Friday, November 1, 2019

THe Bfg

Preview Film: The BFG (2016)

Disney sangat sukses ketika merilis The Jungle Book. Meski demikian, bukan hanya petualangan Mowgli tersebut proyek live-action yang mereka andalkan tahun ini. Ada beberapa yang lainnya. Salah satunya adalah The BFG, yang diadaptasi dari buku cerita anak-anak berjudul sama karangan Roald Dahl.
Film fantasi yang dibesut oleh sutradara kondang Hollywood, Steven Spielberg, ini merupakan live-action ketiga yang diadaptasi dari karya novelis asal Wales tersebut setelah Matilda (1996) dan Charlie and the Chocolate Factory (2005). Sedangkan, untuk versi animasinya, The BFG sudah pernah ditayangkan di televisi pada tahun 1989.
Produser The BFG, Frank Marshall, dan Kathleen Kennedy, sebenarnya sudah sejak lama berencana membuat live action dongeng ini. Tepatnya, sejak tahun 1991. Kala itu, yang mereka incar sebagai pemeran utama adalah almarhum Robin Williams.
Karena berbagai macam kendala, proyek The BFG ini akhirnya baru terealisasi 20 tahun kemudian. Yaitu, pada tahun 2011, setelah DreamWorks Studios, perusahaan milik Steven Spielberg, membeli hak untuk memfilmkan novel yang diterbitkan oleh Penguin Books tersebut.
Melalui rumah produksinya, Amblin Entertainment, Spielberg kemudian menjalin partnership dengan Disney untuk menggarap The BFG. Hal ini tercatat sebagai kerjasama pertama antara dua nama besar dalam dunia perfilman Hollywood tersebut. Tahun 2016 akhirnya mereka tetapkan sebagai waktu perilisan The BFG, sekaligus untuk memperingati seabad Roald Dahl yang lahir pada 13 September 1916.
Sebagai pemeran utama, pada Oktober 2014, terpilih Mark Rylance, aktor senior yang wajahnya mirip manager Leicester City, Claudio Ranieri. Peraih Piala Oscar 2016 sebagai Pemain Pendukung Terbaik lewat Bridge of Spies (2015) itu beradu akting dengan Ruby Barnhill. Bintang cilik yang baru berusia 11 tahun tersebut terpilih saat casting pada Desember 2014.
Di film berdurasi 117 menit ini, Rylance memerankan seorang raksasa tua baik hati yang dijuluki sebagai The BFG (Big Friendly Giant). Karena terlalu lembut dan tidak suka memangsa anak-anak, dia dikucilkan oleh raksasa-raksasa lainnya. The BFG kemudian malah bersahabat dengan seorang gadis kecil bernama Sophie (Ruby Barnhill). Mereka berdua lalu bahu-membahu menyelamatkan dunia dari ancaman raksasa jahat pemakan manusia.
Bagi Spielberg, The BFG ini menandai kembalinya kreator Jaws (1975) tersebut ke genre fantasi. Akhir-akhir ini, sutradara kelahiran 18 Desember 1946 itu memang hanya menelurkan film-film berlatar belakang sejarah semacam Bridge of Spies (2015) dan Lincoln (2012).
Padahal, dulunya, Spielberg dikenal sebagai pembesut genre fantasi sci-fi semacam Jurassic Park (1993). Menurutnya, film-film sejarah yang dia garap belakangan ini merupakan “refreshing”. Kini, saatnya dia kembali ke dunia fantasi yang memang sangat digemarinya.
Menurut Spielberg, dia merasa sangat bebas saat menggarap film-film fantasi. Tidak ada batasan seperti film-film bertema sejarah yang harus berdasarkan fakta. Untuk menulis naskah The BFG, sutradara Schindler’s List (1993) itu menggandeng Melissa Mathison yang dulu bersama dia dalam menghasilkan film legendaris E. T. the Extra-Terrestrial (1982).
Spielberg juga menerapkan performance/motion capture untuk menampilkan sosok raksasa setinggi lebih dari tujuh meter dalam film berteknologi tinggi yang dipenuhi oleh efek CGI, alias computer generated inagery ini. Dia sudah berpengalaman menggunakan teknik tersebut saat menggarap The Adventures of Tintin (2011). Disney tampaknya all-out mendukung upaya Spielberg untuk menampilkan dunia fantasi yang ajaib dan adi kodrati.
Hampir semua film produksi DreamWorks Studios milik Spielberg memang menitikberatkan pada tema-tema tentang keajaiban. Menurutnya, hal itu bakal menumbuhkan harapan dan impian yang bisa membuat kehidupan orang-orang menjadi lebih baik.
Saat tayang perdana di Grand Lumiere Theatre, Palais des Festivals, dalam Festival Film Internasional Cannes 2016 pada bulan Mei yang lalu, The BFG mendapat sambutan sangat meriah. Dua menit standing ovation saat para pemain dan kru muncul di karpet merah dan empat setengah menit tepuk tangan membahana setelah film selesai diputar.
Sejumlah kritikus memuji kemampuan Spielberg dalam memvisualisasikan novel The BFG yang sebenarnya cukup dramatis. Bahkan, lelucon-lelucon unik karangan Roald Dahl seperti kentut ajaib dan bahasa raksasa gobblefunk bisa mereka tampilkan dengan baik. Sejumlah situs review pun memberi rating positif untuk The BFG.
Namun, sayangnya, dari segi box office, The BFG ini termasuk jeblok. Sejak dirilis pada 1 Juli 2016, film berbujet USD 140 juta ini “hanya” mampu mengumpulkan pemasukan USD 160 juta. Mungkin, cuma bisa balik modal. Padahal, dengan menggandeng Spielberg, Disney mengharapkan kesuksesan setara The Jungle Book (2016) yang meraup hampir USD 1 miliar.
Para pengamat menyatakan, salah satu penyebab The BFG kurang diminati penonton adalah ketiadaan bintang bernama besar. Mark Rylance memang aktor senior yang hebat. Tapi, dia kurang menjual jika dibandingkan, katakanlah, Bill Murray, Idris Elba, Ben Kingsley, dan Christopher Walken. Begitu juga dengan Rebecca Hall, yang daya tariknya masih kalah dari ScarJo di The Jungle Book.
Tangan dingin Spielberg pun gagal mengerek pendapatan The BFG. Sepertinya, daya magis kreator franchise Indiana Jones itu sudah lenyap dalam memikat penonton. Padahal, dulu, nyaris semua film garapan Spielberg adalah jaminan box office.
Faktor lain yang membuat The BFG kurang laku adalah para pembaca bukunya yang saat ini masih “terlalu muda” untuk memiliki anak yang diajak menonton di bioskop. Novel karya Roald Dahl tersebut memang “baru” terbit pada 1982. Menurut beberapa pengamat, Disney seharusnya menunda perilisannya sepuluh tahun lagi.
***
The BFG
Sutradara: Steven Spielberg
Produser: Steven Spielberg, Frank Marshall, Sam Mercer
Penulis Skenario: Melissa Mathison
Berdasarkan: The BFG by Roald Dahl
Pemain: Mark Rylance, Ruby Barnhill, Penelope Wilton, Jemaine Clement, Rebecca Hall, Rafe Spall, Bill Hader
Musik: John Wlliams
Sinematografi: Janusz Kaminski
Editor: Michael Kahn
Produksi: Walt Disney Pictures, Amblin Entertainment, Reliance Entertainment, Walden Media, The Kennedy/Marshall Company
Distributor: Walt Disney Studios Motion Pictures
Budget: USD 140 juta
Durasi: 117 menit
Rilis: 14 Mei 2016 (Cannes), 1 Juli 2016 (Amerika Serikat), 7 September 2016 (Indonesia)

No comments:

Post a Comment