Thursday, October 17, 2019

Battleship

Battleship: Pertempuran Laut yang Tidak Boleh Dilewatkan!

Jika di masa kecil Anda pernah bermain board game bernama Battleship, mungkin Anda akan mengetahui dari mana ide cerita film ini diambil. Yap! Film ini merupakan adaptasi dari board game besutan Hasbro. Apakah film ini akan mendulang sukses seperti film adaptasi lainnya yang sejenis, seperti Transformers atau G.I Joe?
Sutradara film ini, Peter Berg (Hancock) menggandeng Taylor Kitsch, Alexander Skarsgård, Liam Neeson, dan juga Rihanna untuk menguatkan film ini. Taylor Kitsch berperan sebagai Alex Hooper, pahlawan dari film ini yang memimpin pertempuran melawan kapal-kapal alien yang memiliki teknologi jauh lebih canggih dan mematikan. Film ini diawali dengan cerita ditemukannya sebuah planet yang mirip bumi dan NASA berusaha mengirimkan sinyal kepada planet tersebut. Setelah beberapa waktu, bumi kedatangan beberapa benda asing yang mendarat di perairan beberapa negara, termasuk perairan AS di Hawaii. Di saat dan tempat yang bersamaan, AU AS dan Jepang sedang mengadakan pelatihan perang bersama. Mereka pun terlibat peperangan laut yang menelan banyak jiwa.
Alex Hooper memegang kendali penuh atas kapal terakhir yang masih bertahan, John Paul Jones, ketika kapten kapal lainnya gugur dalam peperangan, termasuk kakaknya, Stone Hooper (Alexander Skarsgård). Misi Alex adalah menghentikan upaya para alien untuk menghubungi planetnya dan menghancurkan kapal-kapal yang terus membombardir mereka dengan peluru-peluru mematikan.

Peperangan Laut yang Mendebarkan

Cerita mengenai kedatangan alien yang membawa banyak armada untuk menduduki bumi dengan cara kekerasan sudah digunakan di banyak film. Tema ini menjadi tema yang sangat umum. Pertanyaannya, apa kelebihan film gubahan Peter Berg yang satu ini dengan film-film sejenis lainnya yang sudah pernah ada?
Berbeda dengan film-film sejenis lainnya, Battleship memusatkan peperangan di perairan. Menurut saya, ide cerita film ini cukup pintar karena sang penulis naskah berhasil mengondisikan keadaan yang membuat peperangan yang terjadi hanya di perairan ini terlihat sangat masuk akal dan fantastis. Awalnya, saya melihat ide film ini sangat mengada-ada ketika tiga kapal perang AS—yang kemudian menyusut menjadi satu kapal saja karena dua lainnya berhasil ditenggelamkan dengan sangat mudah oleh para alien—melawan banyak kapal perang alien—ditambah satu kapal induk—dengan teknologi supercanggih. Namun, saya memuji para penulis naskah, Jon Hoeber dan Erich Hoeber, karena telah menyusun rangkaian cerita yang membuat keadaan mustahil tersebut menjadi sangat masuk akal. Kuncinya ada di kepintaran dan ketepatan berpikir dari karakter Alex Hooper—yang dikisahkan awalnya disepelekan oleh kesatuannya karena banyak membuat masalah. Bagi Anda yang menyukai game dan film yang penuh strategi, Anda akan sangat menyukai film ini.
Untuk sebuah film action, durasi lebih dari 100 menit tentunya akan sangat memuaskan penontonnya. Anda akan melihat adegan peperangan yang menegangkan dengan desingan peluru dan meriam yang nyaris tidak pernah berhenti. Sebuah adaptasi yang apik dan modern, mengingat permainan aslinya dirilis pertama kali di era 30-an.
Satu hal yang patut disyukuri, film ini tidak dirilis dalam format 3D. Mengingat kembali pengalaman 3D yang disajikan Transformers 3 yang hanya memberikan efek memusingkan, saya memuji keputusan Peter Berg untuk tidak mengonversi film ini dalam 3D. Film ini sudah terlihat keren tanpa sentuhan teknologi tersebut.
Film ini memiliki kualitas yang baik dari segi ide cerita, teknologi yang digunakan, sampai akting para pemainnya. Aktor senior asal Inggris, Liam Neeson, mengambil peran sebagai laksamada yang memimpin pelatihan perang—yang sayangnya tidak bisa ikut berperang melawan alien karena kapalnya tidak bisa melewati pelindung yang dibuat para alien untuk mengepung sebuah pulau dan tiga kapal lain. Seperti biasanya, Liam Neeson selalu mendapatkan peran yang sesuai dengan pembawaannya yang kharismatik dan berwibawa sehingga aktingnya di film ini tidak diragukan lagi.
Selain itu, ada yang istimewa dari film ini karena menjadi film perdana Rihanna unjuk kebolehan dalam berakting. Harus saya akui, Rihanna memberikan penampilan yang sangat baik di awal-awal karirnya sebagai pemain film. Apalagi, perannya di film ini cukup krusial, bukan peran asal lewat yang semakin membuat penonton bisa melihat kualitas aktingnya. Apakah ini akan menjadi awal dari kelanjutan karir Rihanna di industri perfilman? We’ll see.
Secara keseluruhan, film ini memiliki keunggulan yang dijamin akan menghibur para pencinta film action. Walau begitu, ada beberapa bagian yang terkesan tipikal dan klasik, seperti penggambaran karakter Alex Hooper yang awalnya adalah pribadi yang tidak bisa diandalkan karena sifatnya yang semaunya sendiri, kemudian sifat itu berubah drastis ketika menyaksikan kematian kakaknya. Dari seseorang yang bukan siapa-siapa dan cenderung diremehkan, Alex berubah menjadi seseorang yang diandalkan dan diharapkan banyak orang.
Jika Anda mencari tontonan yang menghibur sekaligus mendebarkan untuk mengisi akhir pekan Anda, film ini bisa dijadikan pertimbangan. Selamat menonton!
Tanggal rilis:
11 April 2012 (Indonesia, Inggris)
Genre:
Action, sci-fi
Durasi:
131 menit
Sutradara:
Peter Berg
Pemain:
Taylor Kitsch, Alexander Skarsgård, Brooklyn Decker, Rihanna, Liam Neeson, Tadanobu Asano
Studio:
Bluegrass Films

No comments:

Post a Comment