Review Film: Belajar Tips Travelling Unik Ala Trinity, The Nekad Traveler
Buku Trinity, The Naked Traveler
yang kisahnya sudah ditunggu-tunggu untuk difilmkan akhirnya dapat
terealisasikan pada Maret 2017. Tujuh Bintang Sinema akhirnya ambil
bagian untuk menggarap film yang judulnya sedikit diubah menjadi Trinity, The Nekad Traveler dengan menunjuk sutradara Rizal Mantovani yang punya track record memuaskan dalam film bertema sejenis yakni 5 cm (2012). Film ini juga menandai kembalinya aktris muda Maudy Ayunda yang kurang lebih tiga tahun vakum setelah peran pentingnya sebagai Laras dalam film 2014: Siapa di Atas Presiden (2015).
Mengadaptasi cerita dari bukunya, Trinity (Maudy Ayunda) merupakan pekerja kantoran yang punya hobby travelling
dan menuliskan pengalamannya lewat blog naked-traveler.com. Tiap cuti
kantor, walau hanya 1 hari pasti akan dimanfaatkannya untuk jalan-jalan.
Dimulai dari Festival Layang-layang di Lampung, mendaki anak gunung
Krakatau, sampai pergi ke tebing indah Rammang Rammang di Maros,
Sulawesi Selatan.
Kisah
Trinity semakin menarik ketika ia mengajak dua sahabatnya, Yasmin
(Rachel Amanda) dan Nina (Anggika Bolsterli) serta sepupunya, Ezra (Babe
Cabita) travelling ke Filipina. Dari sinilah konflik dimulai, Yasmin berseteru dengan Trinity karena masalah bucket list milik
Trinity yang terkesan egois. Kemunculan sosok Mr. X dan Paul (Hamish
Daud) juga semakin mewarnai perjalanan Trinity dalam filmnya.
Fokus cerita yang kurang konsisten
Perlu menjadi perhatian ketika kita membaca buku Trinity yang dipenuhi kisah travelling
yang seru dan selalu berpindah-pindah tempat akan membuat perasaan kita
sebagai pembaca berimajinasi lewat ceritanya. Berbeda dengan filmnya, Trinity, The Nekad Traveler
terlalu terburu-buru menceritakan perjalanan Trinity. Terkesan sang
sutradara ingin menekankan cerita pada destinasi wisata yang eksotis,
tidak ada yang salah dengan pilihan tersebut, namun kecenderungan
penonton untuk cepat bosan juga harus dimaklumi.
Sosok
Mr. X kurang dieksplorasi secara dalam, sehingga kesannya ia hanya
karakter tambahan yang tidak berpengaruh penting dalam film. Kurang
adanya petunjuk yang diberikan mungkin membuat penonton yang
bertanya-tanya tidak puas. Keterbatasan tersebut semestinya dapat
diantisipasi oleh sutradara sekelas Rizal Mantovani.
Apresiasi
harus diberikan pada kehadiran Ayu Dewi yang pada tiap kemunculannya
selalu dihiasi dialog humor yang menghibur. Ayu Dewi piawai memainkan
peran sebagai Bu Bos yang tegas namun tetap jenaka. Terlihat pada adegan
Trinity yang menyelesaikan semua laporannya demi meminta cuti
jalan-jalan bersama dua sahabatnya.
Babe Cabita juga mampu memberikan angin segar lewat perannya sebagai sepupu Trinity pada bagian travelling
ke Filipina. Menunjukkan akting meyakinkan sebagai orang yang terpisah
dari rombongan lalu mencoba berkomunikasi dengan warga lokal dan turis
asing. Dialog cerdas yang disematkan penulis naskah, Rahabi Mandra pada
Babe membuat kita rindu dengan kemunculannya. Terutama pada adegan di
kamar hotel ketika Yasmin dan Nina ingin membantu Trinity pada masalah
transfer uang untuk pergi ke Maldives.
Trinity, The Nekad Traveler masuk
dalam referensi baru untuk daftar film melancong di Indonesia.
Kehadiran film ini perlu dirayakan bagi para pembaca koleksi buku
Trinity yang sudah lama menantikannya. Film Trinity, The Nekad Traveler mulai tayang pada 16 Maret 2017. Yuk segera travelling ke bioskop dan booking tiketnya di BookMyShow.
No comments:
Post a Comment