[Review] Beautiful Creatures (2013)
Ya ya ya, sudah seringkali kita lihat pengganti saga Twilight menghiasi
layar lebar belakangan ini. Entah, sebagian besar gagal di box office
dan kurang mendapat perhatian baik dari kalangan kritikus maupun
penontonnya. Kali ini Hollywood mencoba untuk menggantungkan nasibnya
pada Beautiful Creatures yang menawarkan premis tidak jauh
berbeda tentang dua sejoli yang sedang jatuh cinta. Sudah barang tentu
mereka berada di dunia berbeda. Manusia dan ya, di film ini mereka
menyebutnya Caster, semacam penyihir yang mempunyai kekuatan sangat besar. Beautiful Creatures juga diadaptasi dari novel berjudul sama yang juga merupakan bagian pertama dari seri novel Caster Chronicles
karya duo penulis asal Amerika Serikat, Kami Garcia dan Margareth
Stohl. Saya memposisikan diri sebagai penonton yang netral kala
menikmati film ini. Toh saya juga tidak begitu ngefans sekali dengan
saga Twilight, jadi jikapun Beautiful Creatures dikatakan ikut-ikutan, tak ada alasan saya bagi saya untuk membenci filmnya. Hanya saja, mari kita lihat bagaimana eksekusinya.
Seorang manusia bernama Ethan Wate (Alden Ehrenreich) yang sekian lama
telah bermimpi untuk bisa keluar dari kota tempat tinggalnya, Gatlin,
Amerika Serikat yang dianggapnya begitu membosankan. Dia juga memimpikan
sosok gadis misterius. Suatu hari, ketika di sekolahnya kedatangan
murid baru, Lena Duchannes (Alice Englert) keponakan dari Macon
Ravenwood (Jeremy Iron) yang konon menurut warga Gatlin adalah keluarga
penyembah setan. Tentu saja rumor tersebut menyebabkan Lena sulit
diterima oleh teman-temannya. Bahkan ketika Lena diejek, tanpa sengaja
kaca-kaca di kelasnya pecah berantakan. Hal tersebut menyebabkan tanda
tanya besar. Ethan yang merasa iba kemudian mulai menghibur Lena. Dan
apa yang terjadi selanjutnya adalah kisah klise para remaja yang jatuh
cinta. Ethan juga semakin menyadari ternyata gadis misterius yang selama
ini ada di mimpinya adalah Lena. Hanya saja, Ethan tak menyadari bahwa
Lena mempunyai segudang misteri dalam dirinya
Beautiful Creatures merupakan film yang mudah untuk dilupakan karena
tidak ada satupun yang terlihat mengesankan. Lihat saja, narasi yang
kelihatan dangkal tanpa ada penguatan karakter setiap tokoh membuat film
ini berjalan terasa datar. Apa yang terjadi adalah separuh film ini
berjalan tanpa konflik yang kuat. Pertama, penonton diantar untuk
perkenalan masing-masing tokoh kemudian mulai berkembang ke latar
belakang Lena dan selanjutnya akan bergumam, "Udah? Gitu doang?" Ya,
sang sutradara, Richard LaGravenese terlalu bertele-tele dalam
menyampaikan adegan ceritanya sehingga penonton merasa capek tanpa
adanya klimaks yang mengobati. Satu hal yang mungkin mengundang daya
tarik penonton adalah bagaimana sosok Caster mengeluarkan
kekuatan magis-nya. Dan lagi-lagi, adegan tersebut tidak dimanfaatkan
dengan baik oleh pembuat film, yang ada hanyalah adegan klise seperti
film-film penyihir yang lain. Entah, saya tak bisa membayangkan
bagaimana para fans novelnya menonton sajian yang tidak menyenangkan
ini. Oh ya, mungkin beberapa kejutan di paruh akhir bisa sedikit
menghibur.
Kalo menilik dari departemen cast, mungkin bagi saya semuanya terlihat
wajah-wajah baru. Mungkin itu yang membuat saya sedikit tidak suka
dengan peran Alden Ehrenreich. Saya seperti melihat robot yang
berakting, benar-benar kosong tanpa adanya suatu persona yang kuat.
Beruntung, Alice Englert dengan paras cantiknya membuat saya memaafkan
perannya yang juga kurang begitu kuat. Hal tersebut membuat chemistry
akan keduanya tidak ada. Sisanya juga tampil biasa-biasa saja, namun
sedikit nilai tambah bagi Emmy Rossum yang maksimal dalam memberikan
penampilan terbaiknya. Hanya saja, masih terbatas pada porsi
penceritaan. Jadi menjawab pertanyaan di awal paragraf tadi, Secara
keseluruhan, Beautiful Creatures adalah sebuah presentasi yang
mmmmmm....yah tidak begitu bagus (bukan berarti saya membencinya,
seperti yang saya bilang di awal tadi). Ditambah dengan banyak yang
menyamakan dengan saga Twilight, sial memang. Mungkin para Caster
tersebut harus benar-benar menyihir pembuat film agar mereka beruntung
untuk dibuat versi sekuelnya.
No comments:
Post a Comment