MALAIKAT
TANPA SAYAP
Malaikat
Tanpa Sayap pada akhirnya turut memperkaya khasanah perfilman Indonesia dengan
kualitas yang di atas rata-rata. Saya menyukai penuturan lembut Rako yang
sangat memperhatikan emosi aktor-aktrisnya yang terjaga dengan baik tanpa harus
berlebihan. Sayangnya endingnya masih terlalu “tipikal” dengan twist yang
sengaja dipaparkan demikian adanya. Tak pelak sepeda, lukisan pasir, komedi
putar pun turut menjadi saksi bagaimana sepasang anak manusia mampu menemukan
jati dirinya masing-masing di tengah himpitan kompleksitas masalah orang
dewasa. Bukankah ikatan itu menguatkan?
No comments:
Post a Comment