Vanilla Sky (2001)
Sebenarnya ini film yang sudah sangat lama (untuk ukuran saya,, karena lamanya hampir setengah umur saya sekarang
haha). Film ini produksi tahun 2001 dan mungkin tidak begitu populer di
Indonesia. Saya sendiri kesulitan mencari streaming film ini di situs
film online, dan akhirnya ketemu di http://www.bioskop25.com. Awalnya saya menemukan judul film ini di internet sewaktu mencari film psychologycal-thriller di daftar film bergenre thriller.
Saya akhirnya tertarik untuk menonton film ini karena melihat
mereka yang dikaitkan dengan film ini adalah orang-orang terkenal.
Dibintangi oleh Tom Cruise, Penelope Cruz dan Cameron Diaz, film ini sukses meraih box office pada tahun 2001 silam. Film ini sendiri bergenre science-fiction, meski pada awal film kesan yang kental mewarnai film ini adalah psychologycal-thriller. Film ini bercerita tentang seorang pria kaya, David Aames
(Tom Cruise) yang mewarisi perusahan periklanan milik ayahnya dan
sedang mengalami masalah akibat kasus pembunuhan yang dilakukannya.
David dicap sebagai penerus perusahaan yang tidak tidak layak karena
sifatnya yang suka membangkang dan arogan yang ia tunjukkan
di depan karyawan perusahaan ayahnya sewaktu ayahnya masih hidup serta
gaya hidupnya yang tidak mencerminkan kepribadian yang bertanggung
jawab. David, sejak mewarisi perusahaan ayahnya, mengalami masalah yang
cukup serius yang membuatnya sering bermimpi buruk dan aneh dalam
tidurnya. Ia akhirnya mengalami kesulitan membedakan antara realita,
mimpi dan halusinasi.
David bertemu secara tidak sengaja dengan seorang gadis yang dibawa oleh sahabat dekatnya ke pesta ulang tahunnya. Sofia Serrano berhasil memikat hati David dengan keluguan dan kejujurannya. Malam itu, ia dan Sofia berhasil “menyembunyikan” diri dari Julie Gianni (Cameron Diaz), mantan pacar David yang tidak berhenti berusaha untuk kembali mendapatkan hati David.
David terlanjur jatuh hati pada Sofia. Malam itu ia mengantarkan
Sofia pulang ke apartemennya. Di apartemen Sofia mereka menghabiskan
waktu bersama dengan menonton, melukis dan bercerita tentang kehidupan
masing-masing. David berusaha menahan hasratnya demi bisa membuat Sofia
nyaman dan mau bertemu dengan dirinya lagi.
Sepulangnya dari apartemen Sofia, David dikejutkan dengan kehadiran
Julie yang tiba-tiba datang mendekatinya. Julie membujuk David untuk
pulang dengan menaiki mobilnya agar ia bisa berbicara dengan David.
Julie tidak berhenti menyinggung soal malam terakhir David bersama
dengan dirinya. Ia tidak ingin percaya bahwa di antara dirinya dan David
sekarang tidak lebih dari sekadar teman. Kemarahan Julie memuncak dan
membuatnya memutuskan untuk menabrakkan mobil yang membawa mereka
berdua.
David tidak sadarkan diri. Ketika ia terbangun, ia mengetahui kalau
Julie telah meninggal dan harus menghadapi kenyataan bahwa wajahnya
telah rusak parah. Tidak ada seorangpun dokter bedah plastik yang mampu
memperbaiki wajahnya seperti semula. Ia menjadi temperamental sekaligus
tertekan dengan kondisinya.
David menjumpai Sofia di bar dengan menggunakan sebuah topeng yang
menutupi wajahnya. Ketika Sofia memintanya untuk membuka topeng
tersebut, ia tersinggung dan bereaksi sangat berlebihan yang membuat
Sofia ketakutan dan membencinya malam itu.
David mabuk berat malam itu. Esok harinya ia terbangun di pinggir
jalan dekat apartemen Sofia. Sofia ternyata ada di sampingnya. Ia telah
memaafkan David dan menyatakan bahwa ia bisa menerima David apa adanya.
Mereka akhirnya memulai untuk menjalani hidup bersama.
Sepanjang perjalanan film, kisah ini diceritakan oleh David kepada Dr. McCabe,
psikiater yang menanganinya di penjara. David akhirnya kembali
menyadari bahwa ia tidak bisa membedakan antara realitas dan mimpi. Ia
tidak merasa pernah melakukan pembunuhan terhadap Sofia Serrano, hal
absurd yang membuat dirinya terjebak di penjara. David menuduh bahwa ini
semua adalah settingan dari orang-orang di perusahaannya yang membenci dirinya untuk bisa menyingkirkan David menguasai perusahaannya.
Di akhir film, David menemukan kenyataan yang sesungguhnya mengenai
hidupnya. Pertanyaan Julie kepada David tepat sebelum Julie menabrakkan
mobil yang membawa mereka berdua, kembali terngiang dan menjadi kunci
dari semua masalah yang dialami David saat ini.
Film ini menuai respon yang beragam kalo di negara asalnya. Kalo di
Indonesia sendiri film ini mungkin tidak terlalu populer di zamannya.
Akhir film ini menunjukkan bahwa sesungguhnya film ini bukanlah film
yang bertemakan psikologi seperti yang di awal film begitu kentara
akibat halusinasi yang dialami David, melainkan film yang bertemakan science-fiction. Akting Tom Cruise dan Cameron Diaz di sini juga menunjukkan bahwa mereka memang layak terkenal seperti sekarang ini
Terdapat unsur romantisme di dalam film ini yang dihadirkan oleh
hubungan antara Tom dan Penelope yang diekspresikan melalui konflik,
perdebatan, dan bahasa tubuh mereka, yang menjadikan film ini (menurut
saya) romantis dan sekaligus juga menghasilkan kerumitan yang panjang
untuk mencapai konklusi terbaik film ini.
No comments:
Post a Comment