Risen: Kebenaran atas Kosongnya Makam
Agaknya ini pula yang membuat sutradara kawakan Kevin Reynolds mengangkat gelaran kisah yang berbeda untuk meramaikan perayaan Paskah di tahun 2016 ini melalui film berjudul Risen. Mengambil latar belakang kehidupan bangsa Israel yang masih dalam penajajahan kekaisaran Romawi pada sekitar tahun 30 setelah masehi, film ini dibuka dengan adegan seorang pria yang berjalan di padang gurun berbatu. Seolah penonton hendak dibawa ke dalam situasi yang sunyi, takut, sekaligus penasaran untuk mencoba menebak apakah itu saat Yesus belum disalibkan, setelah Yesus disalibkan dan mati, atau setelah Yesus bangkit. Belum usai rasa penasaran itu timbul, kita diperkenalkan bahwa pria yang berjalan itu merupakan seorang tribun bangsa Romawi melalui cincin yang digunakan dan percakapan dengan seorang pemilik rumah yang berdiri di tengah padang tandus tersebut. Tribun merupakan semacam pangkat di bawah gubernur suatu wilayah (dalam cerita merupakan tangan kanan gubernur).
Clavius (Joseph Fiennes) adalah seorang Tribun Romawi yang bekerja untuk Pontius Pilatus (Peter Firth). Clavius ditugaskan untuk menjaga keamanan dan ketenteraman wilayah Yudea. Di lain sisi, wilayah Yudea bukan merupakan wilayah yang aman, banyak terjadi pemberontakan dari kaum-kaum yang menghendaki Israel bebas dari jajahan Romawi. Meski begitu Clavius mampu meredam dan mengendalikan berbagai pemberontakan yang ada sehingga di wilayah tersebut dirinya adalah orang yang begitu dihormati dan sangat diandalkan oleh gubernur Pilatus. Sebagai penyembah Mars, dewa perang dalam Mitologi Yunani, Clavius merupakan pribadi dengan ambisi dapat mewujudkan hari-hari yang damai kelak setelah berbagai perang yang dilalui. ‘Sehari tanpa kematian’ adalah impian yang diutarakannya pada Pilatus ketika berbincang di pemandian.
Suatu hari Clavius ditugaskan untuk mengamankan proses penyaliban seorang Nazaret yang diyakini sebagai Mesias oleh orang-orang Yahudi dan mampu memimpin mereka merdeka dari kekaisaran Romawi. Ketika menjalankan tugas ini, Clavius merasakan banyak hal janggal terjadi. Mulai dari gempa, langit yang terlalu gelap, meski begitu Clavius tak menggubris apa yang dirasakannya. Ia hanya mengandalkan pengalamannya sebagai seorang prajurit dan melakukan tugas sebagaimana biasanya, sesuai dengan perintah yang diberikan kepadanya. Tidak berhenti sampai di situ, setelah penyaliban Yesus berakhir, Imam Kayafas (Stephen Greif) menghadap Pilatus dan memohon agar menyegel makam Yesus dengan segel Romawi agar murid tidak mencuri jasadnya sehingga menimbulkan kegaduhan pada masyarakat Yahudi akan kebenaran adanya Mesias. Clavius kembali diberi tanggung jawab akan tugas ini. Namun untuk pertama kalinya, dia gagal mengemban tugasnya.
Makam yang terbuka dan kosong ini membawa kisah ini pada sebuah pencarian besar-besaran yang dilakukan tentara Romawi. Setiap makam dibuka kembali untuk mencari jasad Yesus, orang-orang yang bercerita tentang kebangkitan Yesus ditangkap dan diinterogasi, keberadaan murid-murid Yesus diburu. Semua untuk menemukan tubuh Yesus yang hilang ini, tetapi di sisi lain kepercayaan Pilatus pada Clavius terus tergerus atas kegagalan demi kegagalan yang terus dialaminya. Kisah selanjutnya akan lebih baik jika rekan-rekan sekalian menonton sendiri film ini karena banyak sisi-sisi menarik yang dapat dijumpai dalam film ini.
Menurut saya film ini memberikan gambaran baru atas kisah Yesus seperti yang tertulis di Alkitab. Keberadaan Clavius sebagai tokoh fiktif yang hidup semasa dengan Yesus mampu menghidupkan dan mememberi penjelasan dengan baik bagaimana kondisi masyarakat ketika itu, khususnya dari sudut pandang hubungannya dengan kekaisaran Romawi. Pergolakan politik, hubungan antara Tribun Clavius, Gubernur Pilatus, serta Imam Kayafas juga disajikan dengan baik melalui percakapan-percakapan yang dimunculkan sepanjang film. Meski begitu, keberadaan Clavius sebagai seorang ‘bukan-murid’ yang sedang mencari kebenaran atas apa yang terjadi kepada Yesus yang bangkit kurang digambarkan dengan sabar dan realistis. Sosok Clavius yang sejatinya dapat memberikan perspektif baru bagi cara orang melihat kasus dan situasi pasca-kebangkitan Yesus bagi saya justru kurang diekspos dengan lebih detail – sangat disayangkan karena inilah konten utama cerita yang membedakan Risen dengan film eksposisi tentang Yesus lainnya. Meski begitu tidak ada salahnya menonton film ini karena pasti banyak yang dapat dipelajari. Sekian ulasan singkat dari saya, semoga bisa sedikit banyak membantu. Terima kasih, sampai bertemu di tulisan-tulisan saya selanjutnya.
Judul | Risen |
Sutradara | Kevin Reynolds |
Penulis | Kevin Reynolds, Paul Aiello |
Pemain | Joseph Fiennes, Tom Felton, Peter Firth, |
Rilis | 19 Februari 2016 (USA) |
Durasi | 107 menit |
Nilai | 70/100 |
No comments:
Post a Comment