Review: Cloudy with a Chance of Meatballs & Mulan
I know we all blame Flint for this. In fact, the minute he steps out of that car, I’m gonna slap him in the face. He made a mess of things, but that mess was made to order, and it’s time we pay the bill. ~ Earl Devereaux
Cloudy with a Chance of Meatballs
merupakan sebuah film animasi yang diadaptasi dari buku cerita “best
seller” anak-anak yang dikarang oleh Judi Barret pada tahun 1978 dan di
ilustrasikan dengan sangat apik oleh Ron Barret. Film ini bercerita
tentang seorang penemu jenius bernama Flint Lockwood yang tinggal di
sebuah kota kecil bernama “Swallow Falls” yang semua penduduknya hanya
bergantung pada sarden sebagai penyokong kehidupan mereka. Lelah dengan
keadaaan di sekitarnya, Flint si jenius mulai mencoba menemukan
penemuan-penemuan barunya. Mulai dari “spray on shoes” hingga “monkey
thought translator” yang telah dicobanya, namun selalu berakhir dengan
kegagalan.
Tujuan Flint menciptakan semua
penemuannya ini sebenarnya sangatlah mulia. Dia hanya ingin membuat
orang-orang di sekitarnya terutama ayahnya senang. Ketika pada akhirnya
Flint menciptakan sebuah mesin penemuan terakhirnya yang dapat mengubah
air menjadi makanan. Secara tidak sengaja sesuatu terjadi dan seisi kota
dikejutkan dengan fenomena alam yang “aneh”. Hujan turun, namun kali
ini bukan hujan biasa namun hujan makanan. Seluruh kota pun langsung
dipenuhi kegembiraan karena ulah “mesin” buatan Flint ini. Hamburger
yang turun dari langit memang menyenangkan, siapa yang tidak senang
mendapat makanan gratis setiap hari. Flint pun akhirnya dipuja bak
selebritis.
Lewat ide dasar yang brilian dengan
membuat hujan makanan menjadi kenyataan, film ini berhasil menjadi
tontonan yang sangat menghibur. Film ini menawarkan segala imajinasi
yang ada di benak setiap orang akan hujan makanan. Dari permen yang
bertaburan turun dari langit membentuk pelangi hingga jalanan yang
dipenuhi dengan coklat dan ice cream. Seperti halnya penduduk kota
Swallow Falls yang begitu senang dengan hujan makanan ini, penonton pun
diajak tersenyum lebar untuk berpetualang di dunia fantasy penuh warna
dan bentuk. Walaupun tidak bisa merasakan langsung apa yang dirasakan
penduduk kota tersebut, toh penonton bisa ikut merasakan kesenangan
melihat variasi makanan yang jatuh dari langit, memuaskan daya imajinasi
mereka.
Film ini memang memanjakan mata dengan
warna-warna cerah yang berasal dari aneka ragam makanan yang disajikan
oleh mesin sang jenius. Alur cerita pun diolah sedemikian rupa
menghasilkan sajian tontonan yang begitu nikmat dalam artian hiburan
yang total. Walau dengan cerita sederhana, namun dengan resep-resep
khusus, tidak menjadikan film ini sebuah animasi biasa. Racikannya yang
matang malah membuat film ini toh jadi berbeda dengan animasi yang ada,
ditambah dengan bumbu humor yang memang tidak dibuat-buat dan percayalah
film ini sangat lucu. Setiap adegan yang lucu, imut, dan menggemaskan
merupakan “paket antar” yang lengkap menuju ke dalam ruang khayal
penonton.
Film ini tentu saja cocok sekali
ditonton untuk seluruh keluarga. Sebuah hiburan keluarga yang memang
lengkap dengan kekonyolan dan kelucuan yang mudah dimengerti, dengan
kesederhanaannya akan langsung membuat kita tertawa. Dilengkapi dengan
teknologi 3D, gambar-gambar penuh makanan dan khayalan tadi menjadi
tambah hidup, dijamin makin mengasyikan menonton film ini dengan
kacamata 3Dnya. Tampaknya menonton film ini membuat
lapar…hahahahaha…enjoy!!! pizza please!!!
——————————-
Rating 4/5
Rating 4/5
Who am I? Who am I? I am the guardian of lost souls! I am the powerful, the pleasurable, the indestructible Mushu! Oh. Ha, ha. Pretty hot, huh? ~ Mushu
Disney yang sudah terkenal dan “jago”
dalam urusan membuat kartun-kartun berkualitas dan terbaik seperti:
Aladdin, Beauty and The Beast, The Little Mermaid, The Lion King, kali
ini singgah ke Negeri China untuk mengadaptasi sebuah cerita rakyat
legendaris dan diangkat menjadi sebuah film animasi 2D. Lewat
tangan-tangan ajaib para animator dan dikemas dengan cerita khas studio
berlambang kastil ini, film yang kental akan kebudayaan negeri tirai
bambu ini layak untuk disandingkan dengan masterpiece-masterpiece Disney
lainnya. Selain sangat menghibur, film ini dengan kesederhanaannya
menyampaikan banyak pesan moral dan mengajarkan lebih banyak tentang
kebudayaan negeri yang tersohor akan tembok besarnya itu. Gw sendiri
entah sudah berapa kali nonton film ini, sekedar bocoran saja kalau hari
ini gw menonton film ini sampai 3 kali. Hahahahaha…
Film dimulai dengan invasi bangsa Hun,
dipimpin oleh Shan-Yu yang membawa pasukan dalam jumlah besar dengan
tujuan menyerang dinasti yang pada saat itu sedang berkuasa. Negeri yang
sebelumnya damai dan sentosa ini pun segera melakukan upaya untuk
mempertahankan China sekaligus melindungi rakyatnya. Para Jenderal
Perang pun diutus untuk menghalau musuh dan merekrut sebanyak-banyaknya
rakyat untuk bisa berperang melawan Bangsa Hun.
Di lain sisi, di sebuah desa yang
tentram, seorang gadis bernama Mulan sedang bersiap untuk “upacara
sakral”-nya. Anak perempuan satu-satunya dari keluarga Fa Zhou ini akan
segera melaksanakan pertemuannya dengan “The Matchmaker” yang nantinya
diharapkan dapat membawa kehormatan pada keluarga ini. Sial bagi Mulan,
acara penting tersebut kacau-balau karena ulah Mulan yang sebenarnya
tidak disengaja. Pulang dengan membawa malu kepada keluarga, Ayahanda
mencoba menghibur anaknya yang sedang sedih. Namun sayangnya hiburan itu
bersandar sesaat di pundak Mulan. Beberapa utusan dari “Imperial City”
datang dengan membawa titah kaisar, yakni setiap pria di masing-masing
keluarga harus ikut berperang melawan Bangsa Hun.
Mendengar pengumuman tersebut, Mulan
tidak rela ayahnya yang sudah pernah berperang dan terluka ikut lagi
dalam perang ini, dengan berusaha menghadang utusan kaisar. Tindakan
Mulan ini justru membuat marah sang ayah karena dianggap memalukan
keluarga. Tidak berdaya melarang ayahnya, Mulan pun nekat menggantikan
tempat sang ayah dengan menyamar sebagai laki-laki. Tanpa sepatah kata,
Mulan melarikan diri dari rumah menuju tempat pelatihan pasukan. Tidak
bisa berbuat apa-apa, Keluarga Fa hanya bisa pasrah dan berdoa, karena
jika penyamaran Mulan diketahui hukumannya adalah mati. Doa mereka pun
akhirnya di dengar oleh para leluhur.
Para leluhur ini pun bangkit dari
tidurnya dan mengadakan acara “reuni” untuk membicarakan Mulan dan upaya
menyelamatkannya. Setelah berunding sengit tentang “Guardian” mana yang
akan dikirim, akhirnya mereka sepakat memilih yang terbaik yaitu “The
Great Stone Dragon”. Seekor naga kecil yang mantan guardian bernama
Mushu diperintahkan untuk membangunkan si naga batu ini. Namun dengan
ceroboh, Mushu malah menghancurkan patung si naga. Alhasil, Mushu harus
berpura-pura menjadi si Naga Batu untuk memperlihatkan kalau ia sudah
terbangun dan siap melaksanakan tugas.
Mushu yang sedang kebingungan akhirnya
memutuskan untuk menggantikan peran si naga batu, dengan harapan bisa
kembali mendapat pekerjaan lamanya yaitu “Guardian” jika nanti dia
berhasil menjalankan misinya menyelamatkan Mulan. Mushu pun
memperkenalkan diri dengan cara tak biasa lewat aksi teatrikalnya. Mulan
yang pada awalnya sedikit tidak mempercayai kalau leluhurnya mengirim
hanya “kadal kecil” akhirnya dengan terpaksa mengikuti kemauan Mushu
untuk mendampinginya ke medan perang. Petualangan berbahaya Mulan dan
Mushu pun dimulai, dengan ditemani oleh jangkrik yang katanya membawa
keberuntungan. Apakah penyamaran Mulan akhirnya diketahui?
Film klasik dari Disney ini dibalut
dengan apik menjadikannya tontonan yang 100% menghibur. Film ini dengan
baik memadukan unsur-unsur perjuangan, persahabatan, sejarah, action,
dan juga komedi didalamnya. Apa yang disuguhkan film ini memang
benar-benar menarik dari awal hingga akhir. Gw sendiri menikmati
adegan-adegan seru Mulan dan kawan-kawan dalam upayanya “survive” dari
pelatihan militer sampai dengan berperang dengan pasukan Shan-Yu. Selain
itu film ini dengan cerdas menempatkan banyolan-banyolannya dengan
tepat di setiap adegannya. Adegan-adegan konyol dan super kocak ini
kerap muncul dari sang naga berbadan mungil Mushu. Tingkah polanya yang
kerap kali mengundang tawa membuat film ini toh menjadi tidak
membosankan.
Disney memang bisa diandalkan dalam membuat karakter-karakter unik yang gampang diin
gat,
selain “master” dalam membuat animasi 2 dimensi dengan cerita-cerita
yang selalu bagus-bagus tentunya. Seperti juga film-film Disney lainnya
yang selalu menyisipkan lagu-lagu “The Best”-nya, tidak terkecuali
dengan film ini. Mulan menghadirkan lagu-lagu yang indah dan enak
didengar, satu lagu favorit gw adalah ketika Mulan sedang bersedih dan
menyanyikan “My Reflection”. Kartun dari Disney memang tidak pernah
meninggalkan ciri khasnya dan itulah yang membuat mereka tidak pernah
dilupakan dan selalu ditunggu kehadirannya. Mulan yang dikeluarkan pada
tahun 1998 ini menjadi salah satu yang terbaik yang pernah dibuat oleh
Disney. Tokoh wanita berpedang bernama Mulan ini pun bagi gw adalah
karakter perempuan yang terbaik dari Disney dan film ini pun jadi
terfavorit sepanjang masa. Film yang pantas ditonton berulang-ulang.
Enjoy!!
——————————-
No comments:
Post a Comment