The Wolf of Wall Street
Ini adalah cerita tentang uang.
Di tengah-tengah nonton ini tadi gue terlibat obrolan dengan temen
gue, Nyit. Kami cerita tentang ‘bahagia’. Untuk sebagian orang bahagia
itu adalah ketika punya uang dan bisa membeli yang diinginkan. Tetapi,
ketika uang udah cukup, apa lagi? Mereka punya tingkat bahagia yang sama
dengan orang yang punya penghasilan biasa-biasa aja. Justru,
orang-orang yang udah lebih banyak uangnya lebih khawatir gimana caranya
mereka nyelamatin uang mereka. Dan mereka bisa bahagia dengan cara
lain, ketika mereka nggak mikirin uang.
Seperti sejak awal di film ini, ketika Jordan Belfort (Leonardo DiCaprio) masuk ke Wall Street dan ketemu bosnya, Mark Hanna (Matthew McConaughey).
Mr. Hanna untuk mengingatkan dia tentang seks dan kokain. Karena
tuntutan perkerjaan yang berat sebagai broker, maka dua hal tersebut
bisa jadi stimulus sekaligus pelarian agar tetap waras.
Jadi, jangan heran kalau tiga jam ke depan banyak banget adegan
telanjang, seks, dan ngisep kokain. Dan banyak adegan gila lainnya.
Cerita The Wolf of Wall Street ini memang mengisahkan tentang Jordan
Belfort berdasarkan pengalamannya dan buku yang ditulisnya. Ya, Jordan Belfort ini memang karakter nyata, ya semacam broker Wall Street gitu juga. Gue juga nggak tahu sampai nonton film ini.
Setelah enam bulan bekerja bersama McConaughey, eh maksudnya Mark Hanna, perusahaan tempat Jordan bekerja terkena imbas Black Monday.
Jordan harus kehilangan pekerjaan dan terpaksa bekerja di sebuah
perusahaan kecil. Jauh lebih kecil daripada Wall Street yang megah. Akan
tetapi, dia nggak berhenti di situ. Bersama Donnie (Jonah Hill),
teman barunya, dia mendirikan Stratton Oakmont dan merekrut beberapa
kenalannya. Kenalan-kenalannya yang nggak pada punya dasar pengetahuan
tentang saham diajarinya cara-cara menipu gitu deh–baca tentang pump and dumb di sini. Semacam ngejual saham dengan yang harganya murah dengan harga tinggi.
Dan ya, Stratton Oakmont pun jadi gede. Sampai Forbes menjuluki
Jordan sebagai Wolf of Wall Street. Dari sini mulai mengerikan. Karena
kecanduan dengan gaya hidup yang tadi di atas itu, kantornya benar-benar
menjijikkan deh. Sampai akhirnya kelakuan si Jordan ini kecium FBI dan
dia mulai diselidiki. Nah, setengah durasinya adalah cerita si Jordan
menyelamatkan uangnya, dibawa dari US ke Swiss.
Cerita ini berakhir dengan Jordan yang akhirnya tertangkap. Dia
seharusnya ngundurin diri dari Stratton Oakmont, tapi malah bertahan
karena itu memang lahan mainnya. Dan akhirnya dia dipenjara, kemudian
jadi motivator. Ha!
The Wolf of Wall Street ini adalah cerita yang solid. Karya terbaru Martin Scorsese
dan diproduseri oleh Leonardo ini kompleks. Paling suka dengan
sinematografinya. Naratifnya sendiri lumayan sih, cukup bikin cerita
jadi lucu. Selain itu yang bikin ceritanya seru adalah
karakter-karakternya.
Aku nggak tahu apa yang mau aku omongin dari film ini. Bagus, iya.
Kuat cerita dan karakter, iya. Tapi, film ini kekurangan ‘hati’ kalau
dibanding nominator film terbaik Oscar lainnya. Sesuatu yang menyentuh
gitu. Yah, memang bukan itu sih tujuan film ini. Cuma gue nganggep film
ini nggak manusiawi–surreal gitu sih karena gue memang awam tentang
dunia yang diusung dalam cerita.
Setengah jam pertama, ketika McConaughey udah keluar dari layar, gue
udah mulai bosen. Masalah gue sebenarnya sama Leonardo DiCaprio. Entah
kenapa di mata gue Leo yang kali ini nggak jauh-jauh beda dengan yang
udah-udah gue tonton, paling nempel sama karakter Gatsby di The Great Gatsby.
Kayaknya akhir-akhir ini, Leo memang selalu bisa tampil di film yang
bagus dan berpotensi Oscar, tapi kayaknya nyaris karakternya selalu
cowok berkuasa, berharta, dan DOMINAN. Duh. Gue justru lebih suka
ngeliat Jordan (Leo) di film ini, di awal dan akhir film–ketika dia
bukan siapa-siapa, ketika dia ngeliat penuh kekaguman karakter yang
dimainkan McConaughey atau sewaktu dia harus patuh terhadap hukum.
Sampai satu jam setelahnya gue masih nggak bisa terikat sama
ceritanya. Isinya cuma pesta-pesta dan kegilaan-kegilaan yang harus
disaksikan sendiri. Baru sekitar satu setengah jam sisanya, gue bisa
duduk manis dan menikmati ceritanya.
Ada beberapa adegan favorit gue, yang pertama jelas waktu Jordan dan
Donnie mabok gara-gara obat yang udah lama banget. Itu adegan dodol
banget dan kocak abis. Udah pasti dalam hati bakal maki-maki, minimal fuck, fuck, fuck,
karena tiap dua menit sekali kayaknya kata itu keluar dari dari
karakter-karakternya. Hahaha. Selain itu, gue suka waktu Jordan berantem
dengan istri pertamanya di depan apartemen. Adegannya sedih sih. Juga
ketika Jordan dan istri keduanya berantem di rumah mereka. Jordan
ngambil anaknya untuk lari. Namun, karena terlalu tergesa-gesa malah
nggak jadi. Di adegan itu, Jordan kelihatan manusiawi banget. Dia cuma
pria biasa yang baru aja kehilangan kebebasan, kehilangan uang, dan
sekarang istrinya mau ninggalin dia.
Uang bisa datang dan hilang dalam sekedipan mata aja.
Akan tetapi, adegan paling favorit gue adalah ketika Jordan muda
diajak makan siang oleh Mark Hanna. Itu kayaknya obrolan paling nyambung
ke gue di sepanjang film. Ngeliat gimana briliannya McConaughey
berakting bareng Leo dan dia jadi pencuri perhatian gitu. Apalagi ketika
dia mulai ngajarin Leo senandung gitu. Wow, keren. Meski nggak keluar
lagi di belakang, tetapi karakter Mark Hanna ini memang role model-nya
si Jordan banget. McConaughey di sini masih kurus banget, kayaknya baru
aja selesai syuting Dallas Buyers Club.
Kayaknya film ini memang bukan konsumsi semua orang. Selain muatannya
yang agak-agak berat, butuh fokus buat ngikutin benar-benar detailnya.
Yang bagus memang teknik penceritaannya baik dari dialog atau
pengambilan adegan-adegannya, bagus kalau memang mau belajar jadi
filmmaker. Dan durasi film tiga jam itu agak-agak terlalu lama sih,
meski dikasih akting Leo yang memang dari sananya udah memikat. Namun,
apa lagi yang mau dikata, film ini kan salah satu nominasi Best
Picture-nya Oscar 2014; Leo satu dari nominasi aktor terbaik; Hill jadi
salah satu nominasi aktor pendukung terbaik, serta dua nominasi lain
yaitu adaptasi terbaik dan sutradara terbaik.
Ini humming Hanna dan Jordan yang legendaris di awal film.
Catatan: gue baru tahu adegan ini terinspirasi dari ritual pribadi
McConaughey. Jadi, sebelum mulai syuting dia suka melakukan itu sebagai
bentuk meditasi gitu. Nah nggak sengaja Leo ngeliat dan kemudian
dimasukin gitu jadi heart of the story. Cool!
No comments:
Post a Comment