Life of Pi (3D)
Life of Pi (3D)
-------------------
Jangan heran bila
seseorang dapat menjadi sahabat bagi bermacam-macam agama dan jangan
kaget bila seekor hewan buas bisa menjadi sahabat manusia. Life of Pi
setidaknya ingin menceritakan kedua hal tersebut. Permusuhan dan
persahabatan hanya dibatasi oleh garis tipis yang membentang di antara
mereka. Barang siapa berani untuk menerobosnya maka kebahagiaan akan
ditemukannya. Film yang diangkat dari buku novel yang berjudul sama ini
di tulis oleh Yann Martel yang berasal dari Kanada. Novel tersebut
dirilis pada tahun 2001 dan memenangkan penghargaan Man Booker Prize pada tahun 2002. Menurut data Nielsen Bookscan, buku ini sudah terjual 1,3 juta buku.
Bagian penting dari sebuah film adalah sang sutradara dan terpilih sebuah nama yang berasal dari Taiwan
yaitu Ang Lee membuat film ini menjadi menarik. Dia pernah menerima
piala Oscar dua kali sebagai sutradara terbaik dalam ajang Academy
Award. Bahkan di tahun 2013 sebuah penghargaan sudah menantinya yaitu Filmmaker Award dari sebuah ajang Motion Picture Sound Editor Golden Reel Awards. Orang-orang yang pernah menerima penghargaan serupa adalah George Lucas, Michael Bay, Steven Spielberg dan Client Easwood.
Film ini bercerita
tentang pengalaman hidup seseorang bernama Pi (gautam belur=5 tahun,
Ayush Tandon=11 tahun, Suraj Sharma=remaja, Irrfan Khan=dewasa). Nama
lengkapnya adalah Piscine Molitor Patel yang diberikan oleh sang Paman
yang biasa dipanggil Mamaji. Mamaji sangat menyenangi olah raga renang
dan sangat terkesan dengan sebuah kolam renang di Paris Perancis yaitu
Piscine Molitor. Sedangkan Patel adalah nama keluarga atau marga. Pi
adalah anak kedua dan berbeda tiga tahun dengan kakaknya yang bernama Ravi. Mereka tinggal bersama orang tuanya di sebuah kota bernama Pondicherry di India, sebuah kota bagaikan separuh Perancis dan separuh India. Orangtuanya adalah pemilik kebun binatang di kota tersebut.
Pada
bagian pertama film ini bercerita tentang pengalaman spiritual Pi sejak
masih anak-anak. Pi yang sejak lahir sudah berada dalam lingkungan
Hindu secara otomatis menjalankan ajaran Hindu. Rasa ingin tahunya cukup
besar sehingga tertarik juga dengan ajaran Katolik. Tidak berhenti
hanya di situ, dia juga mendalami ajaran Islam. Baginya semua agama
adalah baik. Penonton tentu tidak perlu kaget dan berpikiran negatif
apakah film ini mengajarkan sesuatu yang sesat. Semuanya ditampilkan
secara wajar dan sederhana. Simbol agama digambarkan dengan tidak
memprovokasi agama lain. Simbol Hindu ditampilkan dengan tidak makan
daging. Simbol agama Katolik ditampilkan dengan Pastor dan air sucinya.
Simbol agama Islam ditampilkan dengan sholatnya.
Pada
bagian kedua film ini bercerita tentang pengalaman hidup Pi diatas
sekoci kapal ditengah laut dengan seekor harimau yang bernama Richard
Parker. Pada saat terjadi gejolak politik dan kekacauan ekonomi di kota
tersebut Pi sekeluarga memutuskan untuk pindah ke Kanada. Mereka membawa
serta binatang-binatang koleksi kebun binatang sebagai aset yang
berharga. Kapal kargo yang digunakan bernama Tsimtsum dan milik
perusahaan Jepang.
Sayangnya
perjalanan dengan kapal di tengah lautan tidak mulus. Pada tengah malam
cuaca buruk dan hujan cukup lebat. Semuanya pada tidur dan kebetulan Pi
sedang bangun dan keluar menikmati hujan.. Pi sadar bahwa ada yang
tidak beres dengan kapal tersebut dan benar kapal tersebut mulai
tenggelam ditelan ombak. Pi berusaha membangunkan keluarganya tapi
sayang usahanya sia-sia karena air semakin dalam dan napas yang
terbatas. Alhasil hanya pi yang selamat. Penggambaran ombak yang besar
dan kapal yang terombang-ambing dapat disajikan cukup bagus dan terlihat
alami. Suasana lautan dan air laut cukup membuat takut penonton merasa ngeri.
Hanya
Pi seorang yang selamat karena menumpang sekoci dan semua penumpang
lainnya ikut tenggelam bersama kapal di lautan bebas. Tak disangka di
dalam sekoci yang separuhnya tertutup kain tersebut terdapat juga hewan
yang terdampar disana dan masih hidup yaitu zebra, orang utan, hyena dan
harimau yang bernama Richard Parker. Pi
merasa senang karena terhindar dari bencana namun juga merasa sedih
karena keluarganya tidak bisa diselamatkan. Lebih sedih lagi sekarang Pi
berada satu sekoci dengan binatang buas hyena dan harimau.
Sudah
merupakan sifat alami bila hewan merasa lapar dan untuk mempertahankan
hidupnya maka akan memangsa hewan lainnya seperti dalam sistim rantai
makanan. Hal yang demikian berlaku juga di atas sekoci. Orang utan
memakan buah jeruk selanjutnya orang utan dimakan oleh hyena. Zebra pun
ikut merasakan gigitan hyena. Pada akhirnya hyena juga menjadi makanan
harimau. Sekarang hanya ada Pi dan harimau sebagai hewan terakhir yang
bersifat karnivora dan buas.
Pi
tidak bisa tenang karena seolah-olah sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Sudah hidup di atas sekoci sendirian ditengah laut ditambah lagi ada
binatang buas disampingnya. Mau tak mau Pi berpikir keras agar tidak
dimangsa oleh harimau. Dia membuat sambungan dan rakitan dari
papan-papan kayu hasil bongkaran sekoci dan memisahkan diri dari sekoci
itu. Sekali-kali dia masuk ke dalam sekoci untuk mengambil perbekalan
makanan atau sesuatu yang masih bisa digunakan.
Pi
berusaha menaklukkan harimau itu dengan sedikit melakukan tindakan
keras melalui tongkatnya dan aba-aba dengan pluitnya. Juga melalui
pemberian makan hasil tangkapan ikan agar harimau menjadi jinak dan
menuruti perintahnya. Setidaknya meniru menjadi seorang pawang harimau.
Perlahan-lahan Pi berhasil menjinakkan harimau tersebut dan bisa
dikatakan menjadi sahabat di kala sepi sendiri.
Sekoci
akhirnya terdampar di sebuah pulau yang berpenghuni ribuan merkat,
binatang sejenis luwak. Namun dibagian pulau itu ada semacam danau yang
bersifat asam dan beracun bila malam hari yang dapat membuat binatang
menjadi mati. Akhirnya Pi memutuskan untuk kembali di tengah lautan
bersama sang harimau.
Nuansa
3 Dimensi cukup baik ditampilkan dengan keindahan laut dan
kejernihannya dibuat dengan menarik. Visualisasi tampak begitu segar
dipandang mata misalnya ubur-ubur yang berpendar di malam hari menerangi
kegelapan. Ikan paus yang bersalto di permukaan air begitu menawan.
Ribuan ikan terbang yang melintasi sekoci begitu mempesona. Semuanya
begitu alami ditampilkan dengan nuansa 3 Dimensi.
Pada
akhirnya sekoci membawanya ke sebuah pantai di Mexico. Kondisi Pi sudah
lemas dan lunglai sedangkan kondisi harimau Richard Parker masih
sanggup untuk berjalan menuju pepohonan yang rimbun. Tidak ada kata
perpisahan terhadap Pi dan harimau itupun semakin jauh meninggalkan Pi
yang sedang tak berdaya. Pi berharap sahabatnya itu menoleh atau mengaum
sebagai tanda perpisahan tapi sekali lagi hal itu tidak terjadi.
Sosok
Pi dapat diperankan dengan baik dan mimik serta spontanitasnya yang
cukup patut diacungin jempol. Mungkin bagi sebagian penonton, karakter
orang India dalam berbicara bahasa Inggris cukup lucu karena ada sedikit
cadelnya. Pi berhasil menunjukkan kepada penonton akan kesedihan dan
ketakutan serta penyesalan yang dialaminya.
Sosok
harimau Richard Parker yang konon bukan binatang asli melainkan hasil
animasi komputer CGI sangat bagus sekali dan hampir tidak ada bedanya
dengan yang asli. Demikian juga dengan zebra, hyena dan orang utan.
Semuanya tampak riil. Sungguh fantastis menyaksikan perpaduan akting
manusia dan binatang animasi.
Penulis
menemukan beberapa kekurangan yaitu tidak disebutkan lamanya Pi
terdampar di lautan meskipun ada coretan pada dinding sekoci. Dalam
novel disebutkan lamanya 227 hari. Untuk waktu selama itu, pakaian yang
digunakan masih tetap terlihat putih dan utuh padahal seharusnya mungkin
sudah compang-camping karena terpapar air dan hujan. Juga pada saat
harimau diberi makan kambing hidup oleh sang Ayah, ternyata harimau
dapat menarik tubuh kambing melewati jeruji kerangkeng besi, padahal
seharusnya tubuh kambing tidak cukup untuk melewati jeruji tersebut
karena kecil. Pada saat kapal terombang-ambing oleh ombak ternyata Pi
dan keluarganya didalam kamar terlihat stabil.
Memang
antara novel dan film ada hal-hal yang berbeda. Cerita dalam novelnya
tentu saja lebih mendetail dan terperinci dibandingkan dengan novelnya.
Namun demikian dengan bahasa gambar, film menampilkan sesuatu yang indah
dan sesuatu yang fantastis, sesuatu yang lain. Penulis sangat
merekomendasikan film ini sebagai tontonan keluarga.
No comments:
Post a Comment