Review: Bel Ami (2012)
Duo sutradara asal Inggris, Declan
Donnellan dan Nick Ormerod, melakukan debut penyutradaraan film layar
lebarnya dengan mengarahkan sebuah adaptasi novel klasik karya Guy de
Maupassant, Bel Ami, yang, sejujurnya, telah berulangkali
diadaptasi ke dalam bentuk penceritaan audio visual, baik dalam
presentasi film layar lebar, serial televisi bahkan… ehmmm… film dengan nuansa pornografi yang kental. Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Rachel Bennette, Bel Ami
tidak mengalami perubahan jalan cerita yang radikal. Jalan ceritanya
masih mengisahkan mengenai seorang mantan tentara yang kemudian berusaha
untuk meraih kekayaan dan status sosial yang ia impikan dengan
memperdaya sejumlah wanita berpengaruh di kota Paris, Perancis. Oh…
dalam film ini, karakter tersebut diperankan oleh Robert Pattinson.
Dengan ketampanan dan daya tariknya, Pattinson mungkin adalah sosok yang
pas untuk memerankan karakter womanizer seperti yang dibutuhkan oleh jalan cerita film ini. Namun, apakah kehadiran Pattinson cukup untuk membuat Bel Ami menjadi sebuah film yang menarik?
Berlatar belakang di tahun 1890-an di kota Paris, Perancis, Bel Ami
bercerita mengenai Georges Duroy (Pattinson), seorang mantan tentara
yang kini bekerja sebagai pegawai rendahan – dengan bayaran yang
ternyata tidak dapat memenuhi kebutuhan harian Georges. Sebuah
kesempatan untuk memperbaiki hidupnya kemudian datang ketika Georges
bertemu dengan teman lamanya, Charles Forestier (Philip Glenister), yang
menawarinya untuk bekerja sebagai jurnalis di harian terbesar di
Perancis, La Vie Française. Walau ragu karena dirinya tidak
memiliki kemampuan apapun dalam bidang tulis menulis, Georges akhirnya
menerima tawaran tersebut.
Charles kemudian menugaskan istrinya,
Madeleine (Uma Thurman), untuk mengasah kemampuan menulis Georges. Dalam
waktu yang singkat, kecantikan dan kecerdasan Madeleine berhasil
menarik hati Georges. Pun begitu, Madeleine terlebih dahulu telah
menyatakan bahwa ia tidak tertarik untuk bermain api asmara dengan
Georges. Namun, Madeleine kemudian justru menyarankan Georges untuk
mendekati dua teman wanitanya yang telah menikah, Clotilde de Marelle
(Christina Ricci) dan Virginie Rousset (Kristin Scott Thomas), karena
pengaruh mereka yang begitu besar pada suami-suami mereka yang termasuk
merupakan tokoh penting di Perancis. Singkat cerita, ketampanan Georges
dengan segera menarik minat Clotilde dan Virginie dan menimbulkan
skandal yang secara perlahan mampu dimanfaatkan oleh Georges untuk
memperbaiki strata sosialnya.
Tema mengenai seks, uang dan politik yang diusung oleh Bel Ami
memang menjadi topik penceritaan yang rasanya tidak akan lekang oleh
waktu meskipun telah diceritakan berulang kali. Ditambah dengan
kehadiran talenta akting seperti Uma Thurman, Christina Ricci hingga
Kristin Scott Thomas yang mendukung penampilan Robert Pattinson, rasanya
Bel Ami sedang berada di jalur yang tepat untuk dapat menghadirkan sebuah kisah sensasional yang menarik. Sayangnya, Bel Ami
yang diarahkan oleh Declan Donnellan dan Nick Ormerod ini kehilangan
dua faktor penting dalam penceritaannya: pengarahan yang berkualitas
dari dua sutradaranya serta naskah cerita yang mampu tampil kuat dengan
deretan karakter yang menarik.
Seluruh jajaran pemeran film ini, mulai
dari Pattinson hingga Scott Thomas, mampu memberikan interpretasi
terbaik mereka dalam menghidupkan setiap peran yang mereka perankan.
Penggalian karakter mereka di naskah ceritalah yang justru kemudian
membuat penampilan mereka terasa begitu dingin dan jauh dari kesan
menggoda – mengingat lumayan banyaknya porsi penceritaan mengenai seks
yang dimasukkan dalam film ini. Mungkin hanya kisah cinta yang terbentuk
antara karakter Georges Duroy dan Clotilde de Marelle yang benar-benar
mampu tampil menarik – dan sangat terbantu dengan penampilan kuat dari
Ricci. Selain itu, karakter-karakter lain terkesan datang dan pergi
tanpa pernah mampu memberikan kesan yang mendalam maupun menarik
perhatian emosional dari penontonnya.
Tidak hanya kebingungan dalam menggali porsi penceritaan setiap karakter di film ini, naskah cerita Bel Ami
juga sangat terlihat kebingungan dalam mengolah intrik sosial, politik
dan budaya yang sangat kaya terkandung dalam jalan cerita Bel Ami
– yang sekaligus membuat novel ini menjadi salah satu novel yang banyak
dipelajari oleh para mahasiswa sastra di seluruh dunia. Penulis naskah,
Rachel Bennette, sepertinya tidak memiliki pengetahuan yang mendalam
tentang tema-tema tersebut dan akhirnya justru menjadikan unsur
penceritaan tersebut hanya sebagai pelengkap dari rangkaian kompleks
kisah asmara yang dijalani karakter utama film ini. Pengarahan lemah
Donnellan dan Ormerod – yang gagal untuk mengelola alur penceritaan film
ini dengan baik – semakin membuat Bel Ami terasa begitu datar dalam bercerita.
Dengan segala potensi yang terdapat dalam
film ini – mulai dari jajaran pemeran yang atraktif dan mampu
memerankan karakternya dengan baik sampai dengan tema penceritaan yang
cukup berani, Bel Ami sayangnya kurang begitu mampu untuk tampil lebih dari sekedar drama period
biasa. Pengarahan yang lemah dari duo sutradara, Declan Donnellan dan
Nick Ormerod, serta naskah cerita arahan Rachel Bennette yang gagal
menggali potensi tema penceritaan dan karakter-karakter yang menarik
membuat performa apik jajaran pemeran film ini menjadi tidak berarti
dalam memberikan citarasa yang baik pada penceritaan Bel Ami secara keseluruhan.
Bel Ami (2012)
Directed by Declan Donnellan, Nick Ormerod Produced by Uberto Pasolini Written by Rachel Bennette (screenplay), Guy de Maupassant (novel, Bel Ami) Starring Robert
Pattinson, Uma Thurman, Kristin Scott Thomas, Christina Ricci, Colm
Meaney, Anthony Higgins, Philip Glenister, Holliday Grainger, Natalia
Tena, James Lance Music by Lakshman Joseph De Saram, Rachel Portman Cinematography Stefano Falivene Editing by Gavin Buckley, Masahiro Hirakubo Studio Redwave Films/19 Entertainment/Protagonist Pictures/Rai Cinema Running time 102 minutes Country United Kingdom, France, Italy Language English
No comments:
Post a Comment