Review The Great Wall: Matt Damon Tetap Memukau di Film Kolosal-Fantasy Asia
The Great Wall tampaknya menjadi sebuah film yang memberikan
pengalaman baru ,terutama untuk Matt Damon dan para penggemarnya, dimana
kali ini sang aktor beraksi untuk film bertema kolosal garapan Asia.
Seperti judulnya The Great Wall menceritakan sebuah legenda tentang
kisah sejarah tembok raksasa di China, suatu ketika dimana kerajaan di
serang oleh monster buas yang muncul 60 tahun sekali . Tembok raksasa
tersebut dibangun salah satu tujuannya untuk menangkal para monster
untuk menembus ke pemukiman.
Film garapan sutradara Zhang Yimou ini memang terlihat cukup
menjanjikan sejak trailernya diluncurkan. Bahkan ini film yang didanai
dengan budget begitu besar ini telah diekspektasikan akan sekelas
film-film blockbuster Hollywood, terlebih karena yang diundang untuk
bermain sebagai aktor utamanya adalah Matt Damon. Zhang Yimou sendiri
sebelumny sudah sukses menembus box office dengan film garapannya
berjudul HERO di tahun 2002. Kolaborasinya dengan Christian Bale di
tahun 2014 berjudul The Flowers of War, belum bisa menarik jumlah
penonton yang cukup besar.
William Garin(Matt Damon), seorang pengembara yang mencari Black Powder
(mesiu) melakukan penjelajahan hingga mencapai dataran China. Bubuk
mesiu menjadi yang paling dicari pada masa itu dimana semua bangsa
mencari kekuasaan. Di tengah perjalanan tersebut, William dan
rekan-rekannya dikejar oleh perompak hingga ia tiba di bawah tembok
raksasa yang di jaga oleh Orde Tanpa Nama. William menemukan sebuah
pasukan perang yang sangat hebat dan belum pernah ia temui selama
pengembaraannya.
Orde Tanpa Nama yang dipimpin oleh lima panglima perang, salah
satunya adalah seorang wanita yaitu Komandan Lin Mae(Jing Tian) pun
akhirnya menahan William dan rekannya Tovar(Pedro Pascal). Karena
penasaran, William menanyakan alasan apa tujuan dibangunnya tembok
raksasa tersebut serta ribuan pasukan yang selalu berjaga di atas
tembok. Hingga akhirnya William menemukan fakta yang mengejutkan, para
prajurit tersebut sedang bersiap melawan serbuan monster TaoTie yang
sangat buas. Sementara William juga tidak bisa berbuat apa-apa karena ia
telah menjadi seorang tahanan.
The Great Wall memadukan sebuah cerita yang melegenda, aksi perang
yang strategis dan kekuatan visual yang cukup menakjubkan. Koreografi
untuk gerakan aksi laga terasa apik dan sangat dapat dinikmati. Layaknya
film action mandarin, scene laga lebih hidup karena pengambilan gambar
juga lebih banyak menampilkan adegan secara utuh. TIdak banyak cut,
close-up seperti film laga Hollywood kebanyakan. Nuansa laga ala film
kolosal mandarin memang terasa kental di film yang satu ini, dimana
setiap gerakan tidak begitu cepat tetapi cukup detail. Saat para aktor
mengayunkan pedang atau tombak, diiringi dengan efek suara gesekan yang
mendaramatisasi pertarungan.
Selain menghadirkan pertarungan dengan monster, tentunya The Great
Wall menawarkan konflik utama lainnya. Konflik tersebut tentunya adalah
tentang bubuk mesiu yang jadi rebutan semua orang. Black Powder menjadi
penemuan yang sangat fenomenal, apalagi jika digunakan dalam peperangan.
Tujuan utama William dan Tovar sendiri pada awalnya adalah untuk
mencari bubuk mesiu dan menjualnya dengan harga yang sangat tinggi.
Anehnya, Orde Tanpa Nama yang sudah lama mengetahui bahan tersebut,
justru tidak menggunakannya saat bertarung melawan TaoTie.
Efek visualisasi terasa begitu hidup, dimana film ini juga digarap
dengan format IMAX 3D yang semakin memukau penonton. Banyak momen-momen
yang memanjakan mata penotnon seperti saat busur panah melesat beserta
ayunan pedang yang kemudian diolah dengan efek slow motion, membuatnya
semakin asik terlihat. Tak kalah dengan trilogy Lord of The Rings
ataupun The Hobbits, The Great Wall juga menghadirkan landscape yang
megah. Pemandangan, hutan, pegunungan dan padang gurun, hingga
pemukiman dinasti kerajaan menjadi set lokasi yang tak monoton
terlihat. Bahkan hingga pertarungan terakhir pun, lokasi pertarungan
selalu berpindah tempat.
Uniknya, sinematografi di film ini tidak menghilangkan kesan ala
Asia. Skema warna yang dihadirkan nampak sedikit gelap dan kebiruan,
yang nampaknya cukup terinflunce dengan beberapa film seperti Forbidden
Kingdom atau pun Memoirs of Geisha. Sinematografi seperti ini cukup
membawa kesan teduh dan tentram, tapi juga berubah menegangkan saat
adegan pertarungan. Tapi sebenarnya film ini juga cukup fun, dimana
dialog dan adegan yang dimainkan oleh Matt Damon bersama Pedro Pascal
sesekali mengundang tawa para penonton. William dan Tovar jadi mirip
seperti Hercules dan Iolaus.
Mekipun secara plot, alur ceritanya juga mudah ditebak tapi
ketegangan yang bercampur dengan adegan drama dan dialog konyol membuat
film tetap menarik disimak dari awal hingga akhir. Sayangnya, film ini
cukup detail dengan hal teknis dari tiap adegan di menit-menit awal,
sementara di bagian akhir agak seperti buru-buru sehingga terasa kurang
klimaks di battle terakhir.
Sementara para aktor yang berperan tampak terlihat luwes dengan peran
yang mereka mainkan. Padahal tentu saja bukan hal yang mudah
mengawinkan dialog dengan dua bahasa yang digunakan, yaitu bahasa
mandarin dan bahasa Inggris. Tapi baik Matt Damon dan para artis
mandarin mampu berkolaborasi dengan baik dan berhasil menampilkan dialog
yang apik dan tidak kaku. Andy Lau yang berperan sebagai ahli strategis
Wang, memang bukan menjadi pemeran central dalam film ini, tapi punya
peran penting menjadi jembatan bagi penonton dalam mengenal karakter
artis Asia lainnya.
The Great Wall juga sukses mengemas pesan moral yang tersembunyi
dalam film ini. Terutama soal keserakahan manusia yang belum bisa
ditandingi oleh makhluk manapun bahkan makhluk buas seperti TaoTie.
Monster bisa buas, tapi manusia selalu punya akal licik untuk
menghancurkan lawannya.
The Great Wall tayang di bioskop tanah air (2D,3D 3D IMAX dan Dolby
Atmos)mulai 4 Januari 2017. Saksikan di bioskop-bioskop kesayangan anda.
Video Trailer:
Tanggal Rilis: 4 Januari 2017
Rating: R 13+
Genre: Adventure Fantasy
Durasi: 104 Menit
Sutradara: Zhang Yimou
Pemain: Matt Damon, Pedro Pascal, Willem Dafoe, Jing Tian, Andy Lau
Studio: Universal Pictures, Legendary East, China Film Group
No comments:
Post a Comment