Review Tomorrowland: Fantasi Menyenangkan dengan Konflik Rumit
Frank Walker adalah bocah lelaki jenius yang mampu menciptakan sebuah
jetpack saat usianya sekitar 10 tahun. Ia mencoba untuk mengikuti
kompetisi inovasi dunia untuk memamerkan karyanya tersebut tapi entah
mengapa juri penilai tidak mau menerimanya. Frank pun menerima sebuah
pin kecil berlogo ‘T’ yang diberikan oleh seorang bocah perempuan
bernama Athena. Melalui pin tersebut, ia kemudian diantar ke dunia masa
depan dimana semua kecanggihan yang ada dalam khayalannya telah terjadi.
Beberapa tahun berikutnya, cerita beralih pada Cassey Newton, seorang
gadis remaja yang kritis dan pantang menyerah. Saking cerdasnya ia
mnejadi gadis yang cukup bengal dan pemberani. Ia selalu mencoba
menggagalkan rencana pembongkaran area peluncuran rocket NASA tempat
ayahnya bekerja, karena tidak ingin melihat proyek landasan roket
tersebut dihentikan.
Suatu hari ia ditangkap oleh keamanan karena ulahnya menggangu proyek
pembongkaran. Setelah semua barang miliknya dikembalikan, ia menemukan
sebuah pin yang sama dengan milik Frank Walker ketika kecil. Ia pun
mengikuti kemana visualisasi dari pin tersebut membawanya. Rupanya ia
juga seorang subjek rekrutmen yang dilakukan Athena untuk menyelamatkan
masa depan.
Hingga akhirnya ia bertemu dengan Frank Walker dan menjelaskan semua
yang terjadi. Frank Walker mengetahui sebuah ramalan bahwa dalam waktu
dekat bumi akan segera hancur. Yaitu dalam waktu 59 hari lagi. Sebagai
ilmuan pintar, Frank juga telah menyerah dan tidak ada yang bisa
diperbuat manusia untuk menghadapi kehancuran bumi tersebut. Sampai
ketika Cassey datang dan persentase dari kemungkinan ramalan tadi
tiba-tiba berkurang. Frank kemudia menemukan rasa optimis, meyakini
bahwa ada hal istimewa yang ada pada diri Cassey Newton.
Pesan Positif dan Pesan Negatif yang Sulit Diterka
Disney sepertinya sedang mencoba untuk menaikan standard baru untuk
kisah film fiksi remaja lewat film Tomorrowland. Fantasi tentang
kecanggihan teknologi di masa depan bukan lagi hanya digambarkan sebagai
sesuatu yang menyenangkan, tetapi mencoba mengajarkan pada generasi
muda tentang berbagai dampak negatif dari peradaban maju. Yang nantinya
bisa bermuara pada kehancuran lingkungan jika tidak ditanggulangi
dengan keseimbangan dari kemajuan teknologi itu sendiri.
Kisah dalam film Tomorrowland terbilang cukup sulit untuk dimengerti
bagi kalangan remaja pada umumnya. Terlebih gaya bahasa dalam film juga
tidak cukup sederhana, begitu pula dengan konflik cerita yang
dihadirkan. Jika digambarkan dengan film lain, mungkin ini akan tampak
seperti penggabungan cerita antara ‘Charlie and The Chocolate Factory’
dengan ‘Terminator.’ Itu adalah dua film yang sangat berbeda genre,
pastinya juga sulit bagi anda untuk membayangkannya. Tapi kira-kira
seperti itulah Tomorrowland, dimana animasi dan imajinasi digambarkan
begitu menyenangkan disamping konflik dan penyelesaian cukup
memusingkan.
Belum lagi kisah asmara antara Frank Walker (George Clooney) dan
Athena (Raffey Cassidy) yang terbilang cukup aneh. Ketika Frank kecil
yang jatuh cinta pada Athena, kemudian tumbuh menjadi dewasa dan
akhirnya kecewa karena ia mengetahui bahwa Athena hanyalah seorang
robot.
Selain George Clooney tentu saja sutradara Brad Bird tidak salah
memilih Britt Robertson untuk memerankan Casey Newton. Aktris yang telah
menginjak usia 25 tahun ini begitu maksimal untuk memerankan gadis
remaja yang pintar dan aktif ini. Ekspresinya saat panik juga terlihat
natural dan menghidupkan adegan.
Saat Cassey Newton tiba di Tomorrowland, ada pesan yang janggal tapi
cukup mencuri perhatian berbunyi ‘imajinasi lebih penting dari
pengetahuan.’ Ada kontradiksi yang cukup membingungkan dalam film
Tomorrowland, dimana film ini mengajak generasi muda untuk menghayal
tinggi tanpa batasan apapun, baik dalam pandang budaya, politik, sosial
dan segalanya tentang impian di masa depan. Tapi kemudian dari
impian-impian jenius tersebut, saat terealisasi justru malah
kehancuranlah terjadi. Yang pada akhirnya dibagian akhir cerita,
disebutkan bahwa hanya impian-impian positif yang akan menyelamatkan
masa depan.
Rasanya mengkategorikan film tersebut sebagai ‘Parental Guide’ memang
sangat dibutuhkan, karena ada kesulitan membedakan entah bagian pesan
baik mana yang patut diserap penonton remaja dan mana hal negatif yang
perlu dihindari. Bahkan film ini masih cukup rumit untuk dipahami oleh
penonton dewasa.
Tapi yang jelas Tomorrowland cukup aman untuk disaksikan kalangan
muda, karena film ini sama sekali tidak menampilkan adgean vulgar atau
aksi yang terlalu menonjolkan kekerasan. Tomorrowland telah tiba di
bioskop tanah air mulai 21 Mei 2015. Saksikan di bioskop-bioskop
kesayangan anda.
Video Trailer:
Tanggal Rilis: 21 Mei 2015
Durasi: 130 menit
Sutradara: Brad Bird
Genre: Sci-Fi, Mystery, Adventur
Pemain: George Clooney, Britt Robertson, Hugh Laurie, Raffey Cassid, Tim McGraw
Studio: Walt Disney Pictures, Motion Pictures
No comments:
Post a Comment