Wednesday, November 27, 2019

Journey 2: The Mysterious Island

Journey 2: The Mysterious Island

Mencari film bertema adventure? Mungkin ini film yang tepat!Jika sebelum-sebelumnya stucio-stucio bioskop di Indonesia dipenuhi film-film sci-fi, horor, dan action, film yang satu ini tentunya akan semakin mewarnai ragam film yang telah ada.
Ingatkah Anda dengan film Journey to the Center of the Earth (2008)? Film yang menampilkan Brander Fraser dan Josh Hutcherson tersebut berkisah mengenai petualangan Trevor (Fraser) dan Sean (Hutcherson) ke inti bumi dan menemuan “dunia lain” di sana. Nah, Journey 2 adalah sekuel dari film tersebut.
Di film ini, Sean tidak lagi berpetualang bersama pamannya, Trevor. Ia berkelana ke Palau lalu terbang mengitari Samudra Pasifik bersama ayah tirinya, Hank (Dwayne Johnson) dan dua pemandu wisata, Kailani (Vannesa Hudgens) dan Gabato (Luiz Guzman), untuk menemukan pulau misterius yang ia yakini bukan fiksi semata. Sean semakin meyakini keberadaan pulau tersebut setelah menerima pesan berkode dari orang tak dikenal yang memberikan petunjuk ke tiga buku fiksi, Treasure Island, Gulliver’s Travels, dan Mysterious Island. Bersama Hank, Kailani, dan Gabato, Sean menempuh badai dahsyat di atas Samudra Pasifik, mempertaruhkan nyawa mereka demi menemukan pulau yang masih diragukan keberadaannya demi menemukan kakek tercintanya, Alexander Anderson (Michael Caine).

Tipikal Film Keluarga

Journey 2 bisa dikatakan sebagai film yang cocok untuk disaksikan keluarga atau anak remaja. Oleh karena naskah film ini dibangun dari penggabungan tiga fondasi cerita yang terdapat di tiga novel klasik yang cukup terkenal (Treasure Island, Gulliver’s Travels, dan Mysterious Island), film ini memiliki karakter plot yang unik dan fresh. Seperti imajinasi yang digambarkan di film pertama, kita akan menyaksikan hal yang tidak jauh berbeda, pemandangan out of the box yang biasanya hanya ditemukan di kisah-kisah fiksi. Film ini benar-benar memainkan perannya dengan baik sebagai media hiburan di waktu luang.
Ketiadaan Branden Fraser yang digantikan Dwayne Johnson agak mengejutkan saya. Penampilan Johnson di film action selalu prima—didukung oleh postur tubuhnya yang kekar dan wajahnya yang garang, tetapi penampilannya di film nonaction, seperti Tooth Fairy dan Journey 2 membuat saya sedikit mengangkat alis. Tidak ada yang salah dengan peran yang dimainkan Johnson dan aktingnya. Tetapi, Johnson memberikan sesuatu yang berbeda di film ini yang belum pernah disaksikan orang sebelumnya: bermain ukulele dan menyanyikan lagu “What a Wonderful Life” dengan lirik yang sudah dimodifikasi. Hasilnya? Anda tidak akan percaya jika tidak menyaksikannya sendiri!
Sang tokoh utama, Sean Anderson, telah tumbuh menjadi seorang remaja pemberontak yang memiliki trauma akibat kehilangan ayahnya. Banyak yang berubah dari akting dan penampilan Josh di film pertama dan film kedua ini. Itu dipengaruhi oleh porsi “keutamaan” karakter Sean yang di film pertama tidak begitu tergali karena berpusat ke karakter Trevor yang diperankan Fraser. Kali ini, Sean menjadi pusat perhatian yang menjalankan misi untuk menemukan kakeknya. Di film ini, Josh bisa “menggali” karakternya lebih dalam dan menunjukkan bakat aktingnya dengan lebih baik.
Overall, film ini menyajikan plot yang baik, humor yang menyegarkan—walaupun beberapa di antaranya ada yang gagal dieksekusi dengan baik dan justru menjadi “garing”, dan ending yang sesuai harapan. Jika Anda mencari hiburan penghilang penat, mungkin film ini pilihan yang tepat.
Tanggal rilis:
3 Februari 2012 (Indonesia)
Genre:
adventure
Durasi:
94 menit
Sutradara:
Brad Peyton
Pemain:
Dwayne Johnson, Michael Caine, Josh Hutcherson, Vanessa Hudgens, Kristin Davis, Luis Guzman
Studio:
New Line Cinema

No comments:

Post a Comment