Tuesday, December 3, 2019

Wallace & Gromit : The Curse Of The Were-Rabbit

WALLACE & GROMIT : THE CURSE OF THE WERE-RABBIT [2005]


“Wallace & Gromit” diproduksi oleh Aardman Animations dari Inggris. Studio yang sama dengan yang memperkenalkan kepada Anda serial “Shaun The Sheep,”“The Pirates! Band of Misfits” (2012), dan “Chicken Run” (2000). Aardman Animations memang dikenal menghasilkan animasi dengan cara tradisional stop motion. Di samping itu adapula yang menggunakan CGI seperti “Flushed Away” (2006) dan “Arthur Christmas” (2012).

Karakter Wallace digambarkan sebagai pria paruh baya botak yang memiliki 1001 akal namun kebanyakan berakhir dengan kekacauan. Sedangkan Gromit adalah anjing putih nan jenius yang tidak bersuara. Ia lebih banyak menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi dengan Wallace mau pun orang lain di sekitarnya. Karakter Bitzer dari “Shaun The Sheep” saja masih bisa bersuara walau sekedar menggeram.
Perkenalan pertama kali saya pada Wallace dan Gromit ada pada versi film pendeknya yang berjudul “A Grand Day Out” yang rilis pada tahun 1989. Sayangnya, saya merespon kurang bagus untuk film pendek itu. Tapi kekecewaan saya sudah terbayarkan untuk “The Curse of the Were-Rabbit” yang telah memenangi Oscar sebagai Film Animasi Terbaik tahun 2006 ini.
Di film ini Wallace (Peter Sallis) dan Gromit bekerja bersama-sama sebagai pemusnah hama dengan nama perusahaan “Anti-Pesto.” Mereka berdua tinggal di sebuah rumah sederhana namun di dalamnya penuh dengan perkakas robotik yang memudahkan kinerja sehari-hari. Suatu hari, Wallace yang sangat menggemari keju ini sedang mempersiapkan melon raksasanya untuk kompetisi sayuran raksasa tahunan.
Lady Campanula Tottington (Helena Bonham Carter) adalah wanita dari keluarga ningrat yang akan menyelenggarakan kompetisi sayuran raksasa yang ke 517 itu. Para petani berlomba-lomba untuk mempersiapkan sayuran dan buah-buahan andalan untuk diikut sertakan. Sayuran/buah-buahan siapa yang paling besar, dia yang akan keluar sebagai pemenang.
Kegelisahan para petani datang saat para kelinci menghabiskan sayuran dan buah-buahan di ladang. Di saat itulah, Wallace dan Gromit beraksi dengan menangkap para kelinci tanpa perlu menyakitinya. Di lain pihak ada Lord Victor Quartermine (Ralph Fiennes), seorang pemburu haus darah yang ingin menangkap seluruh kelinci.
Baik Walace dan Victor terjebak dalam persaingan dalam memperebutkan hati Lady Tottington. Tapi, Lady Tottington yang berhati lembut lebih menyukai cara Wallace yang menangkap para kelinci dengan aman. Jika Victor menggunakan senapan, maka Wallace dan Gromit menggunakan mesin penyedot yang disebut dengan BV6000.
Kendala tengah dihadapi oleh Wallace dan Gromit. Jumlah kelinci yang ditangkap semakin banyak dan membutuhkan kandang yang lebih luas dan biaya untuk memberikan makan. Ide jenius Wallace pun muncul keluar. Ia beranggapan apa yang terjadi jika para kelinci dihipno-terapi untuk dihilangkan ketertarikannya akan sayuran. 
Mesin bernama “Mind Manipulation-O-Matic” berhasil digunakan. Salah seekor kelinci hasil percobaan telah kehilangan nafsu makannya akan sayuran. Sudahkah sampai di sini saja petualangan Wallace dan Gromit? Belum. Bencana yang lebih besar dan teror bagi petani sayuran telah menunggu. Monster kelinci yang disebut sebagai Were-Rabbit (plesetan dari Were-Wolf) menghantui warga.   
“The Curse of the Were-Rabbit” disutradarai oleh Nick Park—sebelumnya ia juga membidani versi film pendek “A Grand Day Out.” Kali ini ia dibantu oleh Steve Box berikut penulisan naskahnya. Yang membuat petualangan Wallace dan Gromit menjadi menyegarkan adalah pada perpaduan komedi dan horornya yang seimbang. Beberapa momennya saya rasakan cukup menegangkan tapi juga membangkitkan tawa renyah.
Ide menampilkan pencucian pikiran agar kumpulan kelinci tidak lagi menyukai sayuran juga saya lihat begitu cerdas. Jumlah karakter yang dihadirkan cukup banyak, tapi tidak ada satu pun yang disia-siakan oleh Nick Park dan Steve Box. Kesemuanya hadir memberikan enerji yang terpacu dengan penuh semangat sehingga tidak meninggalkan satu adegan pun yang membosankan. “The Curse of the Were-Rabbit” sukses besar memberikan hiburan yang sangat sangat sangat menyenangkan.

No comments:

Post a Comment