Friday, December 6, 2019

The Hunger Games Catching Fire

Review Film : The Hunger Games - Catching Fire



 
Judul : The Hunger Games - Catching Fire
Adaptasi dari : Catching Fire karya Suzanne Collins
Durasi film : 146 menit
Pemain : Jennifer Lawrence, Josh Hutcherson, Liam Hemsworth, Sam Claflin, Jena Malone, Elizabeth Banks, Donald Sutherland
Sutradara : Francis Lawrence
Genre : Fantasy, Dystopia
Rating : Remaja

Review :
Tidak seperti saat saya nonton The Hunger Games, kali ini untuk Catching Fire saya memutuskan untuk tidak membaca bukunya terlebih dahulu. Bukan karena sok - sokan tidak ingin ekspekstasi tinggi, cuma saya ngga sempat baca bukunya aja #gubrak X) . Saya lumayan telat nonton filmnya, karena biasanya habis film premiere, 1-2 hari sesudahnya saya sudah nonton. Tapi karena kesibukan kantor dan kegalauan hati (hasyah!), saya baru bisa nonton Catching Fire hari Jum'at kemaren seusai jam kantor. Sebelumnya saya baca - baca review dan tanggapan akan film ini di sosmed kayak FB, Twitter maupun di Kaskus, dan rata - rata bilang bagus. Salah satu teman, yaitu Ibutio bilang Finnicknya ganteng. Okelaaah kalau begitu....


Saya sempat telat datang ke bioskop, dikarenakan misua yang lagi ada urusan, padahal nontonnya aja jam 9 malem -__-". Sedikit kaget ada orangtua bawa anak kecilnya. Jadinya sepanjang nonton film, saya harus tabah dengerin suara rengekan anak kecil. Belum lagi penonton di sebelah dan di belakang yang lumayan keras ngomongnya. Karena saya sendiri juga nonton sambil ngobrol dengan misua, jadi saya biarin aja deh :P.

Catching Fire dibuka dengan adegan banyak pohon - pohon, yang membuat saya mikir "aih, kayak adegan di Forks aja". Lalu kita diperlihatkan pada tokoh utama kita, Katniss Everdeen yang diperankan dengan gemilang oleh Jennifer Lawrence. Saya masih berpendapat kalau JenLaw ini pipinya terlalu chubby untuk ukuran orang yang tinggal di kawasan terbelakang. Katniss sedang berburu dengan sohib kecilnya, Gale Hawthorne (Liam Hemsworth, saya lebih suka sama kakaknya, Chris :P), dan mereka lalu ciuman gitu. Eaa, baru beberapa menit udah ciuman :P. Katniss lalu kembali ke rumah barunya yang ditempati bersama adiknya,Primrose dan ibundanya. Disana dia bertemu Presiden Snow (Donald Sutherland) yang tahu kalau tindakannya saat menang Hunger Games ke-74 bersama Peeta Mellark (Josh Hutcherson) telah membangkitkan pemberontakan semua district pada Capitol. Snow juga mempertanyakan perasaan Katniss pada Peeta, karena saat Katniss ciuman dengan Gale, Snow mengetahuinya. Katniss tidak punya pilihan untuk terus berpura- pura terlihat mesra dengan Peeta, supaya keluarganya selamat.


Katniss dan Peeta pun melakukan tur kemenangan ke 12 district, dan sumpah adegan ini bikin saya ingin menangis. Betapa Katniss ingin mengatakan hal yang sebenarnya, mengobarkan pemberontakan, tapi tidak berdaya. Snow yang menyadari betapa berbahayanya Katniss, mengubah peraturan Hunger Games ke 75, yang juga dikenal dengan Quarter Quell, atas ide kepala perencana games yang baru, Plutarch Heavensbee (Phillip Seymour-Hoffman). Kali ini pesertanya adalah pemenang Hunger Games yang lama. Ini artinya Katniss akan menjadi peserta lagi, sementara dari pihak pria ada mentor Katniss, Haymitch Abernathy (Woody Harrelson) dan Peeta. Katniss meminta Haymitch mengajukan diri untuk melindungi Peeta, namun saat Haymitch terpilih, Peeta malah menjadi volunteer. Maka Katniss dan Peeta harus menunda pernikahan mereka, dan kembali ke Capitol bersama pemandu mereka, Effie Trinkets (Elizabeth Banks). Untuk dibunuh atau membunuh.

Kegiatan mereka di Capitol selanjutnya, akan terasa familiar kalau kita sudah nonton The Hunger Games. Mulai dari parade, lalu wawancara dengan Caesar Flickermann (Stanley Tucci) yang lucu itu. Lewat desain Cinna (Lenny Kravitz), Katniss menunjukkan perlawanannya pada Snow, dimana gaun pengantin pemberian Snow berubah menjadi gaun dengan simbol "mockingjay". Berbeda dengan Hunger Games sebelumnya, peserta kali ini tidak semuanya senang kembali ke arena. Maka terjadilah aliansi, antara Katniss dan Peeta dengan teman baru mereka. Seperti Beetee dan Wiress dari district 3. Lalu si ganteng Finnick Odair (Sam Claflin) yang bikin saya kebul - kebul liat adegan dia shirtless dan nawarin gula batu ke Katniss X), bersama mentornya yang sudah tua Mags dari distrik 4. Dan si gila Johanna Mason (Jena Malone) dari distrik 7. Saya sempat bingung dengan apa yang dimaksud adegan lift, yang ternyata lucu banget X). Ngeliat si Katniss mlongo liat Johanna yang dengan cueknya melakukan .... (maaf ga mau spoiler :P ) dan Peeta serta Haymitch yang cengar-cengir :))
Walau semua peserta menentang Hunger Games kali ini (termasuk Peeta yang bohong kalau Katniss itu hamil), but the games still on. Tensi menjelang games meninggi, terutama sebelum Katniss pergi ke arena, sesuatu yang menyakitkan terjadi. Katniss awalnya tidak ingin bekerja sama dengan yang lain, dan lebih mementingkan keselamatan Peeta. Tapi saat melihat Finnick memakai gelang Haymitch dan menyelamatkan Peeta yang pingsan kena force field, akhirnya Katniss bergabung dengan Finnick dan Mags. Banyak kejadian yang membuat hati saya teriris -iris, sama kayak keadaan Katniss di film ini. Dan jika kalian udah baca bukunya, pasti sudah tahu endingnya seperti apa. Tapi ya tetep deh.. :'(

Saya suka banget Catching Fire ini ketimbang The Hunger Games yang menurut saya sih rada bosenin. Kalau baca komen - komen di forum Kaskus, ada yang bilang males liat drama dan love triangle antara Katniss-Gale-Peeta. Haha, saya sih udah ngerasa, walau Katniss itu cium - cium si Gale, tapi perasaannya sama Peeta lebih ngena. Apalagi lebih banyak adegan antara Peta-Katniss ketimbang Katniss-Gale. Menurut saya, percintaannya juga biasa aja. Ngga yang terlalu banyak kayak Twilight. Memang banyak adegan ciuman, tapi masih dalam tahap yang sangat wajar kok. Again, ga kayak di Eclipse atau Breaking Dawn, yang dikit - dikit ciuman aja -_-. Bahkan adegan bobo barengnya Katniss dan Peeta juga ada, tapi singkirkan otak piktor itu, karena ketimbang nafsu, mereka lebih ke saling berusaha menguatkan satu sama lain (alias ngga ngapa-ngapain, weks XP)

Dari segi interaksi antar karakter, saya juga sukaan Catching Fire, karena kali ini banyak orang dewasanya ketimbang dari buku pertama yang dominan remaja. Adegan di arena bahkan lebih mengenaskan ketimbang THG. Mungkin juga karena saya ga baca bukunya, jadi lumayan deg-degan juga nontonnya. JenLaw emang bintangnya di film ini, tapi aktor dan aktris lain juga sama okenya kok :D. Terutama Sam Claflin yang jadi Finnick. Haduuuuh beda banget sama pas dia di Snowwhite and Hunstman ataupun Pirate of Caribbean. Walau  sama - sama karakter pendukung, disini aktingnya sebagai Finnick itu bagus. Aura cowok nakalnya sangat kerasa, tapi pas di arena, jadi cowok berbahaya. Ehm, Sam ini cocok banget kalau dijadiin fantasy cast buat di novel - novel romance :">.

 

Filmnya sendiri lumayan lama, nyaris 2,5 jam, sehingga saya baru keluar dari bioskop sekitar jam setengah 12 :S . Tapi, beneran puas kok nontonnya. Saya bahkan jadi pengen nonton lagi, mungkin nanti kalau filenya sudah ada di kantor XD. Adegan yang saya suka saat parade semua peserta games. Meriah, mewah , dan soundnya bikin merinding. Plus baju - bajunya Katniss baguuuus banget. Oh ya, pasti sudah pada tahu kan kalau gaun putih Katniss yang dia pakai saat wawancara dengan Caesar itu bikinan Tex Saverio, desainer ternama dari Indonesia. Hehe, bikin bangga ya :D.
 

Gara - gara endingnya yang ya gitu deh, bikin saya jadi penasaran buat nonton Mockingjay. Untunglah sutradaranya masih sama, jadi semoga kualitasnya juga tetap terjaga. Layaknya film terakhir dari sebuah serial, entah karena Harry Potter 7 dan Breaking Dawn dibagi jadi dua, maka Mockingjay juga jadi dua bagian. Mari kita berharap supaya Mockingjay lebih epik dan keren ketimbang pendahulunya (dan adegan Finnicknya juga semoga semakin banyak, uhuk-uhuk).

 

No comments:

Post a Comment