Battleship: Pertempuran Laut yang Tidak Boleh Dilewatkan!
Jika di masa kecil Anda pernah bermain board game bernama Battleship, mungkin Anda akan mengetahui dari mana ide cerita film ini diambil. Yap! Film ini merupakan adaptasi dari board game besutan Hasbro. Apakah film ini akan mendulang sukses seperti film adaptasi lainnya yang sejenis, seperti Transformers atau G.I Joe?
Sutradara film ini, Peter Berg (Hancock) menggandeng Taylor
Kitsch, Alexander Skarsgård, Liam Neeson, dan juga Rihanna untuk
menguatkan film ini. Taylor Kitsch berperan sebagai Alex Hooper,
pahlawan dari film ini yang memimpin pertempuran melawan kapal-kapal
alien yang memiliki teknologi jauh lebih canggih dan mematikan. Film ini
diawali dengan cerita ditemukannya sebuah planet yang mirip bumi dan
NASA berusaha mengirimkan sinyal kepada planet tersebut. Setelah
beberapa waktu, bumi kedatangan beberapa benda asing yang mendarat di
perairan beberapa negara, termasuk perairan AS di Hawaii. Di saat dan
tempat yang bersamaan, AU AS dan Jepang sedang mengadakan pelatihan
perang bersama. Mereka pun terlibat peperangan laut yang menelan banyak
jiwa.
Alex Hooper memegang kendali penuh atas kapal terakhir yang masih
bertahan, John Paul Jones, ketika kapten kapal lainnya gugur dalam
peperangan, termasuk kakaknya, Stone Hooper (Alexander Skarsgård). Misi
Alex adalah menghentikan upaya para alien untuk menghubungi planetnya
dan menghancurkan kapal-kapal yang terus membombardir mereka dengan
peluru-peluru mematikan.
Peperangan Laut yang Mendebarkan
Cerita mengenai kedatangan alien yang membawa banyak armada untuk
menduduki bumi dengan cara kekerasan sudah digunakan di banyak film.
Tema ini menjadi tema yang sangat umum. Pertanyaannya, apa kelebihan
film gubahan Peter Berg yang satu ini dengan film-film sejenis lainnya
yang sudah pernah ada?
Berbeda dengan film-film sejenis lainnya, Battleship
memusatkan peperangan di perairan. Menurut saya, ide cerita film ini
cukup pintar karena sang penulis naskah berhasil mengondisikan keadaan
yang membuat peperangan yang terjadi hanya di perairan ini terlihat
sangat masuk akal dan fantastis. Awalnya, saya melihat ide film ini
sangat mengada-ada ketika tiga kapal perang AS—yang kemudian menyusut
menjadi satu kapal saja karena dua lainnya berhasil ditenggelamkan
dengan sangat mudah oleh para alien—melawan banyak kapal perang
alien—ditambah satu kapal induk—dengan teknologi supercanggih. Namun,
saya memuji para penulis naskah, Jon Hoeber dan Erich Hoeber, karena
telah menyusun rangkaian cerita yang membuat keadaan mustahil tersebut
menjadi sangat masuk akal. Kuncinya ada di kepintaran dan ketepatan
berpikir dari karakter Alex Hooper—yang dikisahkan awalnya disepelekan
oleh kesatuannya karena banyak membuat masalah. Bagi Anda yang menyukai
game dan film yang penuh strategi, Anda akan sangat menyukai film ini.
Untuk sebuah film action, durasi lebih dari 100 menit tentunya akan
sangat memuaskan penontonnya. Anda akan melihat adegan peperangan yang
menegangkan dengan desingan peluru dan meriam yang nyaris tidak pernah
berhenti. Sebuah adaptasi yang apik dan modern, mengingat permainan
aslinya dirilis pertama kali di era 30-an.
Satu hal yang patut disyukuri, film ini tidak dirilis dalam format 3D. Mengingat kembali pengalaman 3D yang disajikan Transformers 3
yang hanya memberikan efek memusingkan, saya memuji keputusan Peter
Berg untuk tidak mengonversi film ini dalam 3D. Film ini sudah terlihat
keren tanpa sentuhan teknologi tersebut.
Film ini memiliki kualitas yang baik dari segi ide cerita, teknologi
yang digunakan, sampai akting para pemainnya. Aktor senior asal Inggris,
Liam Neeson, mengambil peran sebagai laksamada yang memimpin pelatihan
perang—yang sayangnya tidak bisa ikut berperang melawan alien karena
kapalnya tidak bisa melewati pelindung yang dibuat para alien untuk
mengepung sebuah pulau dan tiga kapal lain. Seperti biasanya, Liam
Neeson selalu mendapatkan peran yang sesuai dengan pembawaannya yang
kharismatik dan berwibawa sehingga aktingnya di film ini tidak diragukan
lagi.
Selain itu, ada yang istimewa dari film ini karena menjadi film
perdana Rihanna unjuk kebolehan dalam berakting. Harus saya akui,
Rihanna memberikan penampilan yang sangat baik di awal-awal karirnya
sebagai pemain film. Apalagi, perannya di film ini cukup krusial, bukan
peran asal lewat yang semakin membuat penonton bisa melihat kualitas
aktingnya. Apakah ini akan menjadi awal dari kelanjutan karir Rihanna di
industri perfilman? We’ll see.
Secara keseluruhan, film ini memiliki keunggulan yang dijamin akan
menghibur para pencinta film action. Walau begitu, ada beberapa bagian
yang terkesan tipikal dan klasik, seperti penggambaran karakter Alex
Hooper yang awalnya adalah pribadi yang tidak bisa diandalkan karena
sifatnya yang semaunya sendiri, kemudian sifat itu berubah drastis
ketika menyaksikan kematian kakaknya. Dari seseorang yang bukan
siapa-siapa dan cenderung diremehkan, Alex berubah menjadi seseorang
yang diandalkan dan diharapkan banyak orang.
Jika Anda mencari tontonan yang menghibur sekaligus mendebarkan untuk
mengisi akhir pekan Anda, film ini bisa dijadikan pertimbangan. Selamat
menonton!
Tanggal rilis:
11 April 2012 (Indonesia, Inggris)
11 April 2012 (Indonesia, Inggris)
Genre:
Action, sci-fi
Action, sci-fi
Durasi:
131 menit
131 menit
Sutradara:
Peter Berg
Peter Berg
Pemain:
Taylor Kitsch, Alexander Skarsgård, Brooklyn Decker, Rihanna, Liam Neeson, Tadanobu Asano
Taylor Kitsch, Alexander Skarsgård, Brooklyn Decker, Rihanna, Liam Neeson, Tadanobu Asano
Studio:
Bluegrass Films
Bluegrass Films
No comments:
Post a Comment