Review Film: Captain Marvel, Jembatan Awal Para Superhero Avengers
Vers
(Brie Larson) masih dihantui mimpi-mimpi buruknya. Ia tak pernah bisa
tidur dengan nyenyak. Emosinya labil, sembrono dan mencoba tampil
menjadi sosok yang menyenangkan. Kehidupan yang sebenarnya canggung bagi
seorang wanita dengan kekuatan super yang sudah terberkarti.
Hal
samar-samar yang masih terbayang di ingatannya hanyalah Dr. Lawson.
Seseorang yang seperti berada di dua dunia. Jawaban Vers hanya satu,
yaitu menelusuri semua itu.
Vers adalah sosok yang serba
beruntung. Pertikaian bangsa Kree dan Skrull berujung dengan mendaratnya
Vers di Bumi. Kedatangan Vers terdeteksi oleh Nick Fury (Samuel L.
Jackson) dan si anak magang, Agen J. Coulson ( Clark Gregg).
Tak
perlu terburu-buru, Nick hanya ingin tahu, siapa sosok Vers yang datang
ke bumi dengan pakaian serba hijau dan mencuri perhatian.
Pertemanan
Fury dan Vers secara pelan-pelan membuka tabir rahasia Vers. Bertemu
dengan sahabat lamanya, rahasia kekuatan hingga pengkhianatan. Semuanya
menyatu dengan siapa sosok Vers yang sebenarnya.
Kenapa ia begitu sangat kuat dan sulit ditaklukan, hingga jadi jembatan baru bagi para superhero Avengers dan kekalutan mereka ketika jentikan jari Thanos memusnahkan hampir sebagian populasi semesta .
Sedang tayang di bioskop, film Captain Marvel merupakan film pembuka asal-usul nama Avengers. Pesan tiket bioskopnya di BookMyShow.
Alur Cerita Captain Marvel
Film
ini tidak akan menampilkan teknologi-teknologi keren seperti halnya
milik Tony Stark alias Iron Man. Maklum, cerita Vers yang bernama asli
Carol Denvers dimulai ketika ia melakukan sebuah misi penerbangan pada
tahun 1989.
Enam tahun menghilang dan kembali ke bumi untuk
mencari jati dirinya merupakan gambaran keseluruhan alur Captain Marvel.
Semua latar film ini menampilkan era ’90-an. Mobil, senjata, hingga
perangkat komputer jadul, lagu-lagu disko dan rock dari Ace of Base,
Nirvana dan Pearl Jam jadi pengiring beberapa adegan di dalam film.
Terasa membosankan, setidaknya begitulah gambaran yang dapatkan dari film Captain Marvel di bagian awal. Tidak semuanya, namun beberapa plot pun dibuat dengan cara yang dipaksakan.
Namun,
satu yang pasti, kamu akan tahu secara detil dan lengkap asal-usul
hingga penggunaan nama Captain Marvel hingga alasan Captain Marvel
menyerahkan sebuah pager pada Nick Fury dan sudah kamu lihat di bagian
akhir Avengers: Infinity War.
Beruntung ada banyak
orang-orang kreatif dari Marvel yang menyiapkan film ini. Beberapa
penggunaan CGI mampu mengusir kebosanan tersebut dengan indah. Ingat,
ini hanya seperempat bagian film. Bagiamana dengan sisanya?
Superhero Terkuat MCU
Sisanya,
film ini patut diacungi jempol. Langsung tancap gas dan tidak
bertele-tele lagi. Mulai dari pertemuannya dengan Nick Fury,
kejar-kejaran dengan agen S.H.I.E.L.D hingga pertemuannya dengan sahabat
lamanya Maria Rambeau (Lashana Lynch).
Captain Marvel dengan gamblang menjelaskan bagaimana superhero
yang satu ini disebut sebagai yang paling kuat di Marvel Cinematic
Universe. Benar-benar luar biasa, penuh energi, beringas, tak ada ampun
dan gila!
Semua alur ini dibuat dengan nyaris sempurna.
Visualisasi dari tim kreatif menampilkan gambaran yang tak lagi hanya
sekadar isapan jempol. Hampir semua penonton yang menyaksikan bagian ini
membisu membilah satu per satu kekuatan Captain Marvel. Puas banget!
Karakter Carol Denvers Lemah
Bukannya
tanpa cacat. Film ini masih memiliki beberapa catatan. Karakter Carol
Denvers yang diperankan Brie Larson terlihat canggung. Mau melucu
seperti halnya Tony Stark (Iron Man), namun tidak lucu.
Ingin tampil cool
seperti Steve Rogers (Captain Marvel) dan Natasha Romanof (Black
Widow), justru jadi canggung. Ingin gagap seperti Bruce Banner (Hulk)
pun tidak dapat. Kami maklumi, ini film pertama. Namun, alangkah lebih
baiknya jika Brie Larson bisa mendalami karakternya atau pemeran superhero Avengers lainnya jika ingin tampil lebih baik di film berikutnya.
Toh, tidak semua film-film yang mengisahkan asal muasal superhero Avengers juga tampil sempurna. Sisanya, ada banyak lawan main Brie Larson yang mencuri perhatian.
Kucing dan Nick Fury
Samuel L. Jackson
adalah aktor dengan segudang pengalaman. Menjadi seorang Nick Fury yang
masih muda pun tidak menghilangkan ciri khasnya sebagai Nick Fury yang
hadir di masa depan. Ibaratnya, Samuel L. Jackson menjadi seorang komika
di film ini.
Apa pun celotehnya terasa menggelikan. Bahkan, mampu menutupi peran Brie Larson yang masih terlihat canggung.
Ah,
satu lagi yang mencuri perhatian. Goose kucing menggemaskan yang
menjadi pusat perhatian. Gendut, lucu dan manja, begitulah sosok Goose.
Namun, ada kejutan yang tidak akan bisa kamu lewatkan.
Avengers: Endgame
Lhoh, kok ada Avengers: Endgame? Buat kamu yang sudah paham betul bagaimana Marvel mengkreasikan ceritanya, tentunya akan tahu selanjutnya. Satu post-credit scene yang tidak boleh kamu lewatkan. Jadi, jangan langsung beranjak dari kursi bioskop ketika filmnya sudah selesai.
Ingin rasanya berteriak melihat post-credit scene di film Captain Marvel
ini. Secara keseluruhan, film ini mengisahkan awal dari Avengers, dan
jadi jembatan yang datang di waktu yang tepat bagi para cerita
berikutnya.
Captain Marvel masih sama dengan film-film besutan
Marvel lainnya. Menyenangkan. Untuk yang satu ini, kamu bisa membuat
penilaian dari beberapa sudut pandang tentang hasil akhirnya.
Yuk, pesan tiket nontonnya di situs dan aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS.
No comments:
Post a Comment