National Treasure: Book of Secrets
Cerita berawal pada tahun 1865 seusai perang saudara Amerika berakhir. Pihak Selatan atau Konfederasi kalah dalam perang itu, dan Presiden Lincoln pun memberlakukan banyak perubahan untuk United States. Alkisah, Thomas Gates dimintai seorang tak dikenal untuk membongkar sebuah sandi. Ketika ternyata sang pemilik sandi adalah seorang anggota Konfederasi yang terlibat pembunuhan Lincoln, Thomas jelas saja menolak membongkar sandi itu karena ia tahu bahwa itu sandi letak harta karun, dan jika jatuh ke tangan Konfederasi maka perang akan kembali berkobar. Sang pemilik sandi terpaksa membunuhnya karena Thomas merobak kertas sandi itu dari buku catatan yang diberikan si pemilik, dan hendak membakarnya. Kertas yang sebagian terbakar itu sempat diselamatkan oleh si pemilik sandi, dan ia pun berlalu. Peristiwa ini disaksikan oleh putra Thomas, yang merupakan kakek buyut Benjamin Gates.
142 tahun kemudian, di masa kini, seseorang yang asing menuduh leluhur Benjamin Gates itu sebagai pengkhianat negara. Si penuduh bernama Mitch Wilkinson ini memberikan secarik kertas potongan buku catatan bersejarah yang sempat menjadi alat bukti pengungkap pembunuh Lincoln di masa lalu. Di potongan yang hilang itu tertulis bahwa Thomas Gates merupakan "artifex" atau dalang pembunuhan Lincoln, dan ini jelas mengubah seluruh catatan sejarah sekaligus mencoreng nama baik keluarga Gates.
Ayah Benjamin, Patrick Gates, tentu saja menyangkal keras tuduhan itu karena berdasarkan cerita kakeknya yang merupakan putra dari Thomas Gates. Terlebih lagi kakeknya ada disamping Thomas ketika ia membongkar sandi, lalu kemudian terbunuh. Namun apa daya? Mitch punya bukti kongkrit, Patrick hanya punya cerita dari kakek. Publik tentu lebih percaya kepada bukti nyata daripada cerita belaka.
Benjamin akhirnya bersikeras untuk membuktikan bahwa keluarga Gates bukanlah keturunan pengkhianat negara. Misinya pembersihan nama baik itu membawanya berkeliling ke tempat yang unik dan penuh kisah sejarah, seperti kota Paris dan London. Dan ternyata, Mitch sengaja memfitnah Thomas Gates agar Benjamin memecahkan teka-teki yang dulu tidak jadi dipecahkan oleh leluhurnya. Teka-teki yang bisa membawanya ke harta karun legenda kuno penduduk asli Amerika.
Overall
Tidak banyak yang saya bisa ceritakan mengenai sekuel dari National Treasure ini. Seri sebelumnya yang meraih prestasi cukup mengagumkan di box office dengan bintang Nicholas Cage dan rekan-rekan pendampingnya nampaknya masih menarik minat Disney untuk melanjutkan kisah mereka. Saya patut bilang, arkeolog ataupun pemburu harta karun, Benjamin sedikit banyak terinspirasi dari Indiana Jones. Hanya saja, dia tidak berkelahi, tidak bertopi, dan tidak memiliki cambuk.Dari segi sinematografi, banyak hal yang membuat saya terkagum-kagum. Mulai dari patung Liberty di Paris (yep, Paris. Bukan New York), meja kerja Ratu Inggris, gedung putih, hingga Mt. Rushmore. Ditambah lagi dengan berbagai tempat rahasia serta teka-teki yang menyelimutinya. Cukup menggelitik dan bikin penasaran. Apalagi ketika sebuah teka-teki justru membawa ke teka-teki lain, menarik untuk disimak.
Kekurangan film ini mungkin ada pada plotnya yang terkesan buru-buru dan mengejar durasi yang cukup pendek. Meskipun demikian, cukup menyenangkan melihat bagaimana para pemeran menjalankan adegan demi adegan untuk mengantarkan penonton ke babak berikutnya.
Dan pertanyaan utama dari setiap sekuel adalah: apakah seri ini lebih baik atau paling tidak sama baiknya dengan pendahulunya? Jujur saja, cerita di film kedua ini cukup menghibur. Teka-teki yang dihadirkan pun cukup kaya dengan nilai sejarah Amerika. Namun jika kamu tidak familiar, cukup duduk dan nikmati saja. Masih sangat pantas, kok, untuk mengeluarkan uang untuk duduk di depan layar lebar demi film ini.
No comments:
Post a Comment