Friday, December 6, 2019

The Intern

Resensi Film: The Intern (2015)

ClickHandler.ashx
The Intern adalah film drama tentang pekerjaan, bisnis, dan pernikahan. Ceritanya sederhana, sesuai dengan realita kehidupan, dengan alur yang santai, pelan, tetapi diperankan oleh aktor & aktris yang hebat, naskah dialog yang bagus, dan pemandangan yang enak dilihat mata.
Meski agak beraliran feminis, film yang ditulis & disutradarai oleh Nancy Meyers ini menempatkan Robert De Niro sebagai Ben, kakek berusia 70 tahun. Ia duda, telah menjalani pernikahan yang bahagia dengan istrinya, punya anak & cucu, pensiun loyal yang cukup sukses. Namun karena ia tidak terbiasa pengangguran, ia merasa ada yang kurang dari hidupnya, ia butuh “dibutuhkan”. Kebetulan ada perusahaan online shop yang dipimpin Jules Ostin (Anne Hathaway) yang membuka lowongan magang senior. Ben rela menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi, dan berhasil berkawan dengan kolega yang usianya jauh lebih muda. Jules yang awalnya ragu dengan Ben, justru menjadi dekat dengan Ben, terutama ketika Ben selalu hadir untuknya dalam masalah pekerjaan maupun masalah dengan suaminya, Matt (Andres Holm).
Topik yang diangkat oleh The Intern adalah kehidupan kaum senior, serta kehidupan keluarga di mana istri adalah pekerja, sementara suami menjadi pihak yang stay at home dan mengurus rumah tangga. Tanpa terlalu kasar menyindir atau memojokkan pihak tertentu, film ini menyampaikan pandangan masyarakat dan apa yang kemungkinan dihadapi oleh para senior dan keluarga modern ini. Selain topik yang cukup menarik itu, yang memberikan kehidupan bagi film ini adalah akting dari para pemeran. Anne Hathaway, seperti biasa, mampu menunjukkan sosok wanita modern yang energik, super-multi-tasking, kritis, dan punya prinsip. Tidak hanya Anne Hathaway & Robert De Niro yang bagus, bahkan para pemeran pembantu seperti Jason (Adam DeVine), Davis (Zack Pearlman), Lewis (Jason Orley), Becky (Christina Scherer) memiliki chemistry yang kuat dan menghibur secara natural.
Film ini enak dilihat. Meski tidak ada klimaksnya, tetapi penonton tetap duduk manis dan sabar mengikuti ke mana cerita bergulir. Meski tokoh utamanya adalah Robert De Niro & Anne Heathaway, tapi fokus cerita yang didasarkan pada hubungan antar mereka bisa melebar dengan baik. Kombinasi antara topik pekerjaan, bisnis, dan pernikahan. Dalam bisnis, tidak selamanya founder tetap bisa mengelola perusahaannya yang berkembang dengan baik; tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa founder tetap adalah jiwa dari perusahaan itu, yang paling tahu apa dan bagaimana perusahaan itu berjalan — meskipun butuh bantuan orang lain.
Pesan tentang pernikahan yang disampaikan pun cukup bagus: jika kita mencintai seseorang, kita tidak akan memaksa orang itu untuk berubah atau mengorbankan sesuatu yang dia cintai demi ego kita pribadi. Tidak meminta orang yang kita cintai untuk menjadi pribadi yang bukan dirinya. Make sense? Jika keduanya saling mencintai, maka yang perlu dirubah bukan orang lain, tapi diri sendiri. That’s love. I love this movie, so I give 8 of 10 stars.

No comments:

Post a Comment