Tuesday, October 22, 2019

Ted 2

Review Film: 'Ted 2' (2015)

Beruang bermulut jorok kembali lagi dalam 'Ted 2' dengan lelucon yang masih sama vulgarnya. Namun alurnya yang bertele-tele memberi impresi bahwa Seth MacFarlane tak dapat menemukan pacing yang tepat untuk sekuelnya ini.

“You ever seen any movie ever? He's the black guy” Ted
Pada tahun 2012, Seth MacFarlane membuat kejutan dengan Ted, film komedi vulgar yang secara sekilas terlihat dikamuflasekan sebagai film anak-anak. Menghadirkan karakter boneka beruang yang bertingkah sebagaimana pria dewasa, film ini juga menampilkan sisi lain dari Mark Wahlberg, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pemain film aksi dibanding komedi. Mendapat respon yang cukup bagus dan sukses secara finansial, tiga tahun kemudian, boneka beruang bermulut kotor ini kembali lagi ke layar lebar.

Tentu saja, sekuelnya punya plot yang masih sama tak rasionalnya namun nuansa humornya terasa kurang menghibur. Ted 2 mencoba serius dan bermain-main di saat bersamaan dengan menggabungkan premis hak asasi dan lelucon sperma. Jika membaca hal ini saja sudah membuat anda ilfil, mungkin ini bukan tontonan anda.

Yang menjadi poin utama kenapa komedi Ted mengena adalah persona Ted sendiri yang tak terduga di balik tampilan luarnya yang imut. Sekarang, saat kepribadiannya telah dikenal dan dihadapkan dengan berbagai permasalahan hidup yang manusiawi, mungkin membuat penonton tak lagi tertarik karena tak ada lagi hal yang di luar ekspektasi.

Jika film pertama ditutup dengan momen bahagia antara John (Wahlberg) dengan Lori (Mila Kunis, yang tak lagi tampil di sekuel ini), maka Ted 2 dibuka dengan adegan pernikahan Ted (disuarakan oleh Seth MacFarlane) dengan pacarnya Tami-Lynn (Jessica Barth) yang dipimpin oleh pendeta Sam J. Jones — ingat dengan cameo Flash Gordon di film pertama? Di acara pernikahan tersebut, terungkap bahwa John sudah berpisah dengan Lori.

Satu tahun kemudian, rumah tangga Ted mulai berantakan dan satu-satunya yang mungkin menyelamatkan bahtera keluarga mereka adalah dengan keberadaan anak. Tak perlu saya sebutkan alasan kenapa Ted tak bisa bereproduksi, anda tentu tahu. Opsi inseminasi buatan juga tak bisa dilakukan karena rahim Tami-Lynn ternyata sudah rusak akibat konsumsi narkoba berlebihan. Pilihan terakhir adalah adopsi. Namun hal ini justru membuat situasi menjadi semakin pelik, karena otoritas negara bagian Massachussetts mempertanyakan keabsahan Ted sebagai "manusia".


Kasus Ted memperjuangkan legalitas eksistensinya ini sedikit menggeser plot ke arah drama pengadilan yang konyol. Sebagai bantuan, Ted menyewa seorang pengacara muda bernama Sam(antha) L. Jackson (Amanda Seyfried), yang juga menjadi love interest bagi John nantinya. Awalnya John dan Ted skeptis mengingat Sam yang belum pernah menangani kasus sebelumnya, tapi berkat kelihaian Sam memakai Bong (serius!), keduanya pun yakin dengan kapabilitasnya (?).

Sebagaimana film pertamanya, Ted 2 kembali menghadirkan gags jorok tentang seksisme, rasisme, homofobia, pornografi, ganja, dan berbagai macam lelucon vulgar lainnya. Bagi saya pribadi sih tidak masalah, namun bagi yang gampang tersinggung mungkin akan membuat urat kepala anda meregang. Beberapa diantaranya cukup lucu, namun sebagian lagi terkesan garing karena repetitif. Yang manapun, tak ada yang relevan dengan cerita sebenarnya.


MacFarlane yang menulis naskah bersama Alec Sulkin dan Wellesley Wild menjejalkan berbagai macam subplot ke dalam Ted 2 tapi tak ada satupun yang berarti, karena hampir semua poin plot yang disajikan hanya berfungsi sebagai pengantar punchline. Usaha Ted dan John di awal film untuk mencari sperma berkualitas berujung pada cameo bintang football, Tom J. Brady (dan, ehm, kelaminnya) serta John yang "basah kuyup" di bank sperma. Ada pula road-trip yang berujung pada penemuan ladang ganja. Bahkan adegan akhir, sengaja di-setting di area Comic-Con agar bisa mengolok-olok para maniak game atau memplesetkan beberapa budaya pop.

Film Ted memang tak dikenal karena punya plot yang logis. Namun alurnya yang lebih amburadul dibanding film pertama memberi impresi bahwa MacFarlane tampaknya tak dapat menemukan pacing yang tepat untuk sekuelnya ini. Giovanni Ribisi yang kembali tampil sebagai si obsesif Donny dan muncul di paruh akhir terkesan lebih tepat berada di film lain. Chemistry John dan Ted tak lagi sekuat film pertamanya. Ted 2 berkutat terlalu banyak pada kasus hak asasi Ted sehingga mengesampingkan peran Wahlberg sebagai John.


Dengan mengesampingkan beberapa lelucon hambar, melihat tingkah polah Ted — yang diperankan oleh MacFarlane sendiri melalui teknologi motion-capture — menjadi kelucuan tersendiri. Muncul juga beberapa cameo selebritis seperti Liam Neeson, Morgan Freeman, Jimmy Kimmel, Jay Leno, dan lain-lain, yang perannya tak perlu saya sebutkan karena akan mengurangi kadar kelucuan bagi anda yang berencana akan menonton. Adegan favorit saya adalah adegan opening yang menampilkan sekuens dansa ala Broadway yang dikoreografi oleh pemenang Tony awards, Rob Ashford. Bagi yang tak sanggup bertahan hingga menit ke-115, setidaknya sekuens ini akan memuaskan anda.
'Ted 2'

IMDb | Rottentomatoes
115 menit | Dewasa

Sutradara: Seth MacFarlane
Penulis: Seth MacFarlane, Alec Sulkin, Wellesley Wild
Pemain: Seth MacFarlane, Mark Wahlberg, Amanda Seyfried

No comments:

Post a Comment