Matrix Reloaded (2003) - Part II Trilogi Matrix
**Melanjutkan dari postingan
sebelumnya, dimana saya ngereview bagian pertama dari Matrix - The
Matrix. Review ini adalah tentang bagian kedua dari trilogi Matrix...**
Sinopsis:
Neo,
Morpheus dan Trinity kembali ke Matrix untuk menemui Oracle. Pada
bagian kedua trilogi Matrix ini, kita akhirnya mengetahui siapa Oracle.
Agen Smith, kini menjadi Mr.Smith – dan menjadi lebih canggih daripada
sebelumnya. Mendadak dia bisa seenaknya menggandakan diri, dan mengincar
Neo yang didaulatnya sebagai musuh besarnya. Sementara itu, mengikuti
petunjuk Oracle yang membingungkan, Neo, Trinity dan Morpheus menemui
seorang pria Perancis Merovingian (Lambert Wilson), dan memintanya untuk
membebaskan The Keymaker yang bisa membawa mereka ke Source, untuk
akhirnya bertemu dengan pria misterius, The Architech, yang
perlahan-lahan akan membuka tabir misteri mengenai Matrix. Bagian kedua
ini juga menyajikan mengenai Zion, kota terakhir yang dihuni manusia di
Bumi.
Oke, gag peduli bahwa sebagian kritikus mengatakan bahwa bagian kedua Matrix ini tidak mampu menyaingi film pertamanya, dan dengan kejam Entertainment Weekly juga memasukkan Matrix Reloaded sebagai “The 25 Worst Sequel Ever Made”, bagi saya, bagian kedua Matrix ini adalah bagian the best-nya dari Matrix. Actionnya perfect dan memukau. Lebih banyak efek daripada film pertamanya. Apalagi adegan actionnya masih seputar di Matrix, yang berarti segalanya memungkinkan. Sungguh, adegan actionnya benar-benar sangat classic. Mulai dari adegan pertarungan Neo dengan Seraph (yang sebenernya gag terlalu penting tapi pertarungannya asyik banget untuk dilihat), lalu dilanjutkan pertarungan Neo dengan ratusan Mr.Smith. Tapi yang paling asyik menurut saya tentu saja adalah aksi kejar-kejaran Trinity dan Morpheus yang membawa The Keymaker di jalanan dan dikejar oleh si freak twin orang suruhan Merovingian yang punya kekuatan mampu berubah jadi asap. Cool! FYI, film kedua ini memang menelan biaya jauh lebih banyak daripada bagian pertamanya – lebih dari dua kali budget film pertamanya, tapi secara pemasukan film ini juga jauh lebih menguntungkan.
Di Matrix Reloaded ini juga untuk pertama kalinya kita dikenalkan oleh Zion, kota umat manusia terakhir yang di film pertamanya cuma diceritakan lewat omongan aja. Cerita juga bergulir makin rumit, karena ada banyak tokoh-tokoh baru. Kalo di film pertama tokoh – tokoh penting yang diceritain cuma beberapa dan lainnya cuma peran pembantu, di film kedua ini ada banyak tokoh yang benernya gag terlalu berpengaruh signifikan menurut saya, tapi dimasukkan sebagai bumbu permasalahan. Contohnya Merovingian dan istrinya Persephone (Monica Belucci), Link, Zee, kapten-kapten yang punya jabatan sama seperti Morpheus seperti Niobe (Jada Pinkett Smith), Commander Lock, dan para senator Zion.
Oke, pada Matrix Reloaded action emang makin mantep, tapi dari segi cerita, saya bisa bilang kisahnya tetep aja mbulet. Twist di ending film emang bikin sempet shock penonton, terutama mengenai bagaimana Matrix dan siapa penciptanya dan siapa Oracle. Penjelasannya tetep aja gag masuk akal plus bertele-tele, dan saya gag yakin kalo saya bener-bener memahami apa maksud kisah ini sebenarnya. Hehe. Sedikit klise juga mungkin ketika akhirnya bumbu cinta dimasukkan juga, dan betapa aksi heroik Neo menyelamatkan Trinity membuat saya jengkel. *Hey, no. I’m not jealous. Saya hanya berpikir itu sedikit klise dan hiperbolik. Choosing one woman instead of saving the world? Urghhh...
Tapi sebagaimana film pertamanya, bagi saya kostum-kostum Matrix Reloaded sama konyolnya. Morpheus masih mengenakan kacamata ajaibnya yang tanpa gagang namun masih menempel dengan sempurna di atas hidungnya, Trinity dengan kostum ala catwomannya (*tapi saya suka gayanya menendang musuh! Cool!*), Neo dengan jubahnya yang feminim, dan kemudian ditambah lagi dengan rambut putar-putar Niobe (Jada Pinkan Smith), serta aksi mencolok semua jagoan di film ini yang memakai kacamata hitam. *Seriously, it’s not cool. It’s ridiculous!
No comments:
Post a Comment