Review : LOVE (2008)
Produksi: 13 Entertainment
Director : Kabir Bathia
Screenplay: Titien Wattimena
Cast : Laudya Cynthia Bella, Surya Saputra, Irwansyah, Luna Maya, Darius Sinathrya, Wulan Guritno, Sophan Sopiaan, Widyawati, Fauzi Baadilla, Acha Septriasa.
Gendre: Drama
Duration: 120 min
Release Date: Thursday, February 14th 2008
“Kau adalah darahku.. Kau adalah jantungku.. Kau adalah hidupku, lengkapi diriku, oh sayangku kau begitu… Sempurna.”
Yup. Lagu milik andra yang dinyanyikan ulang oleh Gita Gutawa ini
memang terdengar lebih menyentuh. Sama seperti tajuk lagunya ‘Sempurna’,
film LOVE yang disutradarai Kabir Bhatia ini memang bisa dibilang
sempurna. Tidak hanya dari segi ceritanya saja, dari segi akting para
pemerannya pun dilakoni sangat baik.
Film ini mengisahkan 5 cerita berbeda namun bertema sama, yakni CINTA.
Nugroho dan Lestari. Yang dipertemukan di usia mereka yang tidak lagi
muda. Nugroho (Sophan Sopiaan) yang menderita alzhaimer, dan Lestari
(Widyawati) yang dengan kasih sayangnya dapat menerima keadaannya itu.
Rama dan Iin. Rama (Fauzi Baadilla) Lelaki muda sederhana yang
bekerja di percetakan, dan Iin (Acha Septriasa) yang dibantu Rama selama
pencarian kekasihnya di Jakarta. Masa lalu yang hampir sama,
mempersatukan mereka, membuat mereka berani mengejar hari esok.
Tere dan Awin. Tere (Luna Maya) penulis yang sukses bertemu dengan
penjaga toko buku bernama Awin (Darius Sinathrya) dan mereka jatuh
cinta. Ketika kemudian ketakutan Awin untuk mencintai Tere muncul, Tere
sebaliknya membuka mata Awin bahwa cinta tak semestinya dibatasi.
Restu dan Dinda. Restu (Irwansyah) Seorang mahasiswa yang menjalani
hidup dengan santai dan riang, jatuh cinta pada pandangan pertama pada
perempuan bernama Dinda (Laudya Cynthia Bella). Walaupun pertemuan
mereka hanya sebentar dan Dinda akhirnya harus pergi meninggalkannya,
namun cinta mereka tetap ada dan abadi.
Gilang dan Miranda. pasangan muda yang memasuki usia pernikahan
delapan tahun, dengan anak mereka Icha (Marsha Aruan) seorang anak
autism yang membutuhkan kedua orangtuanya melewati hidup yang tak mudah.
Sementara Gilang (Surya Saputra) dan Miranda (Wulan Guritno) sendiri
harus menerima kenyataan bahwa pernikahan mereka pun punya masalah.
Takdir yang mempertemukan mereka, di tengah belantara kota Jakarta,
bertemu dalam persimpangan-persimpangan hidup yang penuh kejutan,
dituntun oleh sesuatu yang selama ini dibilang buta padahal ia punya
mata yang tidak dimiliki manusia… CINTA…
Harus diakui dari lima kisah tersebut, kisah Darius dan Luna lah yang paling biasa bahkan bisa dibilang tidak cukup bagus. Akting Luna dan Darius pun tidak menimbulkan kesan bagi penontonnya.
Sebenarnya, kisah Dinda dan Restu juga bisa dibilang begitu sederhana. Namun beruntungnya dikemas dengan begitu manis. Ditambah akting Laudya Cynthia Bella yang menampilkan mimik dan ekspresinya yang juga manis. Sayang, akting Irwansyah disini tidak menyeimbangi penampilan apik dari Bella.
Jujur, saya sangat terganggu dengan akting Acha Septriasa khususnya saat Acha beradegan nangis, yang menurut saya disini too much dan jatuhnya overacting. Tidak jauh beda dengan apa yang Acha tampilkan di film-film yang ia bintangi sebelumnya (Heart, Love Is Cinta). Sorry, cha…
Sepertinya dua jempol tangan harus diberikan kepada Sophan Sopiaan,
Surya Saputra dan Wulan Guritno yang tampil sangat total dan memukau di
film ini.
Fauzi Baadilla, Widyawati, dan Marsha Aruan pun tampil cukup baik di
film ini. Begitupun dengan pemeran singkatnya seperti Joko Anwar, Linda,
Fathir Muchtar, Gading Marten, dan Marsha Timothy yang muncul di
akhir-akhir film.
Tidak terlewatkan, Naskah yang ditulis oleh Titien Wattimena pun
menjadi nyawa tersendiri di film ini. Ditambah sinematografi yang bagus
oleh Michael Santoso, penataan musik yang apik oleh Erwin Gutawa,
penyuntingan gambar yang sangat rapih oleh Kabir, serta lagu tema yang
dibawakan Gita Gutawa bertajuk sempurna juga mengiringi film ini dengan
indah. Eh, lagu Sheila On 7 bertajuk Anugerah terindah yang pernah
kumiliki, juga turut ditampilkan di salah satu kisah dalam film ini.
Sebuah film yang membagi cerita dengan beberapa bagian yang
ditampilkan dalam film ini memang sudah bukan hal yang baru lagi di
dunia perfilman. Kita bisa menemukan film bertema serupa ini di berbagai
judul film lainnya yang sudah lebih dulu, seperti ‘Love Actually’
ataupun ‘Paris Je’Taime’. Bukan berarti, film ini mencontek film-film
tersebut, karena cerita-cerita di film ini merupakan remake dari film
Malaysia berjudul ‘Cinta’ yang juga disutradarai orang yang sama, yakni
Kabir Bhatia. Jadi, LOVE ini murni diproduksi oleh Indonesia. Hanya saja
sutradaranya bukan Warga Negara Indonesia.
LOVE bisa dibilang, menjadi salah satu film Indonesia Terbaik yang tayang di tahun 2008.
Terlepas dari kekurangannya, seperti yang saya bilang di awal, LOVE
merupakan film dengan cerita yang biasa namun untungnya dieksekusi
dengan luar biasa. Love juga merupakan salah satu film drama romantis
Indonesia yang patut ditonton tiap perayaan Valentine.
No comments:
Post a Comment