Review: Faster (2010)
Ketika mantan bintang World Wrestling
Entertainment, Dwayne Johnson atau yang pada masa itu dikenal sebagai
The Rock, memulai karir aktingnya di film layar lebar, mungkin tidak ada
seorangpun yang akan menyangka bahwa dirinya akan membintangi film
semacam The Game Plan (2007), Race to Witch Mountain (2009) atau Tooth Fairy
(2010), yang notabene merupakan film-film yang dipasarkan untuk
kalangan keluarga. Johnson mungkin melakukannya atas nama variasi peran,
namun sayangnya, kualitas film-film tersebut yang seringkali patut
dipertanyakan, justru membuat nama Johnson menjadi terpuruk dengan
kemampuan aktingnya yang semakin diragukan.
Faster, yang disutradarai oleh George Tillman, Jr (Notorious,
2009), menandai kembalinya Johnson ke film-film dengan genre keras.
Jangan sampai tertipu dengan judulnya yang mungkin akan membuat sebagian
orang mengira bahwa film ini mengisahkan mengenai karakter Johnson yang
berpacu dalam dunia balapan a la film-film sejenis The Fast and the Furious (2001). Faster
merupakan sebuah film yang lebih menekankan tema pembalasan dendam
seorang karakter pada beberapa orang dari masa lalunya. Sebuah film yang
sangat sesuai dengan karakter keras yang dimiliki oleh Johnson, namun
sayangnya masih belum akan sepenuhnya memperbaiki citra Johnson mengenai
kemampuan aktingnya.
Ada tiga karakter utama yang menjadi fokus penceritaan Faster,
dan ketiganya hadir tanpa nama dan hanya dikenal sebagai Driver, Cop
dan Killer. Driver (Johnson) adalah seorang narapidana perampokan bank
yang baru saja dilepaskan setelah sepuluh tahun menjalani masa
tahanannya. Begitu bebas dari penjara, tujuan hidup Driver hanyalah
satu: untuk membunuh komplotan perampok yang telah menjebak dirinya dan
menyebabkan kematian kakaknya (Matt Gerald). Cop (Billy Bob Thornton)
adalah seorang polisi yang mencoba membersihkan kembali hidupnya dari
ketergantungannya terhadap narkoba sekaligus mencoba memperbaiki
hubungannya dengan sang istri, Marina (Moon Bloodgood). Bersama dengan
Detektif Cicero (Carla Gugino), Cop ditugaskan untuk menangkap Driver
dan menghentikan usaha pembunuhan yang ia lakukan.
Di suatu tempat lainnya, Killer (Oliver
Jackson-Cohen) adalah seorang pembunuh bayaran yang disewa seseorang
untuk membunuh Driver. Percobaan pertamanya dalam membunuh Driver
kemudian menemui kegagalan, yang menyebabkan dirinya kemudian begitu
terobsesi untuk membunuh Driver. Obsesinya ini membuat hubungannya
dengan wanita yang baru dinikahinya, Lily (Maggie Grace) menjadi sedikit
renggang. Walau tidak saling mengenal satu sama lain, ternyata satu
tujuan hidup mereka, yakni untuk bergerak lebih cepat sebelum yang satu
berhasil menangkap lainnya, akhirnya akan mempertemukan mereka dan
menentukan hidup mati mereka.
Harus diakui, Faster dapat saja berakhir sebagai sebuah film action berkualitas rendahan yang akan semakin memojokkan kemampuan akting Johnson di mata kritikus film. Untungnya, Faster
mampu tampil lebih daripada itu. Jalan cerita film ini, yang termasuk
menyertakan tema mengenai kemampuan memberi maaf pada orang lain dan
usaha untuk memperbaiki diri, ternyata mampu meningkatkan kualitas film
ini satu tingkat dibandingkan dengan film-film action
sepantarannya. Terlebih lagi, Johnson mampu membuktikan bahwa dirinya
memang tepat untuk berada di film sejenis ini dengan memberikan
penampilan yang sangat tidak mengecewakan.
Kelemahan Faster justru datang
dari kekompleksitasan ketiga karakter yang dihadirkan ke hadapan para
penontonnya. Ketiga karakter – sama-sama memiliki masa lalu yang gelap
dan keinginan untuk sebuah masa depan yang cerah – seringkali dilibatkan
dalam deretan adegan drama yang sayangnya tidak mampu dirangkai oleh
George Tillman, Jr dengan baik. Hasilnya, Faster terasa lebih
rumit namun tanpa kemampuan untuk dapat memberikan apapun dalam jalan
ceritanya. Kompleksnya karakterisasi ketiga karakter juga seringkali
dirasakan terlalu berlebihan ketika dibandingkan dengan plot utama
cerita yang sebenarnya berlangsung sederhana. Hal ini yang membuat Faster terkadang terasa berjalan kurang seimbang di antara beberapa plot ceritanya.
Dari departemen akting, mereka yang mengharapkan bahwa jajaran pemeran Faster
akan terlihat seperti sekumpulan aktor yang gagal dalam menunjukkan
kemampuan akting mereka sepertinya akan merasa kecewa. Walaupun tidak
luar biasa, para aktor dan aktris di film ini tampil dengan kapasitas
akting yang cukup layak. Johnson memang tepat untuk dipilih dan bermain
di film sejenis Faster. Carla Gugino memberikan penampilan yang
cukup emosional ketika Billy Bob Thornton terkadang terlihat terlalu
datar untuk perannya sebagai seorang polisi yang bermasalah. Sementara
aktor Inggris, Oliver Jackson-Cohen, yang berperan sebagai Killer,
berhasil tampil seimbang dengan para pemeran lainnya, khususnya
mengingat karakternya yang seperti tidak terlalu berpengaruh besar
kepada plot utama film ini.
Adalah sangat mudah untuk memberikan asumsi kepada Faster bahwa film ini hanyalah sebuah film action
standar yang hanya menghadirkan kekerasan dan darah dengan tampilan
seadanya dari para pemerannya tanpa mampu untuk memberikan sesuatu yang
lebih. Memang, tidak ada yang begitu istimewa dari film ini. Namun
adalah cukup menyegarkan ketika film sejenis ini mampu tampil dengan
sebuah tema yang cukup mendalam seperti yang dibawakan dalam naskah
cerita Faster. Disamping itu, jajaran pemeran Faster
tampil dengan kemampuan akting yang sama sekali tidak buruk. Walaupun
film ini akan sedikit berpotensi mengecewakan bagi mereka yang
mengharapkan sebuah film action yang berjalan dengan ritme cepat, namun secara keseluruhan Faster berhasil menjadi sebuah tayangan yang cukup layak untuk disimak.
Faster (2010)
Directed by George Tillman, Jr. Produced by Tony Gayton, Liz Glotzer, Martin Shafer, Robert Teitel Written by Tony Gayton, Joe Gayton Starring
Dwayne Johnson, Billy Bob Thornton, Carla Gugino, Moon Bloodgood,
Oliver Jackson-Cohen, Maggie Grace, Matt Gerald, Tom Berenger, Mike
Epps, Jennifer Carpenter Music by Clint Mansell Studio Castle Rock Entertainment Distributed by CBS Films/Tristar Pictures Running time 98 minutes Country United States Language English
No comments:
Post a Comment