Friday, December 6, 2019

Sicario

Resensi FIlm: Sicario (2015)

Minggu ini memang banyak film-film bagus yang tayang. Salah satu pilihan film action yang agak muram adalah Sicario. Jenis film yang butuh perhatian tinggi saat menontonnya (jika tidak ingin pulang sambil bertanya2: tadi ceritanya apa sih?). Yang paling mudah diingat dari film ini justru musik ilustrasinya, yang menggunakan suara tuba dengan efek slide (am I wrong?). Lumayan bikin merinding.
12
Apa bedanya FBI dan CIA? Hal ini penting diketahui dulu sebelum nonton film ini. Kita sudah sering menonton film agensi rahasia (biasanya CIA) yang asal mengejar penjahat dan memakan banyak korban, rasanya kok mudah banget mengorbankan penduduk sipil ya? Nah.. di film ini, seorang agen FBI bernama Kate Macer (Emily Blunt) yang terbiasa bergerak sesuai prosedur, ditawari dan akhirnya sukarela terjun dalam sebuah misi misterius di perbatasan Amerika dengan Meksiko. Ia harus bekerja dengan Matt Graver (Josh Brolin), penasehat pertahanan & hukum, lalu dengan sosok misterius Alejandro (Benicio del Toro). Misi ini cukup bikin Macer frustasi, karena ia tidak tahu apa tujuan sebenarnya, dan mereka melakukan banyak tindakan ilegal.
*SPOILER ALERT*
Inti ceritanya adalah adanya bos dari mafia narkoba yang sudah terlau banyak menciptakan banyak masalah dengan membunuh banyak orang di Juarez, dan menciptakan banyak polisi korup. Salah satu korban adalah mantan jaksa penuntut Alejandro. Singkat cerita, Alejandro yang kehilangan istri & anaknya dengan cara sadis, menjadi bagian dari CIA dan memiliki motif kuat untuk menyelesaikan masalah ini. Caranya adalah menciptakan kekacauan yang membuat bos dipanggil menghadap BOS UTAMA. Namun sesuai dengan hukum, CIA tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya campur tangan dari agen domestik, yaitu FBI. Di situlah Kate Macer “dimanfaatkan”. Pada akhirnya Kate Macer harus menandatangani dokumen yang melegalkan tindakan mereka, atau dibunuh “demi kebaikan”.
Pada akhirnya, tidak peduli kita berdiri di pihak mana, dibutuhkan tindakan ilegal untuk menciptakan keseimbangan, atau ketenangan. Di sinilah, hati nurani manusia mulai kacau, karena batas benar atau salah menjadi buram. Film ini membiarkan penonton menerka-nerka sendiri siapa sebenarnya tokoh yang mereka tonton, apa sejarah mereka, apa tujuan mereka, dan apa maksud perbuatan emreka. Jadi jika tidak menyimak baik-baik dialognya, dipastikan tidak akan paham dengan apa yang sedang terjadi. Memang harus diakui ini film berkualitas, tetapi karena tidak semua orang bisa menikmati film ini, jadi hanya nilai 7 dari 10 bintang. Reply












































No comments:

Post a Comment