Tuesday, December 10, 2019

The Strangers


THE STRANGERS (2008)



Teror psikologis...





1. IDE CERITA (3/5)
Terinspirasi dari pengalaman pribadi Bryan Bertino selaku sutradara film ini. Pada suatu hari di masa kecilnya, beberapa orang asing mengetuk pintu rumahnya dan menanyakan tentang seseorang yang tidak ada di rumah itu. Bertino nantinya mengetahui bahwa orang-orang itu juga mendatangi semua rumah di daerah itu, dan jika rumah yang mereka datangi ternyata kosong, mereka memasukinya. Pengalaman inilah yang menggerakkannya untuk menciptakan sebuah film horor yang, menurut saya, cukup berhasil membangun suasana. Durasinya memang hanya 85 menit, tapi Bertino berhasil menyuntikkan ketegangan dari awal film. Sebenarnya, inti dari film ini adalah bertahan dari serbuan orang asing di dalam rumah sendiri. Beberapa adegan klise juga ditempatkan merata dari awal sampai akhir film. Jadi, sebagian penonton mungkin dapat menebak peristiwa selanjutnya. Selain itu, film ini lebih menekankan aspek psikologis dan tidak menggunakan adegan kekerasan. Sehingga, aman bagi Anda yang alergi terhadap graphic violance seperti saya. Sayangnya, jump scare beberapa kali digunakan di sini, khususnya suara. Beberapa suara mungkin akan mengagetkan Anda, karena sebagian besar teror yang digunakan oleh orang-orang asing itu adalah suara.
2. PLOT (2,5/5)
Ini adalah salah satu kelemahan The Strangers. Cerita dalam film ini sangat dangkal dan tidak menyentuh emosi sama sekali. Pada bagian awal diperlihatkan sepasang kekasih (Kristen dan James) yang tengah berada dalam situasi yang suram. James melamar Kristen tapi wanita itu menolaknya dengan mengatakan bahwa ia belum siap. Pancingan yang diletakkan di awal film tersebut cukup sukses menarik rasa ingin tahu penonton, apalagi suasana yang dihadirkan adalah keheningan, tidak banyak dialog dan menekankan kekuatan ekspresi. Saya suka dengan bagian awalnya, walaupun tetap apapun yang mereka berdua lakukan tidak memancing simpati saya. Kemudian terdengar ketukan pintu dan James membukanya. Seorang wanita dengan wajah yang samar berdiri di depan pintu dan menanyakan pertanyaan yang cukup legendaris dalam dunia film horor: "Is Tamara here?" Demi Tuhan itu adalah pertanyaan yang berhasil membuat saya merinding dan terus terngiang di telinga saya sampai detik ini, mungkin sampai selamanya. Mulai dari menit itu ketegangan meningkat, dilanjutkan dengan James yang meninggalkan rumah untuk mencari udara segar. Kita segera merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi kemudian, dan memang benar-benar terjadi sampai akhir film. Dengan kata lain, suasana tidak nyaman sudah ditawarkan sejak awal film. Namun, horor yang sebenarnya baru muncul setelah kedatangan orang misterius itu yang dikuatkan oleh kepergian James. Sayangnya, setelah itu cerita seolah terhenti hanya untuk menampilkan teror demi teror yang mengepung rumah pasangan itu dan usaha mereka berdua untuk bertahan hidup. Ketegangan memang layak diacungi jempol, tapi kedalaman cerita sungguh memprihatinkan.
3. AKTING (2,75/5)
Harus saya akui, akting Liv Tyler dan Scott Speedman terlihat buruk. Hal ini semakin dibenamkan oleh skrip yang tidak memuaskan saya pribadi. Liv bahkan digambarkan sebagai seorang wanita yang bodoh dengan sering mengatakan "I don't know" dan selalu berteriak histeris tanpa berhasil melakukan perlawanan. Adegan terakhir dimana pasangan itu diikat di kursi dan keduanya saling menyatakan cinta satu sama lain juga tidak mengena sampai hati. Saya hanya melihat mereka menangis tapi tidak bisa merasakan apa yang mereka rasakan saat itu.
4. EFEK AUDIO (3,75/5)
Suasana film ini benar-benar kuat karena mendapat dukungan audio yang bagus. Seperti yang saya tulis sebelumnya, teror dalam film ini sebagian besar adalah suara, seperti ketukan pintu dan suara-suara lain yang tidak bisa kita jelaskan. Musik pengiring adegan polesan Tommandandy yang sebelumnya juga ikut mewarnai film-film seperti The Covenant dan The Echo juga merupakan nilai plus bagi The Strangers. Bahkan, album musik film ini mendapat respons positif dari para kritikus film lainnya. Ini sangat masuk akal memang. Musik bertempo cepat atau lambat yang digunakan di sini sama-sama berhasil membuat saya menahan nafas di antara degub jantung yang liar.
5. EFEK VISUAL (3/5)
Secara visual, pemilihan lokasi sudah sangat tepat sekaligus klise berat. Sebuah rumah yang menyendiri, berhalaman luas, dan dikelilingi oleh pepohonan. Sekeras apapun Kristen berteriak tetap tidak ada yang bisa mendengarnya. Penerangan dalam rumah juga suram untuk memperkuat suasana. Pemilihan topeng untuk dikenakan para teroris juga membuat kita tidak nyaman. Di sini, kita bisa menyimpulkan bahwa topeng yang tidak menakutkan atau bahkan lucu-pun bisa menjadi menakutkan bila dipakai oleh seorang penjahat.
6. SUASANA (4/5)
The Strangers memiliki suasana dari awal film. Tidak ada kesenangan di sini. Hanya ada kemurungan di awal dan ketegangan yang muncul mendadak menggantikannya. Bahkan, ketegangan itu langgeng sampai adegan paling akhir sekalipun. Saya merasa bahwa film ini sangat cocok bagi Anda para penggemar horor yang menghindari adegan berdarah-darah atau jump scare yang sarat dengan kemunculan tiba-tiba sesosok makhluk di depan mata kita dengan wajah yang menakutkan. Memang ada beberapa hal seperti itu dalam film ini. Namun, jumlah yang ditawarkan masih dalam batas wajar dan tidak keterlaluan. Hanya saja, saya merasa bahwa suasana muram dalam hubungan Kristen dan James tidak begitu kuat. Seperti yang sudah saya terangkan sebelumnya, saya hanya melihat mereka menangis tanpa merasakan apapun. Di awal film dimana keduanya terpenjara hening dan saling merenung juga tidak berhasil membuat hati saya ikut luluh, malah bagi saya suasana yang ditampilkan sedikit berlebihan mengingat permasalahannya adalah Kristen belum siap untuk menikah. Ia mengatakan belum siap tapi masih mencintai James. Bagi saya, tidak seharusnya suasana sesuram itu, kecuali bila Kristen menolak dan mereka terlibat pertengkaran hingga mereka menyesalinya. Itu akan lebih bagus dan lebih dalam.
7. AMANAT (1/5)
Saya tidak menemukan amanat apapun di sini. Film ini hanya memberikan sensasi tegang dan takut semata tanpa memperindahnya dengan sesuatu yang bermanfaat bagi kita setelah selesai menontonnya.. atau mungkin juga bisa disimpulkan bahwa jangan pernah Anda tinggal di rumah yang jauh dari tetangga, kecuali bila Anda siap jika suatu ketika seseorang mengetuk pintu rumah Anda dan bertanya, "Apakah Tamara di sini?"
KESIMPULAN:
Secara keseluruhan, The Strangers adalah film horor yang lumayan bagus karena lebih menekankan teror mental dibanding sekadar potong sana, potong sini alias mutilasi yang biasanya kita jumpai di film-film horor murahan. Walaupun akting para pemain tidak bagus, cerita yang setipis kertas, dan tanpa pesan positif, The Strangers tetaplah hiburan bergenre horor yang pantas untuk Anda pertimbangkan menjadi koleksi Anda. Saya pribadi mengatakan, bila film ini dipoles kembali dan ditambah durasinya, film ini berpotensi besar menjadi salah satu horor favorit saya.

No comments:

Post a Comment