Friday, December 6, 2019

Fathers & Daughters

Resensi Film: Fathers & Daughters (2015)

Buat yang “father-less” atau kangen sama Papanya, kalau nonton film ini pasti nangis bombay. Makna yang terkandung di dalamnya juga cukup menohok: bagi seseorang yang kehilangan figur Bapa, pasti ada kekosongan di hatinya yang tidak bisa ditutup begitu saja.
Ceritanya sederhana, tapi berkat akting Russell Crowe, Amanda Seyfried serta Kylie Rogers, filmnya jadi hidup dan cukup menyentuh hati. Setting waktunya campuran antara masa kini dan flash back; hanya dengan berfokus pada dialognya kita bisa menyadari pergantian waktu yang ada. Seorang penulis terkenal, Jake Davis (Russell Crowe) kehilangan istrinya dalam sebuah kecelakaan. Selain kehilangan istrinya, ia juga menderita sakit psikis. Ia harus berjuang untuk tetap memiliki hak asuh anaknya, Katie (Kylie Rogers/Amanda Seyfried), melawan sakit psikisnya, kebobrokan ekonomi dan saudara iparnya sendiri yang ingin mengadopsi Katie.
Fokus film ini ada dua, yang pertama adalah perasaan seorang Ayah yang harus berjuang menanggung semuanya sendiri; dan perasaan seorang anak yang (akhirnya) tumbuh besar dengan kerinduan kepada Ayahnya yang tidak pernah kesampaian. Film ini menunjukkan bagaimana keluarga memberikan efek besar bagi seseorang dalam mencari cintanya di masa depan dengan cara melankolis. Cerita sampingan, pekerjaan Katie sebagai seorang psikolog yang menangani anak yatim piatu juga menjadi sisi yang pas untuk menunjukkan bagaimana Katie menilai Ayahnya secara tidak langsung. Sayang sekali, chemistry antara Katie dan Cameron malah kurang terbangun; sehingga kurang tersampaikan ke penonton mengapa Katie akhirnya bisa menyadari ia mencintai Cameron — selain karena Cameron mengidolakan Ayahnya dan juga penulis. Selain itu, ada hal2 yang seharusnya bisa dibangun klimaksnya sehingga lebih dramatis.

No comments:

Post a Comment