THE STRANGERS (2008)
Teror psikologis...
1. IDE CERITA (3/5)
Terinspirasi
dari pengalaman pribadi Bryan Bertino selaku sutradara film ini. Pada
suatu hari di masa kecilnya, beberapa orang asing mengetuk pintu
rumahnya dan menanyakan tentang seseorang yang tidak ada di rumah itu.
Bertino nantinya mengetahui bahwa orang-orang itu juga mendatangi semua
rumah di daerah itu, dan jika rumah yang mereka datangi ternyata kosong,
mereka memasukinya. Pengalaman inilah yang menggerakkannya untuk
menciptakan sebuah film horor yang, menurut saya, cukup berhasil
membangun suasana. Durasinya memang hanya 85 menit, tapi Bertino
berhasil menyuntikkan ketegangan dari awal film. Sebenarnya, inti dari
film ini adalah bertahan dari serbuan orang asing di dalam rumah
sendiri. Beberapa adegan klise juga ditempatkan merata dari awal sampai
akhir film. Jadi, sebagian penonton mungkin dapat menebak peristiwa
selanjutnya. Selain itu, film ini lebih menekankan aspek psikologis dan
tidak menggunakan adegan kekerasan. Sehingga, aman bagi Anda yang alergi
terhadap graphic violance seperti saya. Sayangnya, jump scare
beberapa kali digunakan di sini, khususnya suara. Beberapa suara mungkin
akan mengagetkan Anda, karena sebagian besar teror yang digunakan oleh
orang-orang asing itu adalah suara.
2. PLOT (2,5/5)
Ini adalah
salah satu kelemahan The Strangers. Cerita dalam film ini sangat dangkal
dan tidak menyentuh emosi sama sekali. Pada bagian awal diperlihatkan
sepasang kekasih (Kristen dan James) yang tengah berada dalam situasi
yang suram. James melamar Kristen tapi wanita itu menolaknya dengan
mengatakan bahwa ia belum siap. Pancingan yang diletakkan di awal film
tersebut cukup sukses menarik rasa ingin tahu penonton, apalagi suasana
yang dihadirkan adalah keheningan, tidak banyak dialog dan menekankan
kekuatan ekspresi. Saya suka dengan bagian awalnya, walaupun tetap
apapun yang mereka berdua lakukan tidak memancing simpati saya. Kemudian
terdengar ketukan pintu dan James membukanya. Seorang wanita dengan
wajah yang samar berdiri di depan pintu dan menanyakan pertanyaan yang
cukup legendaris dalam dunia film horor: "Is Tamara here?" Demi
Tuhan itu adalah pertanyaan yang berhasil membuat saya merinding dan
terus terngiang di telinga saya sampai detik ini, mungkin sampai
selamanya. Mulai dari menit itu ketegangan meningkat, dilanjutkan dengan
James yang meninggalkan rumah untuk mencari udara segar. Kita segera
merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi kemudian, dan memang
benar-benar terjadi sampai akhir film. Dengan kata lain, suasana tidak
nyaman sudah ditawarkan sejak awal film. Namun, horor yang sebenarnya
baru muncul setelah kedatangan orang misterius itu yang dikuatkan oleh
kepergian James. Sayangnya, setelah itu cerita seolah terhenti hanya
untuk menampilkan teror demi teror yang mengepung rumah pasangan itu dan
usaha mereka berdua untuk bertahan hidup. Ketegangan memang layak
diacungi jempol, tapi kedalaman cerita sungguh memprihatinkan.
3. AKTING (2,75/5)
Harus saya
akui, akting Liv Tyler dan Scott Speedman terlihat buruk. Hal ini
semakin dibenamkan oleh skrip yang tidak memuaskan saya pribadi. Liv
bahkan digambarkan sebagai seorang wanita yang bodoh dengan sering
mengatakan "I don't know" dan selalu berteriak histeris tanpa
berhasil melakukan perlawanan. Adegan terakhir dimana pasangan itu
diikat di kursi dan keduanya saling menyatakan cinta satu sama lain juga
tidak mengena sampai hati. Saya hanya melihat mereka menangis tapi
tidak bisa merasakan apa yang mereka rasakan saat itu.
4. EFEK AUDIO (3,75/5)
Suasana
film ini benar-benar kuat karena mendapat dukungan audio yang bagus.
Seperti yang saya tulis sebelumnya, teror dalam film ini sebagian besar
adalah suara, seperti ketukan pintu dan suara-suara lain yang tidak bisa
kita jelaskan. Musik pengiring adegan polesan Tommandandy yang
sebelumnya juga ikut mewarnai film-film seperti The Covenant dan The
Echo juga merupakan nilai plus bagi The Strangers. Bahkan, album musik
film ini mendapat respons positif dari para kritikus film lainnya. Ini
sangat masuk akal memang. Musik bertempo cepat atau lambat yang
digunakan di sini sama-sama berhasil membuat saya menahan nafas di
antara degub jantung yang liar.
5. EFEK VISUAL (3/5)
Secara
visual, pemilihan lokasi sudah sangat tepat sekaligus klise berat.
Sebuah rumah yang menyendiri, berhalaman luas, dan dikelilingi oleh
pepohonan. Sekeras apapun Kristen berteriak tetap tidak ada yang bisa
mendengarnya. Penerangan dalam rumah juga suram untuk memperkuat
suasana. Pemilihan topeng untuk dikenakan para teroris juga membuat kita
tidak nyaman. Di sini, kita bisa menyimpulkan bahwa topeng yang tidak
menakutkan atau bahkan lucu-pun bisa menjadi menakutkan bila dipakai
oleh seorang penjahat.
6. SUASANA (4/5)
The
Strangers memiliki suasana dari awal film. Tidak ada kesenangan di sini.
Hanya ada kemurungan di awal dan ketegangan yang muncul mendadak
menggantikannya. Bahkan, ketegangan itu langgeng sampai adegan paling
akhir sekalipun. Saya merasa bahwa film ini sangat cocok bagi Anda para
penggemar horor yang menghindari adegan berdarah-darah atau jump scare
yang sarat dengan kemunculan tiba-tiba sesosok makhluk di depan mata
kita dengan wajah yang menakutkan. Memang ada beberapa hal seperti itu
dalam film ini. Namun, jumlah yang ditawarkan masih dalam batas wajar
dan tidak keterlaluan. Hanya saja, saya merasa bahwa suasana muram dalam
hubungan Kristen dan James tidak begitu kuat. Seperti yang sudah saya
terangkan sebelumnya, saya hanya melihat mereka menangis tanpa merasakan
apapun. Di awal film dimana keduanya terpenjara hening dan saling
merenung juga tidak berhasil membuat hati saya ikut luluh, malah bagi
saya suasana yang ditampilkan sedikit berlebihan mengingat
permasalahannya adalah Kristen belum siap untuk menikah. Ia mengatakan
belum siap tapi masih mencintai James. Bagi saya, tidak seharusnya
suasana sesuram itu, kecuali bila Kristen menolak dan mereka terlibat
pertengkaran hingga mereka menyesalinya. Itu akan lebih bagus dan lebih
dalam.
7. AMANAT (1/5)
Saya tidak
menemukan amanat apapun di sini. Film ini hanya memberikan sensasi
tegang dan takut semata tanpa memperindahnya dengan sesuatu yang
bermanfaat bagi kita setelah selesai menontonnya.. atau mungkin juga
bisa disimpulkan bahwa jangan pernah Anda tinggal di rumah yang jauh
dari tetangga, kecuali bila Anda siap jika suatu ketika seseorang
mengetuk pintu rumah Anda dan bertanya, "Apakah Tamara di sini?"
KESIMPULAN:
Secara
keseluruhan, The Strangers adalah film horor yang lumayan bagus karena
lebih menekankan teror mental dibanding sekadar potong sana, potong sini
alias mutilasi yang biasanya kita jumpai di film-film horor murahan.
Walaupun akting para pemain tidak bagus, cerita yang setipis kertas, dan
tanpa pesan positif, The Strangers tetaplah hiburan bergenre horor yang
pantas untuk Anda pertimbangkan menjadi koleksi Anda. Saya pribadi
mengatakan, bila film ini dipoles kembali dan ditambah durasinya, film
ini berpotensi besar menjadi salah satu horor favorit saya.
No comments:
Post a Comment