The Finest Hours
The Finest Hours
-----------------
The Finest Hours berdasarkan kisah nyata yang pernah
terjadi pada bulan February 1952 di Cape Cod, Massachusetts, Amerika. Film ini
dibintangi oleh Cris Pine sebagai Bernie Webber dan Cassey Affleck sebagai Ray
Siebert serta Holliday Grainger sebagai Miriam. Sutradara kelahiran Australia
Craig Gillespie didapuk untuk menangani film ini.
Kisah dimulai dengan pertemuan Bernie dan Miriam untuk
pertama kalinya setelah melakukan blind
date hanya melalui percakapan telepon. Bernie adalah seorang yang sedikit pemalu
dan sedikit pendiam sebaliknya Miriam adalah seorang yang berani dan tegas. Beberapa
saat kemudian Miriam menanyakan apakah Bernie akan menikahinya atau tidak ?
Bernie sempat menjawab “No” namun kemudian meralatnya dengan “Yes”. Bernie
berkata demikian karena kuatir pekerjaannya adalah penjaga pantai yang bertaruh
dengan nyawa sehingga takut membuat sedih Miriam.
Pada suatu hari badai salju menerjang daerah tersebut
demikian juga terjadi angin badai dan ombak di lautan. Sebuah kapal tanker yang
memuat minyak bernama SS Fort Mercer mengalami musibah dan kapal terbelah
menjadi dua. Semua tim penyelamat dari berbagai daerah dikerahkan untuk
menemukan kapal tersebut termasuk tim dari Cluff (Eric Bana) atasan Bernie. Kebetulan
sensor GPS di kantor lagi rusak dan sedang diperbaiki.
Bernie ingin meminta ijin pada Cluff untuk menikah
dengan Miriam namun belum sempat terucapkan. Sensor GPS selesai diperbaiki dan
muncul tanda sinyal di dekat pantai mereka. Padahal sinyal kapal SS Fort Mercer
bukan berada di daerah tersebut sehingga membuat bingung. Di saat yang
bersamaan seseorang mendengar bunyi peluit kapal di dekat pantai dan
melaporkannya pada penjaga pantai. Akhirnya dipastikan bahwa ada kapal lain
yang terkena musibah juga dan terbelah juga menjadi dua. Kapal tanker tersebut
adalah SS Pendleton.
Cluff menunjuk Bernie untuk menyelamatkan kapal SS Pendleton
menggunakan CG36500 yaitu sebuah kapal boat kecil. Bernie dibantu oleh Livesley,
Fitzgerald dan Ervin Maske melawan ombak yang tinggi, badai angin dan salju
dingin. Terlebih lagi harus melewati gugusan batu karang di kegelapan malam.
Bernie dan kawan-kawan akhirnya menemukan kapal SS
Pendleton yang berada di batu karang dan berhasil menyelamatkan seluruh
penumpang kapal. Walaupun kapasitas kapal boat kecil yaitu 12 orang namun
Bernie memutuskan untuk menampung semua orang yang berjumlah kurang lebih 30
orang.
Pada waktu pulang mengalami kendala karena tidak
mempunyai GPS dan listrik plus lampu di daratan mati. Untuk itu warga di
daratan mengarahkan sorot lampu mobil di pinggir pantai sebagai petunjuk
daratan. Bernie dan kawan-kawan berhasil selamat kembali di daratan.
Kelemahan dari film ini adalah tidak menjelaskan latar
belakang sejarah dari sosok Bernie. Mengapa dia di musuhi oleh teman kerjanya
sendiri namun disanjung oleh wanita lain. Ada kejadian apa sebenarnya tidak
dijelaskan. Yang jelas sosok Bernie sepertinya kurang percaya diri, agak
tertutup dan sedikit pendiam serta agak takut.
Unsur romantismenya dan dramanya kurang digali lebih dalam sehingga masih dibawah film Titanic. Untuk special efek ombak dan segala kejadian di laut cukup bagus digarap. Pada bagian akhir film diperlihatkan foto-foto hitam putih asli dari Bernie, Mirriam dan kawan-kawan.
No comments:
Post a Comment