RESENSI FILM Ada Apa Dengan Cinta
Judul :
Ada Apa Dengan Cinta
Pemain : Dian Sastrowardoyo
Bertemakan
cinta di masa-masa SMA, Ada Apa dengan
Cinta
menampilkan Cinta (Dian Sastrowardoyo) sebagai seorang pelajar SMA. Ia langganan
juara lomba puisi di sekolahnya yang rutin diadakan tiap tahun. Cerita
berawal
dari Alya (Ladya Cherill)
yang tubuhnya memar karena kerap dipukuli sang ayah yang kerap cek-cok
dengan
ibunya. Alya adalah sahabat karib Cinta dengan teman-temannya yang lain.
Seperti Carmen (Adinia Wirasti),
Maura (Titi Kamal), dan Milly (Sissy Priscillia).
Di
sekolah, juara lomba puisi tahun ini akan diumumkan. Seluruh siswa yakin
Cinta
yang akan menjadi juara. Namun justru pemenangnya tahun ini adalah
Rangga (Nicholas Saputra).
Karena Cinta dan
teman-temannya adalah pengurus mading sekolah, ia akan mewawancarai
Rangga.
Namun Rangga adalah tipe laki-laki pendiam, penyendiri dan "dingin".
Saat Cinta berbicara dengan Rangga, ia melihat buku yang dipegang Rangga
(buku
AKU karya Syumandjaya). Lalu Cinta memberinya surat dan membuat Rangga
emosi.
Dan tanpa disengaja bukunya terjatuh. Cinta segera memungutnya. Dan
membawa
pulang buku itu untuk dibaca.
Cinta
mengembalikan buku tersebut saat Rangga kebingungan mencarinya. Rangga
pun
berterima kasih pada Cinta. Semenjak itu mereka menjadi dekat. Rangga
mengajak
Cinta ke Kwitang,
tempat ia membeli buku lama. Saat di Kwitang,
Cinta teringat akan janji menonton konser bersama teman-temannya. Ia pun
meninggalkan Rangga untuk menonton konser.
Suatu
hari saat jam istirahat rangga dan cinta
bertemu di perpustakaan sekolah. Rangga seorang pendiam yang kaku
bias berubah derastis menjadi seorang
yang lembut namun pendiam setelah bertemu dengan cinta. Merekapun
berbincang-bincang di dekat pintu perpustakaaan dan saling memandang
satu sama
lain. Dari situlah perasaan mereka tumbuh dan cinta pun menyukai rangga
dan
sebaliknya.
Pada
suatu malam Rangga dan Cinta kencan di sebuah kafe. Namun sebelum Cinta
berangkat, Alya menelepon untuk memintanya ke rumah. Namun Cinta
berbohong
bahwa ia akan pergi ke rumah sakit. Akhirnya Cinta pergi bersama Rangga.
Di sana
Cinta menyanyikan lagu yang dibuat dari puisi Rangga. Saat Cinta pulang,
mama
Cinta akan pergi menjenguk Alya di rumah sakit karena mencoba bunuh
diri. Cinta
menjadi sangat menyesal.
Keesokan
harinya, Rangga menyapa Cinta. Namun Cinta justru berkata ketus agar
Rangga
tidak mendekatinya lagi. Rangga pun sepakat bahwa ia akan menjauh dari
Cinta.
Saat di rumah sakit Cinta berterus-terang pada Alya bahwa ia berbohong
dan Alya
pun tahu bahwa Cinta kencan dengan Rangga. Cinta tidak tahu bahwa saat
ia berkata
jujur, teman-temannya yang lain ada dibelakangnya. Cinta juga meminta
maaf
kepada teman-temennya yang lain.
Rangga
yang saat itu akan berencana pindah sekolah ke Amerika Serikat, mencoba
menelepon Cinta untuk berpamitan. Namun Cinta justru tetap menjauh dari
Rangga.
Carmen yang saat itu sedang latihan basket melihat Rangga berpamitan
pada Pak
Wardiman, sang penjaga sekolah. Ia pun segera memberitahukan
teman-temannya.
Cinta
yang menyadari cinta sejatinya itu, segera menyusul ke bandara. Namun
mobil Milly
terjepit mobil lain. Mereka meminjam mobil Mamet (Dennis Adhiswara). Di sana
Cinta bertemu
dengan Rangga. Ia meminta Rangga untuk membatalkan niatnya sekolah di
luar
negeri. Namun Rangga tetap pergi meninggalkan Cinta-nya. Ia memberi
Cinta buku
yang pada halaman terakhirnya terdapat puisi Rangga yang berjudul "Ada
Apa
dengan Cinta?". Rangga berjanji akan kembali di saat bulan purnama tiba.
PENDAPAT SAYA
Film
Ada Apa Dengan Cinta (AADC) adalah film yang mempunyai cerita tentang
percintaan dua anak manusia yang keduanya memiliki kegemaran yang sama
yaitu
“Membaca Puisi”. Selain itu mereka juga gemar membaca buku kususnya buku
“AKU karya Syumandjaya”. Watak yang dimiliki
keduanya sangat berbeda, Rangga adalah tipe laki-laki pendiam,
penyendiri dan
"dingin" sedangkan Cinta keras dan tomboy.
Dalam
film AADC tergambarkan sebuah perpustakaan sekolah yang sangat bagus, di
dalam
perpustakaan tertata berbagai buku dengan rak-rak yang besar, buku yang
di
sediakan pun sangat layak digunakan,
Dalam
film tersebut terlihat secara jelas BELUM
menggunakan Digital
library karna rangga berbincang dengan pemustaka tentang hal tersebut.
Digital
Library yang menjanjikan pengguna mengakses sumber-sumber informasi
elektronik.
Pengguna tidak lagi terpancang pada jam pelayanan perpustakaan dan tidak
perlu
lagi harus datang ke perpustakaan untuk akses informasi.
Dengan
digital library, peran pustakawan akan bergeser dari suatu penekanan
menghimpun, mengolah, memelihara, menyimpan dan melayankan informasi ke
suatu
penekanan mengajar, memberikan konsultasi, meneliti, memelihara akses
informasi
yang demokratis, dan bekerjasama dengan ahli komputer dan ilmuwan dalam
mendisain dan memelihara sistem akses informasi.
Dapat
dikatakan pada waktu itu film tersebut masih memberikan perpustakaan
yang masih
tradisional, namun penataan ruangannya saja yang sudah baik dan tertata
sehingga terlihat sempurna, namun dalam akses yang lebih canggih
perpustakaan
ini belum mengalami kemajuan yang pesat.
Namun
dalam film tersebut ada satu kekurangan yang membuat banyak pengguna
perpustakaan enggan mengunjungi perpustakaan karna pelayan perpustakaan
atau
pemustaka bersikap tidak sopan, dan ketus
Seorang
pustakawan harusnya mempunyai sikap yang ramah tamah, mampu memberikan
layanan
kepada pengguna dengan sebaik mungkin, karna dapat tercapainya menjadi
perpustakaan yang baik factor pemberian pelayanan juga harus dapat
berjalan
dengan baik.
No comments:
Post a Comment