Friday, December 6, 2019

Paddington

Resensi Film: Paddington (2015)

Kadang yang kita butuhkan hanyalah sebuah film yang sederhana dan menyenangkan. Paddington adalah film keluarga yang hangat dan dapat dinikmati segala usia. Film yang tulus & mengajarkan arti kasih sayang dalam keluarga. Penonton di Indonesia boleh bergembira karena Paddington tampil lebih dulu di negara ini daripada di US. Meski sebenarnya film ini lebih cocok ditonton waktu liburan.77778-640x360-paddington-on-the-tube-escalator-640
Film ini diangkat dari dongeng anak-anak karya Michael Bond, sehingga memang awalnya sangaf fiktif, bercerita tentang spesies beruang yang cerdas, mampu belajar dan berbicara seperti manusia. Beruang-beruang ini ditemukan oleh salah satu penjelajah dari London, yang mengajarkan pada mereka tentang budaya di London. Beberapa tahun ke depan, beruang muda yang nantinya diberi nama Paddington, meninggalkan daerah aslinya di pedalaman Peru dan menuju London untuk mencari rumah. Ia ditampung oleh keluarga Brown. Mudah ditebak ceritanya, meski sejak awal tidak sepenuhnya diterima, akhirnya Paddington justru menjadi bagian keluarga yang tidak terpisahkan. Oh ya, sebuah dongeng tidak akan lengkap tanpa tokoh antagonis yang berusaha memburu Paddington untuk diawetkan di museum.
Selain bersetting di negara yang sama, film ini diproduseri oleh David Heyman, yang juga memproduseri Harry Potter; sehingga tone yang dipakai pun akan mengingatkan kita pada HP. Sebenarnya tidak ada sesuatu yang mengejutkan dari ceritanya, namun sutradara Paul King & timnya mampu meramu film ini dengan naskah dialog yang smooth dan detail-detail seni yang indah. Penampilan kota London dari stasiun sampai rumah keluarga Brown dengan ilustrasi pohon sakura yang bisa gugur dan tumbuh kembali sangat cantik. Ornamen dan kecanggihan di toko antik mengingatkan kita pada “Hugo”. Paddington sendiri tampak lucu dan membuat penonton ingin memeliharanya juga :p
Deretan aktor yang menunjuang film ini adalah Hugh Bonneville sebagai Mr. Brown — yang bertampang serius tapi justru lucu sekali ketika ia berbuat hal konyol; Sally Hawkins sangat cocok sebagai Mrs. Brown yang eksentrik, Madeleine Harris & Samuel Joslin sebagai kedua anak Brown yang terlihat sangat alamiah berakting; Julie Walters sebagai nenek yang memainkan peran tersendiri, Peter Capaldi sebagai the freak Mr. Curry; serta peran terpenting Nicole Kidman sebagai Milicent, tokoh antagonis yang memberikan warna spesial di film ini. Ben Whishaw sebagai pengisi suara Paddington tentunya berhasil membuat beruang ini hidup dan ekspresif. Nilaiku untuk film ini adalah 8/10. @ristiirawan
Please look after this bear, thank you.
MEMORABLE SCENE
* Paddington melangkah masuk ke rumah Brown.
Sederhana, tapi entah kenapa scene kakinya yang menapak tetap teringat sampai sekarang.
* Mr. Brown berubah lagi menjadi jagoan dan memberi inspirasi ke Mrs. Brown
So sweet…!
MESSAGES
Film ini menceritakan bahwa seorang pria akan berubah begitu menjadi Ayah. Yang dulunya “berandalan” malah berubah menjadi super hati-hati. Dari sisi ini, pesan yang ditangkap adalah bahwa anak-anak mungkin akan merasa orang tuanya membosankan; tapi itu terjadi justru karena para orang tua ini sayang dan berusaha menjaga anak-anaknya. Tapi pada sisi lain, orang tua kadang kala perlu kembali turun ke dunia anak-anak, dan menjadi “cool” kembali.
Selain itu, film ini juga menceritakan bahwa mencari “rumah” tidaklah mudah. Bukan hanya soal bangunannya saja, tetapi juga soal keluarga.
paddington_the_bear_still

No comments:

Post a Comment