ada kaya gunung gitu misalnya? Ga ada kan?”

“Di Jakarta, gunung yang paling dekat itu ya puncak. Emangnya lo gatau?”

“Oh ada ya? Gue gatau. Habisnya gue lahir di Jakarta tapi pas SMP gue ke Jepang. Jadi gue ga pernah kemana-mana deh. Emm sorry, gue harus pergi sekarang. See you.”

Sementara itu di koridor kampus, Bisma cs bertemu dengan Sierra. Dosen pengganti yang galak sekaligus Aries, penyanyi yang diidolakan Bisma. Bisma awalnya ingin menghindar namun hal itu dicegah oleh Ilham dan Reza.

“Eits, ga bisa gitu dong. Sesuai janji lo, lo harus ngajakin ngedate dia.” kata Ilham.

“Masalahnya itu kan dosen galak. Masa gue ajak dosen galak kaya gitu ngedate?” kata Bisma.

Saat Sierra datang Bisma Cuma bisa salah tingkah dan menyapa Sierra. Ilham tidak puas akhirnya membujuk Bisma supaya mau ngajakin Sierra ngedate, “Ah, ayo dong ngajakin ngedate dia! Ah cemen lo! Basi!”

“Eits, bukannya kaya gitu. Gue harus atur strategi. Supaya nilai gue juga ga anjlok.”

Dicky dan Reza pun ikut memanas-manasi. Dicky bilang kalau Bisma bisa ngajakin Sierra ngedate, nilai Bisma pasti aman. Bisma akhirnya menyanggupi tapi dia bilang dia harus mengatur strategi terlebih dahulu agar rencananya berhasil.'

“Woy Bis! Lo ga nyerah kan?” tanya Reza

“Engga lah. Gue ga cemen kaya lo lo semua!” kata Bisma pergi.

“Gue juga ga cemen kaya lo semua!” kata Dicky. Diikuti dengan Reza dan Ilham yang juga berkata hal yang sama dan kemudian pergi.

Di ruang latihan, Candy melamun memikirkan Rafael yang tiba-tiba menghilang dari kampus. Sikap Candy yang aneh seperti itu membuat Raka penasaran dan kemudian bertanya.

“Eh lo kenapa sih ngelamun kaya gitu terus?”

“Gapapa gue Cuma lagi mikirin si Rafael aja.”

“Apa? Lo ngapain sih mikirin si Rafael. Ga penting banget tau ga!”

“Wah wah wah, jangan jangan jangan nih, ada ada ada ada” ledek Candra.

“Yeee kalian jangan salah paham dulu. Gue tuh Cuma bingung aja sama dia. Kenapa setelah gue kasih surat dari mantannya itu dia tiba-tiba ngilang. Kan aneh.”

“Eh, yang lebih anehnya itu elo! Lo ngapain care sama dia? Lo juga tau masalahnya kaya gimana.” kata Raka. Candy berpikir ada benarnya apa yang dikatakan Raka, tetapi entah kenapa dirinya masih saja penasaran. Candy pun melepas gitarnya dan meninggalkan ruang latihan.

Personil SMASH berkumpul . Mereka semua heran mengapa Rafaek tidak masuk kuliah. Terlebih lagi Rafael tidak ikut latihan  dan handphonenya tidak bisa dihubungi. Candy tiba-tiba datang dan terlihat melirik-lirik personil SMASH. Akhirnya Ilham memanggilnya Candy dan menyuruh bergabung.

“Eh kendi! Sini lo!”

“Yee ngapain lo nyuruh-nyuruh gua!”

“Lagian ngapain sih lo neglirik-lirik kesini? Eh tau ga Rafael kemana?” tanya Ilham.

“Mana gue tahu.”

“Yang akhir-akhir ini kan yang deket sama Rafael lu doang, Can. Lagian terakhir kali kita liat lo lagi sama dia kan?” tanya Rangga.

“Terakhir kali gue sama dia sih waktu gue nitipin dia surat.”

“Surat? Surat apaan?” tanya Reza.

“Waktu itu gue dititipin surat sama… sama Guntur. Ya ya. Namanya Guntur. Katanya sih itu surat dari Putri.” kata Candy. Mendengar nama Putri, personil SMASH langsung kaget. Terutama Morgan. Setelah mendengar hal itu Morgan langsung pergi meninggalkan Candy dan anak-anak SMASH yang lain. Candy jadi bertanya-tanya kenapa Morgan ekspresinya seperti itu setelah mendengar nama Putri.

Candy akhirnya menyusul Morgan yang tampak mondar mandir sambil memegang buku di tempat favorite Candy. Candy yang awalaya ragu untuk menghampiri Morgan, tapi akhirnya menghampiri juga setelah mengundi dengan koin keberuntungan miliknya. Candy pun mengajak Morgan mengobrol.

“Lo kenapa? Kok kayanya sedih gitu.” tanya Candy

“Gapapa kok. Gue lagi pengen menyendiri aja buat baca buku.”

“Lo tuh suka banget baca buku ya? Gue sering banget liat lo baca buku.”

“Lo juga suka?” tanya Morgan. Candy agak bingung menjawabnya.

“ Ah iya. Eng gue juga suka.”

“Novel favorite lo apa?”

“Novel favorite? Novel favorite gue ya sebenernya sih gue ga suka-suka banget. Makanya gue ga punya novel favorite. Tapi kalo band favorite gue ada. Gue tuh paling suka sama Slank. Gue tuh slankers.”

“Ternyata lo beda.” kata Morgan. Candy yang bingung akhirnya bertanya apa maksud Morgan. Kemudian mengusap kepala Candy lembut dan berlalu pergi.

Revalina Rusdiantoro (Aline Adita) yang mendengar kabar Rafael mengunci diri dalam kamar akhirnya pulang ke Indonesia untuk melihat keadaan Rafael. Revalina hanya bisa marah-marah melihat sikap Rafael  yang terus mengurung diri karena patah hati. 

“Apa-apaan ini Rafael?! Kenapa kamu mengunci diri terus dalam kamar seperti ini? Jangan bilang ini masih masalah yang sama. Rafael! Mau sampai kapan kamu mau diamin mama seperti ini? Mau sampai kapan kamu nangisin orang yang jelas-jelas ga peduli sama kamu, yang minta kamu melupakan dia?”

“Mama tau darimana kalau Putri minta aku ninggalin dia?”

“Putri tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Inikan berarti sudah jelas, dia minta kamu melupakan dia.”

“Mah! Kalau bukan gara-gara mama, gara-gara siapa lagi, Ma? Ga mungkin Putri sama keluarganya tiba-tiba ngilang begitu aja dari Jakarta, Mah.”

“Mama ga senang kamu berpikir seperti itu. Mama kan udah jelasin berkali-kali. Mama tidak ada sangkut pautnya dengan kepergian Putri. Kamu tuh ga pantes nangisin Putri. Putri jelas-jelas ga cocok buat kamu! Rafael, lupakan Putri. Mau sampai kapan kamu mau seperti ini terus? Sekarang saat yang paling tepat untuk melupakan semua masa lalu kamu dan berpikir untuk masa depan. Mama gamau hidup kamu terus-terusan seperti ini. Paham kamu Rafael?”

Sementara itu di kampus, Sisy membawakan cupcake buatannya sendiri untuk Dicky. Dicky tentu saja senang bukan main. Bisma protes kenapa Cuma Dicky yang dikasih cupcake. Kenapa yang lain tidak. Tapi akhirnya Sisy berjanji lain kali membawakan cupcake lagi buat yang lain.

“Udah Si, ga usah dengerin mereka. Mereka tuh Cuma sirik doang. Soalnya mereka 
ga akan pernah dapat cupcake dari fansnya. Gimana kalau kita makan di kantin aja?” Usul Dicky. Sisy pun menyetujui dan Dicky pun langsung menggandeng tangan Sisy menuju kantin. Entah kenapa Ilham mukanya jadi cemberut. Reza pun meledeknya tapi Ilham berkata biasa saja.

“Gue heran deh sama Dicky. Kok dia bisa-bisanya ya pilih kasih sama fansnya.” protes Zee.

“Maksud lo?”

“Kalian liat dong tadi si Sisy. Bisa aja kan Sisy nya jadi kegeeran gara-gara mikir kalo Dicky tuh suka sama dia. Padahal Dickynya biasa aja. Lagipula kasian dong fansnya yang lain. Bisa sirik kalo liat Dicky terlalu baik sama Sisy. Iya kan?”

“Emang siapa yang sirik, Zee? Perasaan lo aja kali.” kata Ilham. Zee kesal dengan perkataan Ilham dan sikap Bisma dan Reza yang meninggalkan dirinya begitu saja. Menurut Zee dia memberikan nasehat supaya fans mereka pada ga kabur, tapi kenapa dirinya yang dicap sirik. (mposs!)

Hime terkejut melihat Candy yang tiba-tiba membaca novel. Hime ga habis pikir apa yang membuat sahabatnya itu bisa membaca novel seperti itu. Candy berkata kalau dirinya baca novel supaya ada bahan pembicaraan dengan  Morgan. Hime kaget mendengar alasan Candy dan salut . Hime akhirnya mengakui kalau orang jatuh cinta bisa menghalalkan segalanya. Hime kemudian membujuk Candy untuk menemaninya ke puncak. Tapi Candy menolak dengan alasan jadwal padat. Hime memelas untuk ditemani Candy ke puncak besok. Tapi Candy tetap tidak mau menemani Hime ke puncak besoknya.

Rafael terus saja mengurung diri dan ini membuat Revalina frustasi dan tidak tau lagi harus berbuat apa untuk membujuk Rafael yang mash saja patah hati. Akhirnya Revalina meminta bantuan Gladis untuk membujuk Rafael.

“Raf, aku udah denger kok semua cerita tentang kepergian Putri. Aku prihatin dengernya Raf.”

“Ngapain kamu balik lagi ke Indonesia?” tanya Rafael.

“Aku tau kok kamu pasti masih marah sama aku sejak kejadian 2 tahun yang lalu. Aku kesini karena aku mau minta maaf, Raf. Aku mau memperbaiki hubungan aku sama kamu sebagai teman.”

“Ga perlu.”

“Aku tau kamu susah banget ngelupain Putri. Tapi kamu harus terima kenyataan Raf. Kalau Putri itu udah ninggalin kamu. Tapi aku yakin kok suatu saat nanti kamu pasti ketemu lagi sama dia. Asal kamu ga stuck disini. Gimana kalau kita mulai semuanya dari awal? Dengan begitu kita bisa ngejalanin hidup kita. Kamu harus ngelihat masa depan Raf. Jangan pernah kamu ingat masa lalu kamu.” kata Gladis. Rafael tiba-tiba bangun dari tempat tidurnya setelah mendengarkan omongan Gladis tadi.

Di sekolah Sisy sedang dalam perjalanan mengahmpiri anak-anak SMASH untuk memeberikan cupcake yang ia janjikan. Tapi tiba-tiba Zee menabrak Sisy sampai semua cupcakenya terjatuh. Zee pura-pura minta maaf kepada Sisy dan  Sisy pun memaafkan. Anak-anak SMASH yang lain melihatnya dan Dicky membantu Sisy membereskan cupcakenya. Tiba-tiba sebuah mobil menghampiri mereka.  Pintu mobil itu terbuka dan Gladis turun yang disusul dengan Rafael. Anak-anak SMASH terutama Rangga kaget karena Gladis bisa datang bersama Rafael.

“Eh Dis. Thanks ya udah bisa bawa Rafael keluar dari gua!” kata Bisma

“Oke. Sama-sama” kata Gladis.  Kemudian Rafael pergi masuk ke dalam kampus. Rafael akhirnya berpapasan dengan Candy. Candy meminta maaf kepada Rafael soal cincin yang belum bisa lepas dari tangannya. Tapi Rafael tidak menghiraukan Candy. Rafael diam dan memilih untuk pergi. Gladis yang melihat kejadian itu akhirnya menghampiri Candy dan mengajaknya berkenalan. Mereka pun berkenalan. Gladi bertanya soal jari Candy dan cincin yang dipakainya. Candy menjawab kalau tangannya Cuma bengkak sedikit dan jujur kalau cincin itu tetap saja ga bisa lepas. Candy juga jujur kalau cincin itu bukan miliknya.

Anak-anak SMASH sedang menggelar latihannya. Mereka latihan lagu Senyum Semangat. Tetapi Rafael tidak bisa focus dengan latihan mereka. Buktinya Rafael selalu saja salah gerakan koreo. Hal ini membuat Morgan terusik dan kemudian menghentikan latihan itu.

“Stop, stop, stop! Raf, lo bisa ga sih serius latihannya?”

“Gue? Gue udah serius kok.”

“Oh ini yang lo bilang serius? Kok kayaknya amatiran ya?”

“Apa? Lo bilang gue amatiran? Maksudnya apa?

“Lo harusnya mikirin kita semua. Bukannya malah seenaknya sendiri.” kata Morgan yang memancing emosi Rafael. Rafael pun berusaha memukul Morgan tetapi berhasil dihentikan oleh anak-anak SMASH yang lain.

“Latihan hari ini kacau. Jangan mentang-mentang lo lagi bad mood terus lo ga professional!” kata Morgan lagi.

“Terserah! Gue ga peduli! Masih mending gue mau ikut latihan!” kata Rafael yang kemudian pergi.

Keesokan harinya anak-anak SMASH kembali heran karena Rafael yang absen lagi dari kampus. Dicky pun menyalahkan Morgan. Kemudian Rangga mencoba menelpon ke rumah Rafael. Tetapi Rangga terkejut karena pelayan di rumah Rafael berkata kalau Rafael sudah berangkat kuliah dari tadi pagi. Mendengar hal itu anak-anak SMASH Cuma bisa diam. Morgan pun meninggalkan mereka.

“Eh dia kabur juga” kata Bisma.

“Eh tuh ibu Sierra. Ini kesempatan buat lo buat dapatin dia sekarang.” kata Reza. Tapi Bisma agak ragu menghampirinya.

“Tuh kan! Cemen nih!” Reza pun mendorong Bisma untuk berbicara dengan Sierra.

Bisma akhirnya mengajak Sierra berbicara. Pertama-tama Bisma meminta maaf karena perlakuan lancangnya yang meremehkan mata kuliah yang Sierra bawakan tempo hari.  Sierra  berkata tidak apa-apa. Karena dirinya sudah biasa mengahadapi mahasiswa seperti Bisma.

“Gini bu, sebenarnya saya ngefans banget sama ibu. Video ibu juga saya tonton semua dan saya suka banget suara ibu.” kata Bisma.

“haha makasih ya.’ jawab Sierra.

“Eng kalau boleh kapan-kapan kita boleh ga ngobrol music bareng? Berdua aja tapi.”

“Maksud kamu berdua aja?”

“Ya… minum bareng, makan bareng santai lah bu.”

“Kamu ngajakin saya kencan?”

“Mungkin bisa dibilang kaya gitu kali yah, bu.”

“Maaf ya. Saya tidak jalan dengan mahasiswa saya sendiri. Apalagi kalau kencan. Kalau kamu mau diskusi soal music nanti bisa kok pas jumpa fans. Saya sering ajakin fans saya diskusi soal music. Dan kalau di kampus, saya mau mahasiswa saya menghormati saya selayaknya dosen disini. Jadi saya tidak ingin membahas kegiatan saya diluar mengajar. Mengerti?”

“Ya mengerti bu.”

“Permisi”

“Silahkan.” kata Bisma. Anak-anak SMASH yang lain pun menertawakan Bisma yang ditolak mentah-mentah oleh Sierra. Mereka pun terus saja meledek Bisma dan menertawakannya.

Sementara itu Candy, Raka dan Candra sedang serius latihan di basecamp mereka. Setelah selesai  latihan Candy berkata kalau dirinya senang karena latihan ini lancar dan berharap selanjut-selanjutnya latihan mereka selalu lancar seperti ini.

“Saudara-saudara. Nanti malam teman kita Jack mau dateng.” kata Candra.

“Iya, dan dia minta kita jemput.” kata Raka yang tampak tidak senang.

“Gila ya tu anak! Udah punya supir masih aja nyuruh kita.”

“Sebenernya sih bukan kita yang disuruh jemput. Tapi elo, Can. Soalnya dia kepengen jalan sama lo.” kata Candra

“Apaan sih ah” kata Candy. Tiba-tiba Hime datang menghampiri Candy. Mendengar Candy sudah selesai latihan Hime menyeret Candy untuk menemaninya ke suatu tempat. Ternyata Hime mengajak Candy ke puncak. Hime juga sudah membawakan baju ganti untuk Candy. Selama di perjalanan Candycuma cemberut. Candy berkata kalau dia tau Hime membawanya ke puncak dia ga akan ikut. Maka dari itu Hime tidak memberitahu Candy  kalau dia dan dirinya akan ke puncak.

Sementara itu mama Rafael dan Gladis sedang bingung mencari Rafael yang tiba-tiba saja menghilang. Mama Rafael heran Rafael bisa seperti ini mencari Putri dan merepotkan semua orang. Tiba-tiba 2 ajudan datang menghadap dan memberitahukan kalau Rafael ada di puncak dan menyewa villa disana. Mama Rafael pun segera memerintahkan untuk membawa Rafael pulang bagaimana pun caranya. Tetapi Gladis berkata lebih baik Gladis saja yang membawa Rafael pulang karena sudah terbukti kalau Rafael mau mendengarkan dirinya. Mama Rafael pun berterima kasih atas bantuan Gladis dan menyuruh ajudannya untuk memberitahu informasi sedetail mungkin kepada Gladis. Sementara itu Hime dan Candy sudah sampai di puncak. Mereka asik jalan-jalan dan berfoto-foto. Hime pun tampak senang karena akhirnya dia bisa ke puncak juga.

Di kampus Sisy kembali membawakan cupcake untuk anak SMASH. Kali ini Sisy memastikan kalau  cupcakenya tidak terjatuh lagi. Anak-anak SMASH pun senang sekali dapat cupcake dari Sisy, Terutama Dicky. Tiba-tiba Rangga menelpon Gladis. Rangga terkejut mendengar kabar kalau Rafaek sedang berada di puncak. Rangga langsung memberitahu anak-anak SMASH dan mereka segera menyusul Rafael. Mereka juga tidak lupa mengabari Morgan. Sisy bertanya kepada Dicky gimana cupcake buatannya. Akhirnya Dicky pun membawa Sisy ikut bersamanya ke puncak.

Mendengar Rafael ada di puncak, Morgan pun segera menyusul. Namun Danar dan Sisca mengahalangi Morgan dan menyita kunci mobil Morgan. Mereka berkata kalau semua kegiatan Morgan akan dikontrol. Morgan berkata kalau semua isi rumah adalah milik mamanya, dan semuanya telah diwariskan kepadanya jadi mereka tidak bisa mengontrol Morgan. Morgan pun pergi. Danar dan Sisca kesal dengan sikap Morgan dan kembali menyusun rencana agar Morgan tunduk dan harta warisan itu bisa mereka kuasai.

Tak disangka Candy dan Hime bertemu dengan Rafael di villa.

“Lo ngapain disini?” kata Candy.

“Nah lo juga ngapain disii? Gue heran deh! Jangan-jangan lo ngikutin gue!” kata Rafael.

“Yee enak aja lo! Gue tuh kesini bareng temen gue. Lagian kalau gue tau temen gue bakalan ngajak gue ke punca, gue tuh udah nolak tau ga!”

“Gila ya! Gue tuh udah berusaha ngehindar dari orang-orang yang gue kenal. Ujung-ujungnya ketemu lo lagi!”

“Yeee itu sih derita lo namanya! Lagian kenapa lo ga ngampus hari ini? Gue tau! Lo pasti kabur lagi kan!” kata Candy.

“Lo jodoh tuh sama dia ketemu mulu.” ledek Hime. Tiba-tiba Gladis datang dan Rafael terkejut. Candy kaget kenapa Gladis dan Rafael bisa saling kenal. Gladis pun menjelaskan kalau dirinya Rafael sudah berteman sejak lama. Gladis pun bertanya kenapa Rafael dan Candy ada ditempat yang sama dan di luar Jakarta. Candy pun menjelaskan kalau dirinya ke puncak bersama Hime dan ga bareng sama Rafael. Tiba-tiba anak-anak SMASH yang lain  datang bersama Sisy. Kedatangan mereka disambut histeris oleh SMASHBLAST yang sudah menunggu.

“Lo yang ngasih tau anak-anak kalau gue ada disini?” tanya Rafael kepada Gladis.

“Tadinya sih aku Cuma ngasih tau Rangga. Aku gatau kalau misalnya anak-anak bakalan datang kesini.” kata Gladis. Candy dan Hime pun memutuskan untuk pergi dari mereka.

“Lagian kalian tuh ngapain sih dateng kesini!” kata Rafael.

“Kita semua tuh khawatir Raf sama lo. Lo tuh ngilang ga ada kabar. Nyokap lo aja panic nyariin lo.”

“Gue tuh udah gede tau ga sih! Please! Gue tuh ga usah dikontrol terus. Gue bisa kok jalani hidup gue sendiri.”

“Tapi lo masih bagian dari SMASH. Lo ga bisa ninggalin begitu aja. Makanya kita ada disini buat lo.” kata Morgan. Kemudian petugas keamanan menghampiri mereka kalau petugas kewalahan mengahadapi fans-fans SMASH. Akhirnya mereka memutuskan untuk menghibur SMASHBLAST.

SMASH pun membawakan lagu Selalu Bersama untuk menghibur fans-fans mereka. Candy dan Hime juga melihat penampilan SMASH. Tadinya Hime ingin pulang dengan alasan sudah mengantuk, tetapi Candy mencegahnya. Hime heran bukannya Candy sangat benci kepada Rafael. Tapi kenapa malah menonton perform SMASH. Hime pun mengejek Candy kalau Candy sudah menjadi SMASHBLAST. Tapi Candy menyangkal itu semua. Karena dirinya Cuma ingin melihat Morgan.

Keesokan harinya Candy dan Hime yang tengah jalan pagi menikmati udara puncak melihat Rafael sedang menggalau di tepi sungai. Candy penasaran dengan Rafael akhirnya ditinggalkan oleh Hime sendirian yang masih ingin jalan-jalan menikmati pemandangan dan udara segar di puncak. Rafael tampak begitu sedih memegang 2 lembar foto dirinya bersama Putri. Dengan kesal Rafael melempar kedua foto itu ke sungai. Tetapi akhirnya dirinya berusah kembali mengambil foto-foto itu. Tak disangka Rafael terpeleset dan terbawa arus sungai. Kepala Rafael pun terbentur memebentur batu besar di sungai itu. Candy yang penasaran kenapa Rafael tiba-tiba menghilang akhirnya terkejut melihat Rafael tak sadarkan diri.
“Rafael!!” teriak Candy

No comments:

Post a Comment